Peran Pendidikan Pancasila dalam Menghadapi Pergaulan Bebas Kaum Remaja
KOTA MALANG, NETRALNEWS.COM - Pergaulan bebas merupakan salah satu permasalahan di kalangan remaja yang dapat dimaknai sebagai bentuk perilaku tidak terpuji yang menyimpang dari norma agama maupun norma kesusilaan.
Pergaulan bebas di kalangan remaja sudah tidak asing lagi dan mudah dijumpai di kalangan masyarakat saat ini. Bahkan hal tersebut seperti sudah dinormalisasi, apalagi di zaman modern dan di era digitalisasi saat ini.
Kegiatan pergaulan bebas yang sering dilakukan di kalangan remaja saat ini antara lain; merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, tawuran antar pelajar, mengonsumsi obat-obatan terlarang atau narkoba, berpakaian tidak sopan, mencuri, hingga seks bebas.
Pergaulan bebas di kalangan remaja tentu tidak terjadi begitu saja, ada beberapa faktor yang memengaruhinya antara lain:
1. Kurangnya pengawasan orang tua
Orang tua merupakan pihak pertama yang bertanggung jawab dalam mengawasi segala kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak mereka.
Jika orang tua lengah dalam mengawasi anaknya, maka kemungkinan besar anak mereka akan mudah terhadap pengaruh negatif lingkungan sekitarnya.
2. Penyalahgunaan media yang ada
Adanya berbagai media termasuk film, tayangan televisi yang tidak mendidik, musik, dan internet dapat mempengaruhi pandangan remaja terhadap pergaulan bebas.
Selain itu, mudahnya akses ke internet membuat para remaja dengan leluasa menyalahgunakan akses internet yang ada untuk mengonsumsi tayangan yang tidak sepatutnya dilihat seperti pornografi.
3. Rendahnya tingkat pendidikan keluarga
Pendidikan kelurga merupakan aspek penting dalam membimbing anak ke arah yang benar. Jika keluarga tidak memberikan pendidikan yang baik dan benar mengenai aturan pergaulan, maka anak akan cenderung mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas yang ada di lingkungan sekitar mereka.
Pada masa sekarang ini, tidak sedikit orang tua yang menyuruh anak-anak mereka untuk mencari pacar, padahal secara tidak langsung orang tua tersebut malah menjerumuskan anaknya ke pergaulan yang tidak baik. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan keluarga.
4. Rendahnya regulasi diri
Regulasi diri adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Jika seseorang tidak mampu mengatur diri sendiri, maka mereka akan mengikuti hawa nafsu yang akan membawa diri mereka ke arah negatif.
5. Nilai agama yang kurang
Seseorang yang berpegang teguh pada nilai-nilai agama hidupnya akan cenderung lebih tertata sehingga akan terjaga dari pergaulan bebas.
Sebaliknya, orang yang jauh dari agama, tidak pernah beribadah, dan tidak mengingat akan adanya Tuhan, maka ia akan merasa tidak ada yang ia takuti dan ia pedulikan sehingga dengan mudahnya masuk ke dalam pergaulan bebas.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas di kalangan remaja di antaranya meningkatkan risiko masalah emosional seperti depresi, meningkatkan kriminalitas, mendapat sanksi sosial dari masyarakat, dan yang paling parah adalah akan mudah tertular penyakit menular seksual, apalagi jika pelaku sering bergonta-ganti pasangan. Kemungkinan besar akan tertular penyakit seperti HIV/AIDS dan sifilis.
Dalam laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekitar 1.188 anak di Indonesia positif HIV, data tersebut diperoleh selama Januari-Juni 2022.
Sungguh miris, waktu remaja yang seharusnya digunakan untuk menuntut ilmu menjadi terhalang karena pergaulan bebas. Seharusnya, remaja mampu menjadi dewasa tanpa seks bebas melalui pengawasan orang tua dan pendidikan Pancasila.
Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan bisa dilakukan secara formal maupun informal. Sedangkan Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang dijadikan pedoman dalam menjalani hidup sehari-hari.
Jadi, pendidikan Pancasila merupakan suatu pendidikan yang mengajarkan tentang implementasi atau penerapan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat supaya mereka dapat menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila.
Pendidikan Pancasila menjadi salah satu upaya dalam pencegahan pergaulan bebas di kalangan remaja karena di dalamnya mencakup nilai-nilai yang sangat relevan dalam pembentukan moral remaja.
Selain itu, pendidikan Pancasila juga bertujuan untuk membentuk karakter manusia sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang beretika, beradab, dan berakhlak mulia. Contohnya dengan memiliki iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga remaja tidak mudah terpengaruh pergaulan bebas, perilaku tersebut sesuai dengan pengamalan sila pertama Pancasila.
Untuk mendukung suksesnya pendidikan Pancasila ini, pihak sekolah dan pihak keluarga harus bekerja sama dalam mendidik remaja agar kelak mereka mampu menjadi generasi emas yang bisa menjadikan Indonesia lebih baik lagi ke depannya.
Penulis: Euis Rosalia