Organisasi Dokter Terkemuka AS Bikin Kebijakan Baru soal Penilaian Berat Badan yang Sehat
WASHINGTON DC, iNews.id Para pakar kesehatan AS yang tergabung dalam American Medical Association (AMA) bakal menyarankan kepada dokter untuk tak lagi terlalu berfokus pada indeks massa tubuh (BMI) dalam menentukan sehat atau tidaknya berat badan yang dimiliki pasien.
Mereka mengatakan, ukuran tersebut tidak dapat memprediksi risiko penyakit dengan baik di secara universal untuk seluruh kelompok ras dan etnik.
BMI adalah nilai rasio berat badan terhadap tinggi badan. Pengukuran semacam ini telah lama digunakan untuk mendefinisikan apakah seseorang mempunyai berat badan kurang, berat badan normal, berat badan berlebih, obesitas, dan sangat obesitas. Akan tetapi, belakangan ini banyak bukti yang menunjukkan bahwa BMI adalah prediktor risiko kesehatan yang tidak akurat pada tingkat individu.
Aktor Sandy Permana Sempat Sebut Nama Pelaku Pembunuhan sebelum Meninggal Dunia, Tetangganya?
Pada pertemuan tahunan di Chicago, para anggota AMA memilih mengadopsi kebijakan baru. Kelompok dokter yang berpengaruh dari Amerika Serikat itu menyatakan, BMI harus diperlakukan sebagai salah satu faktor saja dalam menentukan apakah seorang pasien memiliki berat badan yang sehat. Beberapa ukuran lainnya seperti komposisi tubuh, lemak perut, lingkar pinggang, dan faktor genetik juga penting untuk diperhatikan.
(Ada) masalah dengan penggunaan BMI sebagai ukuran karena kerugian historisnya (dan) penggunaannya untuk pengucilan rasial, kata AMA pada Rabu (14/2/2023).
Dalam pengumumannya, AMA mengakui bahwa skala BMI yang berlaku selama ini terutama didasarkan pada data yang diambil dari kelompok ras kulit putih. Padahal, bentuk dan komposisi tubuh manusia itu sangat bervariasi, bergantung pada kelompok ras dan etnik, jenis kelamin, dan kelompok umur.
Masalah berat badan telah lama dikaitkan dengan keputusan gaya hidup yang buruk, seperti makan terlalu banyak karena kurangnya kemauan. Pandangan tentang berat badan yang tepat, dan penyebab obesitas khususnya, telah mulai berubah seiring dengan pendekatan baru untuk manajemen kesehatan.