Merayakan Cinta Lebih Bermakna Lewat Musikal Sinematik City of Love 

Merayakan Cinta Lebih Bermakna Lewat Musikal Sinematik City of Love 

Gaya Hidup | inews | Minggu, 16 Februari 2025 - 10:01
share

JAKARTA, iNews.id - Bertepatan dengan Hari Valentine yang penuh cinta, Warisan Budaya Indonesia Foundation mempersembahkan musikal sinematik 'City of Love' untuk memperlihatkan kisah cinta yang penuh makna. 

City of Love mengeksplorasi sejarah Indonesia di era 1930-an yang dibalut dengan perjalanan cinta. Melalui City of Love, sutradara Hanung Bramantyo memperlihatkan bahwa sejarah tidak membosankan ketika dibalut romansa. 

Dikemas dengan latar belakang era tahun 1930 hingga 1950, musikal sinematik ini sarat dengan detail busana dan dandanan di era tersebut, serta setting panggung yang menawan. Selama pertunjukan, penonton juga bisa menikmati alunan orkestra Tohpati yang baru pertama kali berkolaborasi dengan Hanung Bramantyo. 

Sekitar 16 lagu terpilih disuguhkan untuk musikal sinematik ini, seperti Cinta, Anak Jalanan, Bagaikan Langit, Lagu Cinta, dan masih banyak lagi.

Penonton 'City of Love' juga dimanjakan dengan pengalaman imersif dan spektakuler. Karena panggungnya didesain menggunakan rotator berdiameter 18 meter, enam sisi LED berbeda, membawa penonton dalam suasana cerita yang menghanyutkan, serta layar terbesar di atas panggung, sehingga mendapat apresiasi oleh Museum Rekor Indonesia sebagai pertunjukan panggung Indonesia dengan sentuhan kelas dunia.

Musikal sinematik 'City of Love' diproduksi oleh Warisan Budaya Indonesia Foundation, yang diketuai Yanti Airlangga. Tema yang diangkat pun sejalan dengan visi Warisan Budaya Indonesia Foundation yang concern terhadap pelestarian budaya.

Musikal sinematik ini juga punya makna mendalam bagi Hanung karena menandai dirinya kembali pulang ke panggung teater. Hanung yang lahir dari dunia teater hingga malang melintang di dunia perfilman Tanah Air, akhirnya mendapat kesempatan untuk kembali. 

Hanung begitu antusias lantaran drama musikal ini memberikan nuansa baru dengan memadukan unsur teater dan sinema yang disebut musikal sinematik. Hanung merasa beruntung bisa dipercaya oleh Warisan Budaya Indonesia Foundation.

Terlebih, Hanung punya mimpi besar untuk memeriahkan kembali panggung teater. Dia melihat rekan-rekan di dunia perfilman begitu antusias untuk menghidupkan kembali dunia teater dan drama musikal sehingga kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik olehnya agar teater tetap relevan dan terus dinikmati oleh generasi muda.

"Ini drama musikal yang dekat dengan dunia saya, yaitu sinema. Jadi lahirlah musikal sinematik," ujar Hanung Bramantyo, belum lama ini. 

Hanung Bramantyo menggandeng nama-nama tersohor di bidangnya seperti Agus Noor sebagai penulis naskah, Tohpati sebagai penata musik, Titien Wattimena, dan Taba Sanchabachtiar untuk pengaturan artistik panggung. 

Sementara pemerannya memadukan sederet bintang muda berbakat seperti Devano (Sandya) dan Maisha Kanna (Kala), bersama musisi kenamaan seperti Marcell Siahaan (Badai), dan Andien, serta aktor kawakan seperti Widyawati, Niniek L. Karim, Lukman Sardi, dan Yanti Airlangga. 

Di tengah pertunjukan, hadir Reza Rahadian sebagai kejutan istimewa untuk penonton.

Topik Menarik