Doa untuk Hari Ibu, Penuh Khidmat untuk Orang Tercinta

Doa untuk Hari Ibu, Penuh Khidmat untuk Orang Tercinta

Gaya Hidup | inews | Selasa, 19 Desember 2023 - 21:49
share

JAKARTA, iNews.id - Doa untuk Hari Ibu sebenarnya tidak secara khusus dibacakan pada hari ibu saja. Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan mendoakan orang tua khususnya ibunda kapan saja.

Dilansir dari laman NU Online, ada sebuah doa yang berisi permohonan ampunan bagi kedua orangtua . Doa ini juga mencakup permohonan ampunan untuk orang-orang beriman yang masih hidup atau sudah meninggal dunia.

Arab latin: Rabbighfir l wa li wlidayya warhamhum kam rabbayn shaghran, waghfir lil mu'minna wal mu'minti, wal muslimna wal muslimt al-ahy'I minhum wal amwti.

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku sebagaimana mereka merawatku ketika kecil. Ampunilah orang-orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, yang masih hidup atau sudah meninggal," (Imam Al-Ghazali, Ihya'i Ulmiddn, [Kairo, Darus Syi'b: tanpa tahun], halaman 578).

Doa untuk Hari Ibu

Doa Memohon Ampunan untuk Ibu dan Ayah

Selain doa di atas, juga terdapat doa lain. Doa ini sering diajarkan sejak kecil sebagai ungkapan permohonan ampunan kepada kedua orang tua. Berikut ini adalah doa lengkap beserta artinya:

Arab latin: Rabbighfir l, wa li wlidayya, warham hum kam rabbayn shaghr.

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku di waktu aku kecil."

Pandangan Islam Terkait Perayaan Hari Ibu

Perayaan Hari Ibu biasanya diperingati setiap tanggal 22 Desember, dan terdapat fatwa dari Al-Lajnah Ad-Daimah (sejenis MUI di Arab Saudi) mengenai hal ini. Al-Lajnah Ad-Daimah ditanya tentang kapan waktu yang tepat untuk memperingati Hari Ibu.
Jawabannya adalah:

"Tidak diperbolehkan mengadakan perayaan yang dinamakan Hari Ibu, dan juga tidak diperbolehkan memperingati perayaan tahunan yang dibuat-buat, karena tidak terdapat petunjuk dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Perayaan tahunan yang diperbolehkan dalam Islam hanya Idul Fitri dan Idul Adha."

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak pernah kami tuntunkan, maka amalan tersebut tertolak."
Perayaan Hari Ibu tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan juga para sahabat radhiallahu 'anhum. Perayaan ini dianggap sebagai inovasi yang diada-adakan dan menyerupai praktik orang kafir (tasyabbuh) (Fatawa Komite Tetap Kajian Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi, jilid 3 hal. 85).

Sebagai seorang anak ada tiga yang dapat dilakukan agar mendapat ridho dari ibunda.

1. Menghindari Durhaka terhadap Ibu

Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu alaihi wasallam menyampaikan,
"Allah Taala melarang kalian untuk berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban, dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga tidak menyukai menyebarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta. (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407; Muslim, no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah)
Ibnu Hajar memberikan penjelasan, Sikap durhaka terhadap ibu disebutkan dalam hadits ini karena perbuatan itu lebih mudah dilakukan terhadap seorang ibu yang lemah. Hadits ini juga menekankan bahwa berbuat baik kepada ibu harus didahulukan daripada berbuat baik kepada ayah, baik melalui tutur kata yang lembut, maupun kasih sayang yang mendalam. (Lihat Fathul Baari V : 68)
Sementara itu, Imam Nawawi menjelaskan, Disini disebutkan kata durhaka terhadap ibu, karena kemuliaan ibu melebihi kemuliaan ayah. (Lihat Syarah Muslim XII : 11)


2. Membuat Ibu Tertawa

Seorang datang kepada Rasulullah shalallaahu alaihi wa sallam dan menyatakan, Aku akan berbaiat untuk berhijrah, dan aku akan meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis. Rasulullah Shalallaahu alaihi wa sallam menjawab, Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis. (Shahih : HR. Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim (IV/152))

3. Menghindari Menyebabkan Ibu Marah

Dari Abdullah bin Umar disampaikan, Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua. (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam)

Hadits tersebut menekankan kewajiban mencari keridhaan kedua orang tua dan melarang melakukan hal-hal yang dapat memicu kemurkaan mereka.

Jika seorang anak berbuat durhaka kepada ibunya, doa kejelekan dari ibu tersebut dapat dikabulkan oleh Allah. Sebagaimana hadits shahih yang diriwayatkan Nabi Shalallaahu alaihi wa sallam,
"Tiga doa yang pasti dikabulkan oleh Allah: (1) doa kedua orang tua terhadap anaknya, (2) doa musafir, dan (3) doa orang yang dizhalimi. (Hasan : HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no. 32, 481/Shahiih Al-Adabil Mufrad (no. 24, 372))

Ketika seorang ibu meridhai anaknya dan doanya selalu mendampingi langkah-langkah anaknya, rahmat, taufik, dan pertolongan Allah senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka dan ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya, cepat atau lambat, doa ibunya pasti akan memberikan dampak pada anaknya. Wal iyyadzubillaah.

Demikianlah penjelasan terkait doa untuk Hari Ibu. Semoga Allah jadikan kita anak yang berbakti kepada kedua orangtua khususnya ibu.

Topik Menarik