Waspadai Bahaya Diabetes Tipe 2, Ubah Mindset Belum Makan jika Bukan Nasi
JAKARTA, celebrities.id - Bagi banyak masyarakat Indonesia, pola pikir belum makan jika belum makan nasi sudah lazim. Namun, dokter mengingatkan risiko bahaya yang mengancam apabila konsumsi karbohidrat berlebih.
Menanggapi mindset semacam itu, dr. Nadia Alaydrus, dokter umum yang aktif mengedukasi masyarakat lewat media sosial ikut mengingatkan. Menurutnya, mengonsumsi nasi terlalu tinggi bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Apalagi jika makan nasi dengan tambahan mi instan yang sama-sama mengandung karbohidrat tinggi.
"Belum makan kalau belum makan nasi. Masyarakat Indonesia yang punya mindset kalau belum makan nasi sama dengan belum makan mau itu komplit makan ada daging dan lauk pauk lainnya," kata dr Nadia dalam akun Instagramnya, dikutip Kamis (1/6/2023).
"Karena bahaya loh apabila konsumsi karbohidrat secara berlebihan. Menurut penelitian ini bahwa penduduk Asia yang dominan mengkonsumsi makanan nasi risiko mengalami diabetes tipe 2 dibandingkan penduduk Eropa yang makan nasi," tuturnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan tentang kandungan pada nasi terdapat kalori 129, karbo 27,9 gram, lemak 0,2 gram, dan protein 2,6 gram. Sehubungan dengan nasi, dr Nadia menjelaskan ada opsi lain untuk memenuhi karbohidrat harian kita.
Sehingga bila makan tidak harus pakai nasi tapi bisa diganti dengan roti, singkong, dan lainnya. Sebab dua sendok atau centong nasi saja sudah cukup tinggi indeks glikemiknya (IG) yaitu sebesar 73.
Glikemik sendiri menurut Kementerian Kesehatan merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam bahan pangan dalam meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.
"Jadi untuk memenuhi konsumsi karbohidrat harian kita nggak harus dua centong nasi atau 100 gram bisa digantikan dengan roti, singkong, jagung, fresh noodle dan kentang," ucapnya.
"Nasi putih sendiri memiliki indeks glikemik lebih tinggi sebesar 75. Makanya penderita diabetes itu disuruh membatasi makan nasi," kata Nadia.
Sekadar informasi, bagi penderita diabetes perlu mengontrol asupan makanannya, dengan memperhatikan kandungan glikemik, harus rendah agar tidak meningkatkan kadar gula dalam darah.
"Perencanaan makan bagi seorang diabetes (penyandang kencing manis) merupakan hal yang mutlak dilakukan. Salah satunya memilih makanan dengan indeks glikemik rendah, yakni kurang dari 55. Memang tak semua orang bisa mudah mempraktikkan pola makan dengan IG rendah," keterangan dalam website P2PTM laman Kementerian Kesehatan.