Dapat Pendampingan Kemenperin, IKM di Kalsel Sukses Olah Cabai Rawit Hiyung jadi 8 Produk

Dapat Pendampingan Kemenperin, IKM di Kalsel Sukses Olah Cabai Rawit Hiyung jadi 8 Produk

Gaya Hidup | BuddyKu | Minggu, 4 Juni 2023 - 00:10
share

JAKARTA Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong Industri Kecil Menengah (IKM) agar terus berkembang melalui program pendampingan. IKM akan mendapatkan bimbingan teknis hingga bantuan peralatan.

Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi salah satu provinsi yang mendapatkan pendampingan dari Kemenperin. Salah satunya di sentra olahan hortikultura di Kabupaten Tapin, khususnya untuk pengolahan cabai rawit Hiyung.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengatakan, pendampingan dilakukan karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2022, hasil panen cabai rawit di Kabupaten Tapin merupakan yang terluas di Kalimantan Selatan, yaitu mencapai 479 hektare dengan produksi hingga 2.015,7 ton.

Salah satu varietas cabai lokal unggulan di daerah tersebut adalah cabai rawit Hiyung yang namanya berasal dari Desa Hiyung, desa tempat tumbuh varietas tersebut, ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (3/6/2023).

Menurut dia, produk hortikultura seperti cabai rawit Hiyung merupakan salah satu komoditi pertanian yang mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Tapin.

Hal itu terjadi karena cabai rawit Hiyung Tapin dianggap sebagai varietas unik yang dapat dikembangkan dan diolah menjadi berbagai produk. Komoditas ini juga telah terdaftar sebagai produk Indikasi Geografis Indonesia pada tahun 2020.

Namun, selama ini banyak petani dan pelaku IKM di Tapin terbiasa hanya menjual cabai segar dan abon cabai. Padahal, cabai Hiyung bisa diolah menjadi aneka produk seperti sambal, bubuk cabai kering, minyak cabai, saus, dan sebagainya.

Selama empat hari pendampingan, kami berhasil mengolah cabai Hiyung menjadi delapan produk, ungkap Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Ditjen IKMA, Yedi Sabaryadi.

Selain itu, terdapat banyak komoditas hortikultura yang mempunyai nilai tinggi dalam bentuk segar, namun saat pasca panen komoditas tersebut cepat rusak, sehingga memerlukan penanganan khusus untuk menjaga kualitas produk, salah satunya cabai rawit Hiyung.

Dengan demikian, petani dan pelaku IKM di sentra tersebut membutuhkan pendampingan diversifikasi produk dan teknologi penanganan pascapanen. Ini dilakukan untuk memperpanjang umur simpan komoditas melalui pengawetan dan ragam pengolahan.

Menurut Yedi, teknologi pengawetan bertujuan tidak mengubah bentuk asli bahan, tetapi dapat memperpanjang umur simpan bahan baku.

Sedangkan teknologi pengolahan bertujuan untuk mengubah bentuk asli bahan yang dapat memberikan nilai tambah serta penganekaragaman produk pangan dengan tetap memperhatikan keamanan pangan, pungkasnya.

(ind)

Topik Menarik