Apa Itu Bakteri Bacillus Cereus, Penyebab Mahasiswa Tewas karena Sindrom Nasi Goreng
SEORANG mahasiswa pria asal Belgia meninggal dunia karena sindrom nasi goreng. Ia memang meninggal pada tahun 2008, namun kini kisahnya kembali menjadi perbincangan banyak orang.
Dilansir dari laman New York Post, seorang pria mengkonsumsi makanan berupa pasta yang sebelumnya sudah di masak dan di simpan didalam wadah dengan suhu ruangan cukup lama. Usai ia hangatkan dan dicicipi, ia merasa kalau pada makananya tersebut sudah memiliki rasa yang aneh dan tidak biasa. Namun ia hanya menduga kalau itu hanya berasal dari saus yang ia gunakan.

Usai mengonsumsi makanan tersebut, 30 menit kemudian berselang olahraga, ia kembali pulang ke rumah dengan merasakan gejala mual, sakit perut, dan sakit kepala pada tubuhnya.
Layanan Medis di Gaza di Ambang Kolaps, Bahan Bakar di Rumah Sakit Hampir Habis Tidak konsumsi obat apapun, pria itu hanya meminum air putih dan mengistirahatkannya dengan harapan kondisi tubuhnya dapat menjadi lebih baik.
Namun dugaan pria itu salah, saat tengah malam, ia kembali merasakan rasa sakit itu bahkan disertai diare cair, sampai keesokan harinya ia tidak sadarkan diri dan orangtuanya menemukan kalau ia sudah meninggal dunia.
Para medis dan tim otopsi pun memeriksa kondisi pria tersebut, dan menemukan kalau penyebab meninggalnya pria itu diakibatkan bakteri Bacillus cereus.
Gaza Alami Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Minum Air Kotor untuk Bertahan Hidup Lalu, apa itu bakteri Bacillus cereus?
Menurut laman Cleveland Clinic, bakteri Bacillus cereus adalah bakteri organisme mikroskopis yang dapat menyebabkan racun berbahaya. Pada kebanyakan kasus bakteri ini dapat terjadi di makanan sehingga dapat menjadi masalah kesehatan serius. Seseorang yang terkena keracunan makanan biasanya dapat sembuh dalam waktu 24 jam, akan tetapi hal itu juga berisiko lebih tinggi karena kemungkinan Anda akan mengalami komplikasi jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Bakteri Bacillus cereus terdiri dari dua jenis yaitu di sistem penernaan (intestinal) dan bagian lain dari tubuh (non intestinal). Namun secara umum bakteri cereus intestinal lebih sering terjadi, dibandingkan bakteri Bacillus cereus non intestinal.
Gejalanya meliputi sakit perut, kram perut, diare cair, mual, dan muntah. Sedangkan pada gejala bakteri Bacillus cereus intestinal lebih sering menginfeksi mata seperti sakit mata, kelelahan, demam, penglihatan kabur, mata merah, dan ulkus kornea berbentuk cincin.










