Demi Keutuhan Rumah Tangga, Paula Verhoeven Rela Minta Maaf Saat Dimaki Depan Orang Banyak

Demi Keutuhan Rumah Tangga, Paula Verhoeven Rela Minta Maaf Saat Dimaki Depan Orang Banyak

Gaya Hidup | sindonews | Kamis, 24 April 2025 - 05:30
share

Paula Verhoeven mencurahkan isi hatinya terkait badai yang menerpa rumah tangganya hingga berujung perceraian. Kepada Denny Sumargo, Paula Verhoeven mengaku bahwa dirinya menyadari banyak kekurangan sebagai istri. Paula menyadari dia bukan lah istri yang sempurna, tapi dia telah berusaha memberikan yang terbaik.

Paula meyakini jika dia sudah berusaha maksimal menjadi istri yang baik, tak akan ada penyesalan ketika rumah tangganya harus berakhir.

"Karena di situ aku tidak mau ada penyesalan. Di saat aku let go ini semua, aku tidak menyesal, kenapa? Karena aku sudah di titik yang paling maksimal," kata Paula Verhoeven dikutip dari kanal YouTube Denny Sumargo, Rabu (23/4/2025).

Paula Verhoeven bahkan mengaku tak masalah jika harus mengalah dan meminta maaf ketika suaminya memakinya di depan banyak orang. Paula selalu berusaha pasrah meski kadang bukan dia yang salah.

"Kasarnya nih, aku sampai dimaki-maki di depan orang aja aku sampai bilang 'iya sayang, maaf ya'. Aku sudah di titik itu, aku sudah cukup buat diri aku, 'maaf ya sayang'. Kadang yang susah adalah ketika kita tidak melakukan kesalahan, kita harus minta maaf. Aku sudah di titik itu, 'maaf ya sayang, aku salah'," lanjutnya.

Denny Sumargo dibuat takjub karena sikap Paula yang jarang terjadi dimana dia menurunkan ego untuk meminta maaf, meski di saat dirinya tidak bersalah.

Paula Verhoeven mengaku sikapnya itu semata-mata karena dia ingin mempertahankan rumah tangganya. Terlepas apapun yang terjad, Paula tak ingin keluarga kecilnya itu hancur.

"Karena aku mau mempertahankan rumah tangga ini. Karena aku tidak ada background perpisahan, jadi aku tidak mau keluargaku tepisah," tandasnya.

Paula juga berusaha untuk mengesampingkan ego sebagai istri yang kerap ingin bermanja-manja dengan suami. Paula berusaha bersyukur dengan kondisi apapun dalam rumah tangganya.

"Misal aku penginnya diperhatiin, ditelepon terus, misalnya, contoh. Tapi kalau aku fokus ke situ terus, ya aku akan ngerasa kurang terus," ujarnya.

Paula juga berusaha semaksimal mungkin menjadi istri yang baik. Tapi dia tidak bisa mengontrol kepuasan suaminya terhadap tanggungjawabnya sebagai seorang istri.

"Makanya gimana caranya saat aku menikah, aku mencukupkan diri aku, aku berusaha maksimal mungkin, apa yang dia mau, aku lakukan. Itu aja. Perkara beliau menerima, atau puas dan tidak puas, itu sudah bukan ranah aku," lanjutnya.

Topik Menarik