HIKMAH JUMAT : Makna Shalat yang Sejati

HIKMAH JUMAT : Makna Shalat yang Sejati

Gaya Hidup | serpong.inews.id | Jum'at, 10 Januari 2025 - 06:00
share

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma;Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang.

BULAN RAJAB adalah bulan dimana AllahTaalamenurunkan perintah shalat lima waktu dalam sehari semalam bagi seluruh umat Islam.Begitu istimewanya shalat, sehingga perintahnya pun disampaikan secara langsung oleh AllahTaala tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril.

Peristiwa itu terjadi padasaat Baginda Rasulullah SAW diperjalankan oleh AllahTaala dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian dinaikkan hingga langit ketujuhpada suatu malamyang dikenal dengan peristiwa Isra Miraj. Allah SWT berfirman:

Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS. Al-Isra [17]: 1).

Selain keistimewaan di atas, shalat juga merupakan ibadah yang Allah Taala wajibkan kepada seluruh nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al-Quran kita dapat menjumpai banyak ayat yang membahas hal ini.

Salah satunya adalah perintah shalat kepada Nabi Musa ASsebagai berikut:

Ketika mendatanginya (tempat api), dia (Musa) dipanggil,Wahai Musa.Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu,lepaskanlah kedua terompahmu karena sesungguhnya engkau berada di lembah suci, yaitu Tuwa. Aku telah memilihmu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). SesungguhnyaAkuadalahAllah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.(QS. Thaha [20]: 11 14).

Shalat Sebagai Bukti Penghambaan

Jika kita lihat di awal ayat ke-14 Allah Taala mengajarkan tentang konsep tauhid, sebagai ajaranutama dari yang paling utamadalam Islam, kemudian di akhir ayat Allah Taala mewajibkan shalat untuk didirikan.

Berdasarkan ayat di atas, kita dapat memahami bahwa makna shalat yang pertama merupakan bentuk pengakuan yang disertai dengan keyakinan dan pembuktian penghambaan seseorangterhadapAllah Taala.

Shalat merupakan pemisah atau pembeda antara seorang muslim dengan kesyirikan serta kekafiran. Hal ini disampaikan olehBaginda Rasulullah SAWmelalui sabdanya: (Pembatas)antara seorangmuslim dan kesyirikan sertakekafiran adalahmeninggalkanshalat. (HR.Muslim).


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)

ShalatAdalahDzikir

Masih berdasarkan ayat ke-14 surat Thaha di atas, dalam tafsir as-Sadi, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sadi menjelaskan bahwa mengingat nama Allah adalah tujuan yang paling agung, yang dengannya hati menghambakan diri kepada Allah semata. Dengan itu pula, kebahagiaan dapat digapai.

Hati yang kosong dari mengingat Allah, niscaya akan menjadi kosong dari segala kebaikan dan mengalami kerusakan yang parah. Oleh karenanya,makna shalat yang kedua adalah dzikir (mengingat)AllahTaala, yang dengannya hati menjadi tenang.

Jika kita berdzikir (mengingat) Allah, maka Allah pun akan mengingat kita. Dalam surat Al-Baqarah [2] ayat ke-152, Allah Taala berfirman: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

ShalatAdalahDoaDan Penolong

Bacaan di dalam shalat adalah rangkaian doa demi doa yang disampaikan dari awal hingga akhir sholat. Oleh karena itu, shalat merupakan doa sekaligus media terbaik untuk memohon pertolongan kepada AllahTaala. AllahTaalaberfirman:

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(QS. Al-Baqarah [2]: 45 46).

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud bahwaBaginda Rasulullah SAW apabila mengalami masalah yang serius, beliau segera melakukan shalat.

Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman:Hai orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah [2]: 153).

ShalatAdalahCiri Orang Bertakwa

Konsisten menegakkan shalat meerupakan salah satu ciri orang yang bertakwa.Konsisten menegakkan shalatjugasalah satu persyaratan yang harus dimiliki seseorang jika ingin mendapatkan petunjuk dari mempelajari Al-Quran.Allah SWT berfirman:

Kitab (Al-Quran) itu tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(QS. Al-Baqarah [2]: 2 3).


Shalat merupakan doa sekaligus media terbaik untuk memohon pertolongan kepada AllahTaala. (Foto: Ist)

Namun demikian, shalat juga merupakan pembeda antar kufur dan iman. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kufur itu adalah meninggalkan shalat.

ShalatAdalahPencegah Perbuatan Keji Dan Munkar

Shalat yang dikerjakan denganpenuh keikhlasan dan kesadaran akan menanamkan nilai-nilai kebaikan pada diri seseorang. Dengan nilai-nilai kebaikan dari shalat itu, seseorang jadi terhindar dari perbuatan keji dan munkar.

Allah Taala berfirman yang artinya: Bacalah Kitab (Al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut [29]: 45).

Berdasarkan ayat di atas maka sejatinya jika seseorang mendirikan shalat sesuai dengan syarat, rukun, dan ketentuan-ketentuan lainnya, maka shalatdapatmencegah pelakunya dari berbuat keji dan munkar. Shalatdapatmenyebabkan pelakunya selamat di dunia dan di akhirat.

ShalatAdalahPenentu Kebaikan

Selanjutnya,shalat merupakan penentu kebaikan amal seorang muslim, sehingga shalat merupakan amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat. Baginda Rasulullah SAW bersabdayang artinya:

Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.(HR. Ath-Thabrani).

Begitu dahsyatnya shalat. Maka celakalahseorang muslim yang meninggalkan shalatnya. Apa yang mau dihisab nanti kalau shalatnya saja tidak ada?Yang rajin shalat saja, jika shalatnya jelek Baginda Rasulullah SAW masih menyebutnya sebagai orang yang celaka dan merugi.

Kualitas shalat ditentukan oleh kekhusyukan seseorang dalam mendirikan shalat. Shalat yang khusyukmenjadi penentu kebahagiaan atau keberuntungan hidup seseorang. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.(QS. Al-Mukminun [23]: 1 2).

Sayangnya,sering kali kitamelaksanakan shalat hanyalah sekedar gerakan anggota badan, tanpa disertai dengan kehadiran hati dalam pelaksanaannya.Jika itu yang terjadi, maka setiap kali selesai menegakkan shalat, kita dianjurkan mengucapkan istighfar sebagai bentuk pengakuan, sekaligus permohonan ampun kepada Allah atas kekurangan dan ketidakkhusyukan shalat kita. (*)


Konsisten menegakkan shalat meerupakan salah satu ciri orang yang bertakwa.(Foto: Ist)

Wallahu alam bish-shawab.

Topik Menarik