Kisah Raja Penunggang Gajah yang Bawa Tarumanegara ke Masa Kejayaan
PURNAWARMAN , menjadi raja di Kerajaan Tarumanegara yang mengantarkan ke masa kejayaan. Di masa Purnawarman, pembangunan dan wilayah kekuasaan kerajaan pertama di Pulau Jawa ini meluas.
Peninggalan yupa memang telah mendeskripsikan ada kerajaan di barat Pulau Jawa pada abad 4 hingga abad 7 bernama Tarumanegara. Nama Purnawarman sendiri tersebut dalam Prasasti Kebun Kopi dan Prasasti Pasir Jambu.
Di dua prasasti itu konon Purnawarman memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan pemerintahan karena sistemnya kala itu. Fery Taufiq El Jaquene pada bukunya "Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran", dikisahkan bagaimana Purnawarman memerintah kerajaan paling lama dengan 39 tahun, antara tahun 395 Masehi hingga 434 M.
Ia merupakan seorang raja yang mampu melegitimasi kekuasaan dengan merujuk kepada Dewa Wisnu sebagai salah satu Dewa tertinggi dalam agama Hindu. Hal ini dibuktikan Raja Purnawarman memiliki telapak kaki serupa dengan telapak kaki Dewa Wisnu.
Telapak kaki Raja Purnawarman dibuktikan dengan empat baris puisi berirama anustubh, dengan tulisan vikkrntsy vanipate, rmata prnavarmmaa, trumanagarendrasya, vinor=iva padadvyam, yang artinya Inilah sepasang (telapak) kaki, yang seperti (telapak kaki) Dewa Wisnu, ialah telapak kaki Yang Mulia Purnawarman, raja di negara Tarumanegara. Raja yang gagah berani di dunia.
Sosok Purnawarman melegitimasi dirinya sebagai sosok Dewa Wisnu yang hidup di dunia. Ia seorang yang kuat, memiliki ilmu tinggi dan mampu menaklukkan lawan dengan mudah. Atas kehebatan yang dimiliki, rakyat harus tunduk dan patuh di bawah pemerintahan Raja Purnawarman.
Hal ini sesuai dengan ajaran Hindu, umat harus memuja Dewa Wisnu. Sebab, Dewa Wisnu adalah dewa yang bergelar sebagai shtiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahma (Tuhan Yang Maha Esa).
Berbeda dengan Prasasti Ciaruteun, dalam Prasasti Kebun Kopi terdapat pahatan cap telapak kaki gajah milik Raja Purnawarman. Prasasti tersebut menceritakan Raja Purnawarman memiliki piaraan gajah yang wujudnya seperti Airawata, yakni vahana, yang artinya makhluk atau benda yang menjadi kendaraan milik salah satu dewa.
Dari isi Prasasti Kebun Kopi juga dapat diterjemahkan bahwa Raja Purnawarman melegitimasi dirinya memiliki alat transportasi berwujud gajah. Secara simbolik, vahana atau kendaraan yang ditunggangi Raja Purnawarman dianggap menyerupai piaraan Dewa Indra. Dengan istilah lain, berarti Raja Purnawarman telah melegitimasi dirinya sebagai Dewa Indra.
Sementara di Prasasti Pasir Jambu dikisahkan Purnawarman menggunakan simbol-simbol religiositas Hindu. Raja Purnawarman menceritakan dirinya sosok raja yang memiliki wibawa tinggi, tangguh, gagah perkasa, dan ditakuti semua musuh, sehingga ia sudah sepatutnya dihormati oleh siapa pun.
Di masa pemerintahan Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara ibu kotanya dipindah ke Sundapura. Di masa inilah Kerajaan Tarumanegara mengalami kemajuan cukup pesat.
Atas kehebatan yang dimiliki Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara mampu menguasai 48 kerajaan kecil di bawahnya. la mampu menguasai daerah Jawa tengah seperti Purbalingga, Banjarnegara, Brebes dan sekitarnya.










