Profil Desa Maya Waltraud Maiyer, Ibunda Luna Maya
Desa Maya Waltraud Maiyer bukan sekadar ibu Luna Maya, tapi juga sosok inspiratif yang perjalanan hidupnya mencerminkan kekuatan, keberanian, dan kasih sayang tanpa batas.
Lahir di Austria dan sempat menjadi guru taman kanak-kanak, kehidupan Desa Maya Waltraud Maiyer berubah saat jatuh cinta pada budaya Bali dan memilih menetap di sana.
Menjadi janda di usia muda, ia membesarkan ketiga anaknya seorang diri di tengah tantangan hidup. Termasuk Luna Maya yang kini menjadi salah satu artis paling berpengaruh di Indonesia.
Profil lengkap Desa Maya menggambarkan potret perempuan luar biasa yang membesarkan anak-anaknya dengan penuh dedikasi di negeri yang jauh dari tanah kelahirannya, dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (7/5/2025).
Profil Desa Maya Waltraud Maiyer
Foto/Instagram @lunamayaDesa Maya lahir di Austria dan mengawali kariernya sebagai guru taman kanak-kanak. Sejak muda, ia memiliki jiwa petualang yang membawanya menjelajahi berbagai negara Eropa.
Salah satu momen penting dalam hidupnya terjadi ketika ia tinggal di Swiss. Di sana, ia melihat seseorang mengenakan kebaya khas Bali, yang langsung mencuri perhatiannya. Ketertarikan pada pakaian tradisional itu membuatnya penasaran dengan budaya Bali.
Dorongan rasa ingin tahu itu membawanya untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Setibanya di Bali, Desa Maya jatuh cinta pada pesona alam dan budaya lokal. Kesan mendalam dari kunjungan pertamanya membuatnya kembali lagi dan pada kunjungan keduanya, ia bertemu dengan pria Indonesia yang kelak menjadi pendamping hidupnya.
Cinta dan Kehidupan Keluarga di Bali
Perjumpaan dengan Uut Bambang Sugeng, pria asal Cirebon dan Bojonegoro, menjadi awal kisah cinta yang bermakna. Mereka menikah dan menetap di Bali. Dari pernikahan ini, lahirlah tiga anak yakni Ismael Dully, Tipi Jabrik, dan Luna Maya.
Namun kebahagiaan mereka diuji ketika Uut meninggal dunia pada tahun 1996. Saat itu, Luna masih berusia 13 tahun. Sebagai seorang janda dan ibu tiga anak, Desa Maya menghadapi kenyataan pahit tersebut dengan penuh ketegaran.
Foto/Instagram @lunamayaFoto/Instagram @lunamayaIa memilih tetap tinggal di Bali dan membesarkan ketiga anaknya seorang diri. Tak hanya sebagai ibu, Desa Maya juga berperan ganda sebagai pembimbing dan pendidik dalam keluarga.
Ia membesarkan anak-anaknya dengan nilai-nilai kebebasan berpikir, disiplin, dan penghargaan terhadap budaya. Didikan ini terbukti berbuah manis. Tipi Jabrik menjadi atlet dan pegiat surfing, Ismael sukses dengan karier musiknya, dan Luna Maya meraih puncak karier sebagai aktris papan atas Indonesia.
Desa Maya dan Luna Maya memiliki hubungan yang unik. Dalam berbagai wawancara, Luna tak menampik bahwa ia dan ibunya kerap berdebat. Namun, di balik dinamika itu, terdapat kasih sayang dan kedekatan emosional yang kuat.
Luna menggambarkan hubungan mereka seperti “anjing dan kucing", penuh gesekan tetapi tak terpisahkan. Meski berbeda pandangan, Luna sangat menghargai peran ibunya yang membesarkan mereka tanpa keluhan. Ia memahami bahwa semua nasihat ibunya lahir dari cinta dan keinginan untuk melihat anak-anaknya sukses dan bahagia.
Kehidupan di Masa Tua
Kini memasuki usia 79 tahun, Desa Maya masih aktif dan mandiri di Bali. Ia dikenal sebagai sosok yang penuh energi, tidak bergantung pada orang lain, dan tetap menjunjung tinggi gaya hidup sederhana.
Dalam beberapa momen publik, Luna Maya pernah membagikan potret kebersamaan dengan sang ibu. Termasuk saat merayakan ulang tahun ke-79 Desa Maya dalam suasana akrab dan penuh kehangatan.
Meski usianya tak lagi muda, Desa Maya tetap menjadi pusat kekuatan dan inspirasi bagi keluarganya, terutama Luna.










