Setan Diikat Rantai di Bulan Ramadhan tapi Mengapa Masih Banyak Pelaku Maksiat

Setan Diikat Rantai di Bulan Ramadhan tapi Mengapa Masih Banyak Pelaku Maksiat

Gaya Hidup | depok.inews.id | Kamis, 28 Maret 2024 - 13:21
share

DEPOK, iNewsDepok.id - Mengapa di bulan Ramadhan masih banyak setan gentayangan, bukankah setan diikat dengan rantai, tetapi mengapa masih ada saja setan gentayangan dan pelaku maksiat pun tak peduli dengan Ramadhan.

Dalam hadis sahih disebutkan setan-setan memang diikat dengan rantai. Adapun bunyi hadisnya yakni:

Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibukan, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai.(HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079).

Namun kenapa maksiat masih banyak terjadi di bulan Ramadhan walau setan itu sudah diikat?

Disebutkan oleh Abul Abbas Al-Qurthubi:

Setan terbelenggu pada orang yang berpuasa dengan benar. Setan terbelenggu dari mereka yang menjalankan puasa dengan memperhatikan syarat dan adab yang benar. Namun, bagi yang tidak menjalankan puasa dengan benar, setan tidaklah terikat darinya.

Meskipun dapat dikatakan bahwa setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, namun maksiat masih bisa terjadi melalui dorongan hawa nafsu, kebiasaan buruk, dan gangguan dari setan manusia.

Intinya, kejelekan cenderung berkurang di bulan Ramadhan. Ini adalah pengalaman yang nyata dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. (Al-Mufhim lima Asykala min Takhlis Kitab Muslim, 3: 136. Dipetik dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 221162)

Disebutkan oleh Abul Abbas Al-Qurthubi:
Orang yang menjalankan puasa dengan memperhatikan syarat dan adabnya, setan terbelenggu. Namun, bagi yang tidak menjalankan puasa dengan benar, setan tidak terikat darinya.

Meskipun setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, maksiat masih bisa terjadi karena dorongan hawa nafsu, kebiasaan buruk, dan gangguan dari setan manusia.

Mungkin maksudnya adalah setan yang terikat adalah setan umum dan yang memiliki pasukan, sedangkan yang tidak memiliki pasukan tidak terikat.

Intinya maksudnya adalah kejelekan itu berkurang di bulan Ramadhan. Ini nyata terjadi dibandingkan dengan bulan lainnya. (Al-Mufhim lima Asykala min Takhlis Kitab Muslim, 3: 136. Dinukil dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 221162)

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa selama bulan Ramadhan, jiwa cenderung kepada kebaikan dan amalan shalih. Kebaikan tersebut menjadi jalan pembuka pintu surga, sementara kejelekan berkurang sehingga pintu neraka tertutup. Setan terikat, sehingga tidak mampu menggoda manusia untuk berbuat dosa seperti biasanya. Namun, dosa masih bisa terjadi karena adanya syahwat. Ketika syahwat ditahan, maka setan-setan pun terbelenggu. (Majmuah Al-Fatawa, 14: 167).

Dengan terbukanya pintu kebaikan yang luas ini, pahala kebaikan akan dilipat gandakan.

Topik Menarik