Pascapandemi Olahraga Lari 42 Km Makin Populer, Ternyata Baik untuk Kesehatan Mental
JAKARTA, iNews.id - Pasca pandemi Covid-19, olahraga semakin digemari banyak orang. Pandemi membuat orang lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran fisik.
Ya, olahraga menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan sistem imun dan menjaga tubuh tetap sehat. Selain itu, memiliki manfaat bagi kesehatan mental, seperti mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Setelah menghadapi ketidakpastian dan tekanan selama pandemi, banyak orang mencari cara untuk mengelola kesehatan mental, dan olahraga menjadi pilihan populer.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75 menit aktivitas fisik intensitas tinggi per minggu untuk orang dewasa, untuk menjaga kesehatan mental yang baik. WHO menyatakan aktivitas fisik dapat mengurangi gejala depresi dan kecemasan, serta meningkatkan fungsi kognitif dan kualitas tidur.
Perbandingan Pendidikan Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi yang Berebut Takhta Raja Keraton Surakarta
Andri Yanto, coach dan pemerhati olahraga lari mengatakan, di Indonesia, setiap ada event lari seperti Jakarta Marathon menunjukkan peningkatan partisipasi yang signifikan. Bahkan, ada beberapa event lari seperti BFI Run tahun ini membuka nomor lari baru, yakni Maraton 42k. Penyelenggara acara melaporkan jumlah peserta terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama setelah pandemi.
"Sejak pandemi, jumlah pelari meningkat. Di dunia juga di Indonesia, semakin banyak orang yang terlibat dalam kegiatan lari. Event lari seperti half marathon (21 km) dan marathon (42 km) semakin banyak diadakan dan diminati," kata Andri Yanto melalui keterangannya Jumat (7/6/2024).
Andri Yanto menambahkan meski sekarang tren olahraga lari meningkat, pelari pemula dan profesional harus menerapkan keselamatan saat berlari.
"Lari jarak panjang persiapan harus panjang dan serius. Latihan lari 5 k - 10 K itu biasa simpel dibanding lari maraton. Kalau lari maraton itu dibutuhkan waktu 4-6 bulan latihan. Penting pelari persiapkan diri karena lari 42 km sangat menguji daya tahan tubuh manusia," ujarnya.
Dia menyarankan agar pelari seminggu latihan empat kali. Bisa mau berangkat ke kantor atau pulang. "Jadi pagi lari, sore juga lari. Biasanya ini dilakukan kalau mereka yang suka lari, yang penting mereka tahu jenis latihan dan konsekuensinya," kata Andri.








