Penderita Diabetes Berisiko Tinggi Terserang Influenza dan Infeksi, Ini Penjelasannya
INFLUENZA menjadi salah satu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus. Umumnya penyakit ini memiliki gejala ringan hingga berat.
Setiap tahunnya, berbagai strain virus influenza bersirkulasi secara bersamaan. Mereka dengan mudah bermutasi dapat menyebar melalui droplet dan aerosol. Pada salah satu penelitian yang dilakukan CDC di Indonesia 2019, menunjukkan kejadian Influenza Like Illness (ILI) sebanyak 31 persen, dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) sebanyak 15 persen.
Bahkan pada 2011 data menunjukkan ada sekitar empat juta kasus flu di Indonesia, yang terjadi setiap tahun sehingga mengakibatkan hampir 200.000 rawat inap terkait dengan flu. Meskipun sering kali dianggap sakit batuk flu biasa.
Akan tetapi, dalam kasus influenza gejala yang ditimbulkan tidak bisa dianggap remeh, gejala dapat terjadi lebih berat seperti munculnya demam yang mendadak, batuk (biasanya kering), pusing, nyeri otot, dan lain-lain.
Untuk itu, tidak menutup kemungkinan, influenza pun dapat menyebabkan komplikasi, terutama kepada kelompok berisiko tinggi seperti wanita hamil, anak-anak, dan lansia.
Penyandang diabetes berisiko lebih tinggi terkena infeksi, termasuk influenza. Hal ini disebabkan lemahnya sistem kekebalan tubuh penyandang diabetes sehingga sulit melawan infeksi, kata Dr. dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD-KEMD, FINASIM, selaku Sekretaris Umum PP PERKENI, dikutip dalam keterangan resmi yang didapat MNC Portal, Sabtu (26/8/2023).
Kadar gula darah yang tinggi mempermudah pertumbuhan bakteri dan virus, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Untuk itu, pemberian vaksinasi sangat dianjurkan, karna dipercaya dapat melindungi penyandang diabetes dengan komorbid (penyakit penyerta), seperti gangguan sistem pernapasan kronik.
Diabetes juga dapat merusak pembuluh darah, sehingga menyebabkan sirkulasi yang buruk dan waktu penyembuhan yang lebih lambat. Inilah mengapa perlindungan seperti vaksinasi influenza sangat penting bagi para penyandang diabetes, ucap dr Wisman.