Mengenal Titi, Tato Tertua di Dunia Milik Suku Mentawai
SUKU Mentawai terkenal dengan tatonya. Kelompok masyarakat yang mendiami Kepulauan Mentawai , Sumatera Barat ini memang punya tradisi mentato tubuhnya. Tradisi tersebut sudah ada sejak zaman nenek moyangnya.
Masyarakat Mentawai menganggap tato sebagai busana abadi. Tak hanya itu, tato ini juga sebagai simbol yang mencerminkan keselarasan antara manusia dan alam sekitarnya.
Di Mentawai tato disebut titi. Tradisi tato di etnis Mentawai sudah ada sejak 1500-500 Sebelum Masehi atau zaman Logam, sehingga tato Mentawai ini dinobatkan sebagai tato tertua di dunia.
Dikutip dari Sindonews , Dosen STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh Fikrul Hanif Sufyan mengatakan bahwa orang Mentawai sudah menato tubuh sejak kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera.
Suku Mentawai dikenal sebagai bangsa Proto Melayu yang datang dari daratan Asia (Indocina) pada zaman Logam. Dari situ, bisa disimpulkan bahwa tato Mentawai merupakan yang tertua di dunia, bukan tato Mesir yang baru dikenal pada 1300 SM.

Proses mentato tubuh di Mentawai. (Okezone.com/Rus Akbar)
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id , tato Mentawai merupakan bagian dari tradisi dan budaya yang berfungsi sebagai simbol, tanda pengenal, atau hiasan berupa suatu sistem penandaan yang merupakan prinsip hidup.
Bagi Masyarakat Mentawai, budaya tato dilakukan pada saat usia 7 tahun yang dilakukan oleh sipatiti, seniman tato.
Mengulik Asal-usul Suku Mentawai yang Pernah Terisolasi Berabad-abad Sebelum penatoan, dilakukan punen enegat atau upacara inisiasi di puturukat (galeri miliki sipatiti). Upacara ini dipimpin oleh sikerei dan harus menyembelih satu ekor babi untuk sekali tato.
Proses tato tidak menggunakan bius, sehingga tato tidak bisa dilakukan sekaligus karena sangat beresiko dan sakit. Oleh karena itu, masyarakat Mentawai memiliki waktu jeda sebulan, atau hingga bagian tato sembuh dan dinilai bagus.

Jika tato belum sembuh, maka mereka akan mengulangi proses tato dan kembali menyelenggarakan upacara dengan memotong babi.
Pewarna tato Mentawai terbuat dari campuran arang dan air tebu yang dipanaskan dengan tempurung kelapa. Teknik pembuatan tato dilakukan dengan mengetok-ngetok menggunakan jarum.
Kenapa Warga Suku Dayak Harus Bertato? Setelah penatoan selesai, bagian tubuh yang ditato diolesi digosokkan daun kukuet (sejenis daun lengkuas) untuk mencegah infeksi dan bengkak.
Orang yang sudah ditato dilarang mengkonsumsi makanan berminyak. Hal ini dikarenakan cairan minyak menyerap di kulit, sehingga tato tidak terbentuk.



