Waspada Penyakit Paru Obstruktif Kronis Bisa Sebabkan Kematian, Ini Fakta-faktanya

Waspada Penyakit Paru Obstruktif Kronis Bisa Sebabkan Kematian, Ini Fakta-faktanya

Gaya Hidup | inews | Senin, 20 November 2023 - 11:45
share

JAKARTA, iNews.id Setiap November selalu diperingati sebagai bulan kesadaran Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sedunia. Tema yang diangkat tahun ini adalah Breathing is Life, Act Earlier.

Lantas apa itu PPOK? Sayangnya hingga kini tak banyak masyaralat yang sadar bahayanya penyakit paru. Padahal penyakit ini bisa dicegah asalkan memahami penyebab dan bagaimana menjalani kualitas hidup yang lebih baik.

Diketahui pada 2019 PPOK merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia. Sedikitnya ada 3,23 juta orang yang meninggal karena penyakit paru ini. Sementara laporan Global Initiatives for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2023, menyebutkan bahwa faktor risiko PPOK paling umum adalah asap rokok dan polusi udara, yang berasal dari partikel kimia, gas industri atau rumah tangga.

Saat ini, PPOK juga menjadi salah satu dari tiga penyebab kematian tertinggi di dunia. Sebanyak 90 persen dari kematian ini terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Jumlah penderita PPOK di Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta orang dengan prevalensi 5,6 persen menurut data dari Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK di Indonesia yang diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia pada 2023.

Berkaca pada fakta di atas, PT Glaxo Wellcome Indonesia (GSK Indonesia) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) bergabung dalam Kampanye Peduli Paru OK di Car Free Day (CFD) di sekitaran Bundaran HI, Minggu (19/11/2023). Kampanye sekaligus meresmikan peluncuran platform edukasi digital instagram @PeduliParu_OK. Kampanye Peduli Paru OK diharapkan mampu meningkatkan kepedulian masyarakat dengan atau tanpa risiko PPOK, agar secara lebih dini mengambil tindakan nyata demi pemahaman terhadap PPOK yang lebih baik.

Kampanye tentang penyakit paru obstruktif kronis. (foto: istimewa)
Kampanye tentang penyakit paru obstruktif kronis. (foto: istimewa)

GSK telah menjadi pemimpin global dalam penyakit pernapasan, dan akan terus menerus memainkan peranan penting dalam membantu pasien penyakit pernapasan untuk bernapas lebih baik. Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan paru demi kualitas hidup dan produktivitas pribadi yang lebih baik walaupun kualitas udara belum tentu mendukung, kata Manish Munot President Director & General Manager GSK Indonesia.

Ditambahkan dr Triya Damayanti, SpP(K), penyakit paru kronis umum ditemukan pada populasi masyarakat berusia di atas 40 tahun dengan beberapa faktor risiko. PPOK disebabkan oleh peradangan saluran napas jangka panjang, yang menimbulkan keluhan batuk menahun, sesak napas, produksi dahak berlebihan, yang membatasi aktivitasnya sehari-hari dan menurunkan kualitas hidupnya.

Dia juga mengatakan penyakit PPOK tetap menjadi tantangan serius dalam kesehatan masyarakat. PPOK meningkatkan risiko kematian, memengaruhi kualitas hidup, menurunkan produktivitas pasien dan menambah beban pembiayaan terkait kesehatan secara umum.

Kolaborasi berbagai stakeholders diperlukan untuk percepatan edukasi terkait kesehatan paru. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyambut baik kegiatan Kampanye Peduli Paru OK ini serta mengajak seluruh masyarakat bisa bergabung dalam peringatan Hari PPOK Sedunia 2023, dan ikut berkontribusi meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan paru, tuturnya.

Topik Menarik