Meghan Markle Dihina Donald Trump, Disebut Istri Mengerikan dan Beban bagi Pangeran Harry

Meghan Markle Dihina Donald Trump, Disebut Istri Mengerikan dan Beban bagi Pangeran Harry

Gaya Hidup | sindonews | Minggu, 9 Februari 2025 - 17:00
share

Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara blak-blakan menghina Meghan Markle, istri Pangeran Harry. Trump mengatakan bahwa Meghan merupakan istri yang mengerikan bagai sang pangeran.

Komentar tersebut muncul beberapa jam setelah Meghan Markle dan Pangeran Harry menghadiri makan malam pra-kompetisi menjelang Invictus Games. Dalam wawancara dengan New York Post, Donald Trump menyinggung status visa pangeran 40 tahun itu dan menyatakan bahwa ia tidak berencana untuk mendeportasi sang Duke.

"Saya tidak akan melakukan itu, saya akan membiarkannya sendiri," kata Trump saat membahas isu visa Harry dilansir dari Geo TV, Minggu (9/2/2025).

Pernyataan ini bertepatan dengan keberangkatan Harry dan Meghan dari Amerika Serikat ke Kanada, tempat mereka menghadiri Invictus Games. Menurut laporan GB News, Trump menyindir perempuan 43 tahun itu dalam komentarnya.

Foto/Reuters

"Dia sudah punya cukup banyak masalah dengan istrinya. Istrinya itu mengerikan," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Trump memuji kakak laki-laki Harry, Pangeran William, yang ditemuinya secara pribadi di Paris pada bulan Desember 2024 selama upacara pembukaan kembali Katedral Notre-Dame.

"Saya pikir William adalah pemuda yang hebat," ujarnya.

Tahun lalu, Trump menyatakan bahwa jika pangeran 40 tahun itu terbukti berbohong dalam permohonan visanya terkait riwayat penggunaan narkoba, ia akan mengambil tindakan yang tepat jika kembali memenangkan pemilu. Trump juga tidak menutup kemungkinan bahwa adik William itu bisa kehilangan hak tinggal di Amerika Serikat.

Dalam wawancara dengan Nigel Farage, seorang presenter dan kritikus putra bungsu Raja Charles III, Trump menegaskan bahwa pemohon visa AS diwajibkan mengungkapkan riwayat penggunaan narkoba. Berbohong dalam aplikasi visa dapat berujung pada hukuman, termasuk kemungkinan deportasi.

Harry sendiri telah tinggal di California sejak 2020 dan mengakui penggunaan narkoba di masa lalu dalam memoarnya, Spare. Hal ini memicu gugatan dari Heritage Foundation, lembaga pemikir konservatif, terhadap Departemen Keamanan Dalam Negeri AS untuk membuka catatan imigrasi Harry. Seorang hakim akhirnya memutuskan bahwa rincian terkait permohonan visa sang pangeran harus diserahkan ke pengadilan.

Saat ditanya apakah Harry mendapat hak istimewa jika terbukti berbohong dalam permohonan visanya, Trump menjawab tegas. "Tidak. Kita harus mencari tahu apakah ada informasi terkait narkoba, dan jika dia berbohong, mereka harus mengambil tindakan yang tepat," ujarnya.

Ketika Farage menanyakan apakah hal itu berarti Harry tidak akan bisa tinggal di Amerika, Trump memiliki jawabannya sendiri. "Oh, saya tidak tahu. Anda harus memberi tahu saya. Saya yakin mereka sudah mengetahui hal ini sejak lama," ungkapnya.

Sejak meninggalkan tugas kerajaan dan menetap di California, Harry dan Meghan kerap mengungkapkan ketegangan dengan Keluarga Kerajaan Inggris. Melalui wawancara dengan Oprah Winfrey pada 2021, serial dokumenter Netflix, serta memoar Harry, mereka mengklaim bahwa Keluarga Kerajaan dan para stafnya gagal melindungi mereka dari pers yang bersikap tidak bersahabat serta turut membocorkan berita negatif tentang mereka.

Kontroversi ini semakin memicu perdebatan, terutama di kalangan pendukung Keluarga Kerajaan dan pihak konservatif di Amerika Serikat, yang mempertanyakan status Harry sebagai penduduk tetap di negara tersebut.

Topik Menarik