Terkesan Hidup Tanpa Ambisi, inilah Gaya Hidup Slow Living
Sukoharjonews.com Slow living, gaya hidup yang tengah ngetren di masa modern. Tak sedikit juga orang yang ingin menerapkannya. Katanya, gaya hidup slow living bisa membantu kesehatan mental.
Dilansir dari detikHealth, Minggu (13/8/2023) , Slow living pertama kali muncul di Italia pada tahun 1980an. Tepatnya saat McDonalds pertama kali ada di tengah-tengah Kota Roma, Spagna.
Di balik munculnya McDonalds yang identik dengan budaya makanan cepat saji, ternyata ditolak oleh Carlo Petrini dan aktivisnya. Alhasil mereka membuat gerakan Slow Food Movement.
Hingga kini, Slow Food Movement berhasil menggandeng 150 negara untuk melindungi tradisi gastronomi, mempromosikan upah yang adil bagi produsen, mendorong makanan yang berkualitas, dan mengupayakan sustainability.
Seiring berjalannya waktu, konsep slow food pun berkembang menjadi slow living.
Sinopsis Layar Drama Indonesia Terbelenggu Rindu Eps 241: Hilangnya Vernie dan Ancaman Bagi Amira
Slow Living: Dibalut Kesederhanaan dan Ketenangan
Slow living adalah gaya hidup yang menekankan bagaimana menjalani hidup dengan lebih bermakna. Alih-alih mencapai kuantitas dalam hidup, slow living lebih berfokus dalam mengedepankan kualitas hasil, prioritas, dan kenyamanan.
Psikolog klinis Veronica Adesla pun menerangkan bahwasanya slow living adalah gaya hidup dengan konsep menjalani hidup dengan lebih bermakna. Melakukan segala sesuatu dengan tepat, melambat, dan tidak terburu-buru.
Orang yang menerapkan slow living akan memiliki pembawaan tenang, santai, dan dibalut kesederhanaan. Bahkan beberapa dari mereka akan menyingkirkan apa yang sekiranya tidak bermanfaat baginya.
Gaya hidup ini berguna untuk meringankan beban dalam hidup dan tetap bahagia dengan apa yang sudah dimiliki. Meskipun kedengarannya menjalani hidup tanpa ambisi.
Mengutip detikHealth, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi berujar bahwa gaya hidup slow living berkaitan dengan penerimaan diri akan hidup yang dijalani. Orang yang menerapkan gaya hidup ini akan kembali fokus pada proses alam dan lingkungan, mengurangi penggunaan teknologi, serta terus berfokus pada kehidupan yang membuatnya bahagia.(patrisia argi)