Hampir 30 Tahun Berlalu, Pengawal Ini Bongkar Kengerian Malam Kematian Putri Diana

Hampir 30 Tahun Berlalu, Pengawal Ini Bongkar Kengerian Malam Kematian Putri Diana

Gaya Hidup | sindonews | Selasa, 29 April 2025 - 06:00
share

Hampir 30 tahun setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Putri Diana, pengawalnya yang selamat, Trevor Rees-Jones, akhirnya mengungkapkan beban emosional yang terus menghantuinya hingga kini. Ia mengakui masih dihantui rasa bersalah atas insiden maut yang menewaskan Diana, Dodi Al Fayed, dan sopir mereka, Henri Paul.

Rees-Jones, yang saat itu merupakan karyawan Mohamed al-Fayed, ayah Dodi Al Fayed dan pemilik Hotel Ritz Paris ditugaskan mengawal Putri Diana dan Dodi pada malam naas 31 Agustus 1997. Setelah meninggalkan Hotel Ritz, mobil mereka melaju kencang di terowongan Pont de l'Alma untuk menghindari paparazzi, sebelum akhirnya menabrak tiang beton dan menghancurkan kendaraan.

Dalam kecelakaan itu, Rees-Jones mengalami luka berat di kepala dan dada. Ia harus menjalani operasi rekonstruksi wajah dengan bantuan foto lama dan 150 potong titanium. Rees-Jones kemudian menghabiskan lima minggu di rumah sakit, berjuang memulihkan diri dari luka fisik maupun trauma psikologis.

Dalam kesaksian di penyelidikan tahun 2008, Rees-Jones mengaku samar-samar mengingat suara perempuan memanggil nama Dodi setelah kecelakaan, yang ia yakini sebagai suara ibunda Pangeran William dan Pangeran Harry itu. Namun, ia juga mengakui bahwa ingatan tersebut kerap membuatnya meragukan dirinya sendiri.

Foto/Radar Online

"Saya sering merasa gila memikirkan 'seandainya saja' dan pertanyaan itu terus berulang di kepala saya," kata Rees-Jones dilansir dari Radar Online, Selasa (29/4/2025).

Rees-Jones juga berbagi keraguannya atas keputusan pada malam itu, terutama strategi Dodi untuk memecah tim pengamanan dengan mengalihkan perhatian paparazzi. Ia menambahkan bahwa dirinya tidak menyadari Henri Paul berada di bawah pengaruh alkohol saat mengemudikan mobil.

"Henri Paul seharusnya tidak mengemudi dalam kondisi itu. Jika saya tahu ia mabuk atau mengemudi terlalu cepat hingga berbahaya, saya pasti sudah memperingatkannya," jelasnya.

Dalam bukunya tahun 2000 The Body Guard's Story: Diana, The Crash and The Sole Survivor, Rees-Jones mengungkapkan rasa bersalah yang mendalam. Ia menulis bahwa dirinya merasa gagal melindungi Dodi dan mantan istri Raja Charles III itu saat bertugas.

"Saya dibayar untuk menjaga mereka tetap aman. Fakta bahwa mereka meninggal saat saya bertugas adalah beban yang akan saya bawa selamanya. Terkadang saya berpikir, seandainya saya saja yang meninggal malam itu, semuanya mungkin akan lebih mudah," tulisnya.

Di sisi lain, laporan juga menyebut bahwa Raja Charles III, yang saat itu masih menjadi Pangeran Wales, diyakini dihantui rasa bersalah atas kematian mantan istrinya. Seorang sumber kerajaan mengklaim bahwa ayah dua anak itu menyadari bahwa ketidakbahagiaannya dalam pernikahan, serta hubungannya dengan Camilla, mendorong Diana mencari pelarian, yang akhirnya mempertemukannya dengan Dodi.

"Charles mungkin tidak pernah mengakui secara terbuka, tetapi dia tahu betapa dalam luka yang ia timbulkan pada Diana. Ia memahami bahwa ketidakbahagiaan itulah yang menuntun Diana menuju tragedinya," ujar sumber tersebut.

Lebih jauh lagi, disebutkan bahwa rasa bersalah tersebut menjadi bagian dari dinamika keluarga kerajaan hingga hari ini. Sang sumber mengungkapkan bahwa Charles bahkan memberikan ultimatum kepada putra sulungnya, Pangeran William, agar kelak setelah menjadi raja, ia menjaga martabat ibu sambungnya, Camilla dengan ancaman bahwa Harry dan Meghan Markle bisa dikeluarkan sepenuhnya dari lingkungan kerajaan jika melanggar batas.

Topik Menarik