Sebut Deadline untuk Pelunasan Utang Tidak Berjalan Sesuai Kesepakatan, Erisoya Berencana Laporkan Manajemen PSM ke FIFA
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR Kabar kurang enak saat ini menimpa sang juara bertahan kompetisi Liga 1 Indonesia yakni PSM Makassar.
Tim berjuluk Pasukan Ramang itu dikabarkan terlilit utang Rp5,6 miliar. Hal tersebut diketahui dari postingan akun @Erisoya_jrm di instagram.
Pemilik akun menagih utang dan menandai sejumlah bos PSM, diantaranya Sadikin Aksa, Rafi Razak, dan Munafri Arifuddin.
Mohon direspon kapan diselesaikan pembayaran utang PSM Makassar. Sudah bertahun-tahun ini ngga selesai, kami sangat butuh dananya, tulis akun @Erisoya_jrm di instagram.
Sementara untuk penjelasan dari kuasa hukumnya, Agus Amri mengatakan perkara utang piutang ini sudah terjadi di tahun 2016-2019.
Ia menjelaskan waktu itu kliennya, Erisoya masih menjabat sebagai Sekretaris Munafri Arifuddin.
Dan pada saat itu juga, Munafri Arifuddin masih menjabat sebagai CEO PSM Makassar. Pinjaman uang tersebut digunakan untuk membiayai sejumlah tanggungan dan operasional PSM.
Untuk kebutuhan pemain, termasuk gaji, biaya hotel, dan operasional lainnya baik pertandingan kandang maupun tandang di musim liga 1 sejak 2016-2019, kata Agus Amri di sesi konferensi pers, Jumat (25/8/2023).
Dalam penjelasannya, Agus Amri menyebut kliennya saat itu sering diminta untuk menutupi kebutuhan anggaran jika terjadi kekosongan kas.
Janjinya akan diganti jika dana dari sponsor ataupun penjualan tiket sudah cair.
Jumlah total utang manajemen PSM ke Erisoya adalah Rp14,9 miliar. Namun, masih ada Rp5,6 miliar yang belum terselesaikan.
Namun hingga saat ini, tak ada itikad baik untuk mengembalikan utang tersebut, Erisoya dan kuasa hukumnya berencana melaporkan manajemen PSM dan Munafri ke polisi atas dugaan penggelapan atau penipuan.
Kami punya surat pernyataan utang dan ditandatangani langsung oleh pak Munafri selaku bos PSM saat itu, tapi segala macam cara menolak kita tagih, tuturnya.
Bahkan keduanya sempat melakukan kesempakatan untuk deadline pelunasan utang tersebut. Hanya saja itu tidak berjalan sesuai dengan kesepakatan.
Karena dalam beberapa bulan terakhir pembayatan tersebut macet, Erisoya akhirnya memilih terbukan ke publik.
Terkait deadline itu sebenarnya sudah diatur. Tapi itu tidak berjalan tidak sesuai dengan perjanjian, sebutnya
Dalam beberapa bulan terakhir ini macet dan dengan alasan itu korban akhirnya speak up. Dan komunikasi sudah terputus dengan manajemen PSM, jelasnya.
Lebih lanjut, Agus Amri pun menegaskan bahwa yang mereka tuntut saat ini adalah manajemen PSM yang menjabat saat itu bukan klubnya.
Dirinya pun menjelaskan bahwa mereka tidak ada niatan sama sekali untuk merusak reputasi klub. Tapi Agus Amri dan kliennya hanya meminta pertanggun jawaban dari untang piutang tersebut.
Yang kita laporkan sebenarnya bukan klubnya yah, jadi agar masyarakat dan suporter itu tidak salah dan kita tidak bermaksud merusak reputasi PSM disini, tegasnya.
Yang kita minta pertanggung jawaban inikan pihak manajemennya bukan PSM, khusus yang menjabat di tahun 2016-2019 itu yang dinilai tidak amanah dalam menjalan kepengurusan inikan, jelasnya.
Namun sampai saat ini pihak manajemen PSM Makassar pun tidak memberikan respon sama sekali atau bahkan memilih bungkam.
Dan Agus Mari pun mengaku komunikasi antar kedua pihak, baik dari Erisoya ataupun manajemen PSM Makassar sudah lama terputus.
Sampai saat ini belum ada respon sama sekali atau bahkan pihak manajemen pun memilih bungkam, paparnya.
Dirinya pun berencana melaporkan hal ini ke FIFA karena menyangkut masalah manajemen dari tim sepakbola. Dan rencana ia akan menarik semua pihak-pihak yang terlibat di tim PSM Makassar.
Kami berencana melaporkan ini laporkan ke FIFA dan menarik semua yang berkaitan dengan PSM Makassar termasuk sponsor di rentan waktu tersebut, pungkasnya.(Erfyansyah/Fajar)