Riwayat Pendidikan Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Anggota TNI yang Jadi Korban Ledakan Amunisi di Garut
Sosok Kolonel Cpl Antonius Hermawan menjadi salah satu korban jiwa dalam insiden ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025). Ia sebelumnya menjabat sebagai Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD (Puspalad).
Diberitakan sebelumnya, belasan orang meninggal dunia dalam kegiatan pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025).
Tragedi tersebut menyita perhatian masyarakat karena memakan korban jiwa, termasuk dari warga sipil.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengungkap bahwa ledakan amunisi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terjadi di salah satu lubang amunisi afkir atau tidak layak pakai.
Dari sekian korban, salah satunya Kolonel Cpl Antonius Hermawan.
Riwayat Pendidikan Kolonel Cpl Antonius Hermawan
Kolonel Cpl Antonius Hermawan menjadi salah satu korban jiwa dalam insiden ledakan pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat. Selama hidupnya, ia diketahui memiliki riwayat pendidikan militer yang terdokumentasi dengan baik.Lulus dari pendidikan menengah, Antonius Hermawan memutuskan untuk masuk TNI. Ia kemudian bergabung dengan Akademi Militer (Akmil) dan lulus pada 1997.
Pendidikan di Akmil menjadi tonggak awal kariernya sebagai perwira TNI Angkatan Darat (AD). Di sini, ia mendapat banyak pembelajaran yang membekalinya.
Selain pendidikan militer, Antonius Hermawan juga memiliki gelar akademik. Hal ini diketahui berdasarkan gelar yang tersemat di namanya, yakni Kolonel Cpl Antonius Hermawan S.T., M.M.
Gelar-gelar tersebut menunjukkan bahwa Antonius kemungkinan pernah menempuh pendidikan tinggi di bidang teknik dan manajemen. Studinya mungkin diambil melalui program pendidikan lanjutan yang diselenggarakan oleh institusi militer atau universitas sipil yang bekerja sama dengan TNI.
Sayangnya, tidak ada informasi spesifik mengenai institusi atau tahun perolehan gelar ST dan MM Antonius Hermawan. Sebab, sumber yang tersedia hanya menyebutkan gelar tersebut tanpa detail lebih lanjut.
Sumber-sumber yang ada juga tidak menyebutkan pendidikan militer lanjutan seperti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) atau kursus khusus lainnya.
Terlepas dari itu, bekal pendidikannya mendukung kapasitasnya dalam menangani tugas-tugas administratif dan teknis. Hal ini termasuk seperti saat menjabat sebagai Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD.
Demikian ulasan mengenai riwayat pendidikan Kolonel Cpl Antonius Hermawan, anggota TNI yang jadi korban ledakan amunisi di Garut.





