Riwayat Pulau Cantik Banda Neira dan Kisah Rumah Setan yang Disewa Bung Hatta

Riwayat Pulau Cantik Banda Neira dan Kisah Rumah Setan yang Disewa Bung Hatta

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 2 Juni 2023 - 16:09
share

BANDA Neira di Maluku sempat viral di media sosial beberapa waktu setelah seorang netizen menyorot kurangnya perawatan terhadap situs-situs sejarah yang ada di sana serta minimnya infrastruktur. Respons warganet beragam, tak sedikit yang terpukau dengan keindahan Banda Neira.

Banda Neira merupakan pulau cantik di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah yang sarat akan sejarah bangsa Indonesia. Kota modern Banda Neira dibangun oleh VOC pada tahun 1600-an Masehi, dengan membantai penduduk asli dan membawa yang tersisa ke Jakarta (dulu bernama Batavia).

Banda Neira Viral di Medsos, Netizen Terpukau dengan Keindahannya

Lokasi ini juga menjadi pengasingan tokoh besar perjuangan kemerdekaan Indonesia; Mohammad Hatta atau Bung Hatta dan Sutan Sjahrir.

Tiba di Banda Neira pada tahun 1935, keduanya menjalani pengasingan selama 6 tahun usai dipindahkan dari Boven Digoel di Irian Barat (Papua sekarang).

Bung Hatta dan Sutan Sjahrir pernah tinggal di sebuah rumah yang dijuluki sebagai rumah setan.

Rumah itu milik satu keluarga Ambon yang menetap di Makassar dan menyewakan rumahnya dengan harga 10 gulden per bulan.

7 Destinasi Wisata Terbaik Banda Neira, Serpihan Surga di Timur Indonesia

Sebelum Hatta menyewanya, rumah tersebut pernah ditempati oleh seorang juru rawat. Sayangnya, ia tak berani lama menetap di sana karena sering melihat peti mati hitam di bagian tengah rumah.

Meskipun sudah diimbau untuk pindah dari rumah setan itu, namun Hatta enggan menanggapi dan justru mengatakan bahwa setanlah yang harusnya pergi.

Hingga kini, rumah pengasingan tersebut masih bisa disaksikan oleh masyarakat. Karena cukup banyaknya aktivitas pemerintah kolonial di Banda Neira, pulau ini banyak diisi oleh bangunan Belanda.

Keindahan Banda Neira sudah diakui sejak dulu. Gugusan pulau ini berada 132 km di tenggara Ambon dengan Kepulauan Banda. Selain Banda Neira, ada pula Banda Besar dan Gunung Api yang terdapat di kepulauan ini.

Kepulauan Banda, terutama Banda Neira, menjadi salah satu wilayah favorit pemerintah kolonial.

Sebab, Banda Neira menjadi pusat perdagangan pala dan fuli (salut biji pala) di dunia. Nilai perdagangan rempah di kepulauan ini sangat tinggi sampai abad ke-19.

Ilustrasi

Melansir tulisan Mezak Wakim bertajuk Banda Naira dalam Perspektif Sejarah Maritim, buah pala yang berasal dari Banda Neira sudah terkenal sejak zaman Romawi melalui sebuah jaringan perdagangan laut.

Karena persebaran buah pala dari Banda Neira inilah, para penjelajah dunia menelusuri dan mencari keberadaannya, hingga mereka akhirnya tiba di Maluku.

Topik Menarik