7 Ibu Negara Tercantik di Dunia, Pesona dan Kharisma Pendamping Pemimpin Dunia

7 Ibu Negara Tercantik di Dunia, Pesona dan Kharisma Pendamping Pemimpin Dunia

Gaya Hidup | sindonews | Kamis, 6 Februari 2025 - 16:40
share

Para ibu negara tercantik di dunia menjadi simbol kecantikan dan keanggunan yang memukau dengan pesona dan kharismanya masing-masing. Tak hanya mendampingi pemimpin dunia, sejumlah ibu negara ini juga sering mencuri perhatian karena kecantikan mereka. Dalam sejarah kepemimpinan dunia, peran seorang ibu negara tak hanya sebatas mendampingi sang pemimpin, tetapi juga menjadi simbol kecantikan, kharisma, dan kecerdasan. Beberapa ibu negara bahkan menjadi ikon mode dan inspirasi bagi banyak wanita di seluruh dunia.

Dengan pesona alami serta perannya yang berpengaruh di bidang sosial dan kemanusiaan, mereka kerap mencuri perhatian publik. Dari kecantikan yang klasik hingga elegan, inilah tujuh ibu negara tercantik di dunia dilansir dari berbagai sumber, Kamis (6/2/2025).

7 Ibu Negara Tercantik di Dunia

1. Ratu Rania - Ratu Yordania

Foto/People

Lahir pada 31 Agustus 1970 dengan nama Rania Al-Yasin, Ratu Rania Al-Abdullah, adalah istri Raja Abdullah II dan telah menjadi permaisuri Yordania sejak 1999. Dikenal sebagai pemimpin modern dan progresif, ia aktif dalam advokasi hak-hak perempuan, pendidikan, pemberdayaan pemuda, serta inovasi dan teknologi.

Lahir di Kuwait dari orang tua Palestina, Ratu Rania menempuh pendidikan di New English School dan memperoleh gelar Administrasi Bisnis dari Universitas Amerika di Kairo pada 1991. Sebelum menikah dengan Pangeran Abdullah pada 1993, ia bekerja di sektor perbankan dan teknologi informasi. Pasangan ini memiliki empat anak yaitu Pangeran Hussein, Putri Iman, Putri Salma, dan Pangeran Hashem.

Ratu Rania berkomitmen terhadap revitalisasi pendidikan publik, perlindungan anak dan keluarga, serta membangun dialog antarbudaya. Ia juga dikenal sebagai advokat toleransi dan pemahaman antaragama. Kepribadiannya sering dikaitkan dengan tipe ENFJ, yang mencerminkan kehangatan, empati, dan karisma sebagai pemimpin.

2. Latifa Al Daroubi Ibu Negara Suriah

Foto/Goftar News

Latifa Al Daroubi, juga dikenal sebagai Latifa al-Sharaa, lahir pada 1984 dan memiliki gelar master dalam bahasa dan sastra Arab. Ia adalah ibu dari tiga putra dan berasal dari keluarga Al Daroubi di Homs, yang memiliki reputasi kuat di Suriah.

Meskipun jarang difoto, kemunculannya baru-baru ini dalam pertemuan dengan delegasi wanita Suriah dari AS dan saat menjalankan ibadah umrah menarik perhatian publik. Para peserta pertemuan menggambarkannya sebagai wanita berbudaya, percaya diri, dan elegan. Ia mengenakan hijab tanpa niqab dan berpakaian khas wanita berhijab di Suriah.

Presiden Suriha Ahmad Al Sharaa memperkenalkan Latifa sebagai istri satu-satunya yang sangat dicintainya, yang mencerminkan tradisi Suriah bahwa wanita memiliki peran penting dalam keluarga. Keluarga Al Daroubi sendiri memiliki sejarah melahirkan banyak ulama dan tokoh terkemuka di Suriah.

3. Putri Lalla - Permaisuri Putri Moroko

Foto/Assahifa

Putri Lalla Salma, lahir dengan nama Salma Bennani pada 10 Mei 1978 di Fes, Maroko. Ia kehilangan ibunya pada usia tiga tahun dan dibesarkan oleh nenek dari pihak ibu di Rabat. Ia menempuh pendidikan di Lycee Hassan II, Lycee Moulay Youssef, dan Ecole nationale superieure d'informatique et d'analyse des systemes. Lalla Salma memperoleh gelar teknik dari Ecole Nationale Superieure dInformatique et dAnalyse de Systemes di Maroko.

Ia fasih berbahasa Arab dan Prancis serta berbicara bahasa Spanyol dan Inggris. Lalla Salma bertemu Raja Mohammed VI pada 1999 dan menikah pada 2002. Pernikahannya bersifat revolusioner karena ia menjadi istri pertama Raja Maroko yang diberikan gelar Putri dan tampil di hadapan publik. Ia mengambil peran sebagai Ibu Negara, menjamu pemimpin asing, dan mendampingi Raja dalam perjalanan luar negeri.

Raja Mohammed VI juga mengumumkan bahwa ia tidak akan mempraktikkan poligami. Pasangan ini memiliki dua anak yaitu Putra Mahkota Moulay Hassan (lahir 2003) dan Putri Lalla Khadija (lahir 2007). Putri Lalla Salma mendirikan Yayasan Lalla Salma untuk memerangi kanker pada 2005 dan menjadi Duta Besar Niat Baik untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ia juga aktif dalam upaya pencegahan HIV dan AIDS di Afrika.

Setelah 16 tahun menikah, pada 2018 dilaporkan bahwa Raja Mohammed VI dan Putri Lalla Salma telah bercerai. Sejak Desember tahun tersebut, ia tidak lagi muncul di hadapan publik.

4. Mehriban Aliyeva Ibu Negara Azerbaijan

Foto/The Women Leaders Magazine

Mehriban Arif Qizi Aliyeva lahir pada 26 Agustus 1964 di Baku, Azerbaijan, dalam keluarga berpengaruh. Kakeknya adalah penulis Mir Jalal Pashayev, sedangkan ayahnya, Arif Pashayev, adalah Rektor Akademi Penerbangan Nasional di Baku. Ia menyelesaikan pendidikan menengah dengan pujian pada 1981 dan lulus dengan pujian dari Institut Medis Negara Moskow Pertama pada 1988, melanjutkan residensi klinis dalam penyakit mata hingga 1990.

Dari 1990 hingga 1995, ia bekerja di Lembaga Penelitian Penyakit Mata di Moskow dan memperoleh gelar Ph.D. dalam filsafat pada 2005. Pada 1995, ia mendirikan Yayasan Kebudayaan Azerbaijan dan majalah Azerbaijan - Heritage pada 1996 untuk mempromosikan budaya negaranya. Pada 2004, ia mendirikan Yayasan Heydar Aliyev, yang terlibat dalam pembangunan sekolah, rumah sakit, serta proyek restorasi budaya, termasuk di Museum Louvre dan Istana Versailles.

Ia menjadi anggota Dewan Politik Partai Azerbaijan Baru sejak 2004 dan terpilih menjadi anggota parlemen pada 2005. Ia memperjuangkan undang-undang amnesti yang membebaskan lebih dari 30.000 tahanan antara 20072016. Pada 21 Februari 2017, ia diangkat sebagai Wakil Presiden Pertama Azerbaijan oleh suaminya, Ilham Aliyev. Aliyeva adalah Duta Besar Muhibah UNESCO dan ISESCO serta menjabat sebagai Presiden Federasi Senam Azerbaijan sejak 2002. Ia juga menjadi anggota Komite Eksekutif Komite Olimpiade Nasional Azerbaijan.

5. Jetsun Pema - Ratu Bhutan

Foto/South China Morning Post

Jetsun Pema lahir pada 4 Juni 1990 di Thimphu, Bhutan, dari pasangan Dhondup Gyaltshen dan Aum Sonam Choki. Ia berasal dari keluarga bangsawan dan merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Jetsun Pema menempuh pendidikan di Regent's College, London, dan lulus dengan gelar Hubungan Internasional serta minor dalam psikologi dan sejarah seni. Ia juga menguasai beberapa bahasa, termasuk Dzongkha, Hindi, dan Inggris.

Jetsun Pema menikah dengan Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck pada 13 Oktober 2011, menjadikannya Druk Gyaltsuen (Ratu Kerajaan Naga) dari Bhutan. Pernikahannya menjadi peristiwa penting dalam sejarah Bhutan. Pasangan kerajaan ini memiliki tiga anak: Jigme Namgyel, Jigme Ugyen, dan Sonam Yangden.

Jetsun Pema pertama kali bertemu dengan Raja Jigme Khesar saat masih kecil. Saat berusia tujuh tahun, ia secara polos menyatakan keinginannya untuk menikah dengannya tanpa mengetahui bahwa ia adalah calon raja. Tersentuh oleh kepolosannya, sang raja berjanji bahwa jika mereka masih lajang dan saling mencintai di masa depan, ia akan menikahinya dan janji itu pun menjadi kenyataan.

Sering dibandingkan dengan Kate Middleton, Jetsun Pema dikagumi karena selera busananya yang elegan dan sering mengenakan pakaian tradisional Bhutan. Ia aktif di media sosial, berbagi momen kehidupan kerajaan di Instagram. Ia juga memiliki minat dalam olahraga, terutama bola basket, serta menyukai seni, musik, dan melukis.

6. Melania Trump - Ibu Negara Amerika

Foto/NBC News

Melania Trump lahir sebagai Melanija Knavs pada 26 April 1970 di Slovenia, yang saat itu masih bagian dari Yugoslavia. Ia memulai karier modeling pada usia 16 tahun dan bekerja di Milan serta Paris sebelum pindah ke New York City pada 1996. Ia berafiliasi dengan Irene Marie Models dan Trump Model Management, serta tampil di berbagai majalah ternama seperti Harpers Bazaar, Vanity Fair, dan Vogue.

Melania Trump menjadi Ibu Negara Amerika Serikat pertama kali pada 20 Januari 2017 dan kembali menjabat sejak 2025 sebagai istri Presiden Donald Trump. Ia adalah wanita kelahiran luar negeri kedua yang memegang jabatan ini setelah Louisa Adams serta Ibu Negara pertama yang merupakan imigran naturalisasi. Selama menjabat, ia fokus pada isu-isu yang berdampak pada anak-anak, termasuk kampanye melawan perundungan siber.

Melania menikah dengan Donald Trump pada 2005 dan menjadi warga negara AS pada 2006. Pasangan ini memiliki seorang putra, Barron Trump, yang lahir di tahun yang sama. Melania dikenal karena gaya busananya serta keterlibatannya dalam kegiatan amal, termasuk perannya sebagai Honorary Chairwoman untuk Martha Graham Dance Company dan Goodwill Ambassador oleh Palang Merah Amerika.

7. Sylvia Bongo Ondimba - Ibu Negara Gabon

Foto/TV5Monde Afrique

Sylvia Bongo Ondimba, lahir sebagai Sylvia Valentin pada 11 Maret 1963 di Paris, menghabiskan masa kecilnya di Kamerun dan Tunisia sebelum pindah ke Gabon pada 1974. Ia menerima pendidikan akademis dan Kristen di Libreville Immaculate Conception Institution serta memperoleh gelar tingkat lanjut (DESS) dalam manajemen perusahaan di Prancis sebelum kembali ke Gabon.

Ayahnya, Edouard Valentin, adalah seorang pengusaha yang memimpin Omnium Gabonais d'Assurances et de Rassurances (OGAR), sementara ibunya, Evelyne Valentin, menjadi sekretaris Presiden Bongo Ondimba. Sylvia memulai karier di perusahaan real estate Gabon Immobilier, di mana ia menjabat sebagai wakil direktur eksekutif. Pada 1990, di usia 25 tahun, ia mendirikan perusahaan manajemen kekayaannya sendiri, Alliance SA.

Pada 2011, ia mendirikan Yayasan Sylvia Bongo Ondimba, yang berfokus pada membantu kelompok rentan dan kurang mampu, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan aksi sosial. Proyeknya mencakup penyediaan kelambu, kursi roda, dan program bagi janda serta masyarakat pedesaan di Gabon. Sylvia menikah dengan Ali Bongo Ondimba pada 1989 dan menjadi Ibu Negara Gabon pada 16 Oktober 2009 setelah suaminya menjabat sebagai presiden.

Mereka memiliki tiga anak yaitu Noureddin Edouard, Jalil, dan Bilal (diadopsi pada 2002). Malika, anak pertama Ali Bongo, berasal dari hubungan sebelumnya. Pada 30 Agustus 2023, Sylvia kehilangan statusnya sebagai Ibu Negara setelah suaminya digulingkan dalam kudeta militer setelah 14 tahun berkuasa. Pada 23 September 2023, ia didakwa atas tuduhan pencucian uang, dan pada 11 Oktober 2023, ia ditangkap serta dipenjara atas dugaan penggelapan uang publik bersama putranya, Noureddin Bongo Valentin.

Topik Menarik