Pengertian Istidraj, Ciri-ciri, dan Dalilnya dalam Al Quran, Umat Muslim Perlu Tahu!
JAKARTA, iNews.id - Pengertian istidraj, ciri-ciri, dan dalilnya dalam Al Quran jadi informasi penting yang patut untuk diketahui umat Islam. Istidraj mungkin belum dipahami oleh sebagian masyarakat.
Sebab, istilah ini jarang digunakan pada percakapan sehari-hari. Adapun, istilah tersebut merujuk kepada ujian yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala kepada manusia.
Lantas, apa itu pengertian Istidraj, ciri-ciri, dan dalilnya dalam Al Quran? Berikut iNews.id akan berikan ulasan mengenai hal tersebut dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/11/2023).
Pengertian Istidraj, Ciri-ciri, dan Dalilnya dalam Al Quran
Pengertian Istidraj
Melansir buku berjudul Masya Allah, Hidupmu Luar Biasa, karya Robi Afrizan Saputra (2018), menyebut istidraj merupakan kondisi di mana seorang manusia memiliki banyak harta, namun ia justru jauh dari Allah Subhanahu Wata'ala dan sering melakukan perbuatan maksiat.
Istidraj merupakan kata serapan dari Bahasa Arab, yakni daraja yang artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Secara istilah, kondisi itu merupakan azab berwujud kenikmatan.
Tatkala seorang Muslim mendapatkan kenikmatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, namun dirinya justru jarang melakukan ibadah. Tak hanya itu, setiap harinya bahkan ia kerap melakukan berbagai kemaksiatan dan kemungkaran.
Ciri-ciri Istidraj
Berikut merupakan ciri-ciri istidraj dilansir dari buku Mengeluhlah Karena Kita MembutuhkanNya, karya Hendarsah (2021).
1. Selalu Mendustakan Ayat-ayat dan Nikmat Allah
Ciri-ciri istidraj yang pertama adalah selalu mendustakan ayat-ayat dan nikmat Allah Subhanahu Wata'ala.
Sebab, seorang Muslim tersebut tidak menyadari bahwa nikmat yang didapatkannya selama ini berasal dari Sang Maha Pencipta.
Hal itu selaras dengan firman Allah Subhanahu Wata'ala pada Al-Qur'an surat Al'Araf ayat 182,
Latin:
Wal-lana kaab bi'ytin sanastadrijuhum min aiu l yalamn(a).
Artinya:
Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.
2. Lupa Bahwa Harta yang Diberikan Berasal dari Allah
Salah satu ciri seorang Muslim mendapatkan istidraj adalah lupa bahwa harta yang dimilikinya selama ini merupakan pemberian Allah Subhanahu Wata'ala.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman pada Al-Qur'an surat Al-Mu'minun ayat 55-56,
.
Latin:
Ayasabna annam numidduhum bih mim mliw wabann(a).Nusriu lahum fil-khairt(i), bal l yasyurn(a).
Artinya:
Apakah mereka mengira bahwa apa yang Kami berikan kepada mereka berupa harta dan anak-anak. (itu berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidaklah demikian,) tetapi mereka tidak menyadarinya.
3. Enggan Bersedekah dengan Hartanya
Enggan bersedekah dengan hartanya merupakan salah satu ciri-ciri seorang Muslim terkena istidraj. Sebab, ia hanya meyakini jika harta yang selama ini didapatkannya karena hasil kerja kerasnya sendiri, bukan dari Allah Subhanahu Wata'ala.
Hal tersebut selaras dengan Al-Qur''an surat Al-Humazah, ayat 1-3.
. .
Latin:
Wailul likulli humazatil-lumazah(tin). Alla jamaa mlaw wa addadah(). Yasabu anna mlah akhladah().
Artinya:
Celakalah setiap pengumpat lagi pencela. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia (manusia) mengira bahwa hartanya dapat mengekalkannya.
Dalil dalam Al-Qur'an Tentang Istidraj
Adapun , dalil dalam Al-Qur'an tentang istidraj, berikut ulasannya:
1. Surah Az-Zumar ayat 49,
Latin:
Fa'i massal-insna urrun dan umma i khawwalnhu nimatam minn, qla innam ttuh al ilm(in), bal hiya fitnatuw wa lkinna akarahum l yalamn(a).
Artinya:
"Apabila ditimpa bencana, manusia menyeru Kami. Kemudian, apabila Kami memberikan nikmat sebagai anugerah Kami kepadanya, dia berkata, "Sesungguhnya aku diberikan (nikmat) itu hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(-nya)."
2. Surah Ali Imran ayat 178,
Latin:
Wa l yasabannal-lana kafar annam numl lahum khairul li'anfusihim, innam numl lahum liyazdd im(n), wa lahum abum muhn(un).
Artinya:
"Jangan sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepadanya baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan."
3. Surah Al-An'am ayat 44,
Latin:
Falamm nas m ukkir bih fatan alaihim abwba kulli syai'(in), att i fari bim t akhanhum bagtatan fa i hum mublisn(a).
Artinya:
"Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."
Demikianlah pengertian istidraj, ciri-ciri, dan dalilnya dalam Al Qur'an. Semoga bermanfaat!










