Perokok Usia 10-18 Tahun Meningkat

Perokok Usia 10-18 Tahun Meningkat

Gaya Hidup | BuddyKu | Kamis, 1 Juni 2023 - 09:48
share

RADAR JOGJA Perokok anak dan remaja usai 10-18 tahun di Sleman meningkat. Berdasarkan hasil survei Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, ditemukan 10,5 persen pernah mencoba rokok pada 2021. Sedangkat tahun ini meningkat hingga 16,1 persen. Dari total anak muda di Kabupaten Sleman kurang lebih 200.000 jiwa.

Ironisnya rata-rata perokok ini dimulai dari usia anak-anak remaja. Data menunjukkan anak yang menjadi perokok terus meningkat dalam 10 tahun terakhir ini, ungkap Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dalam seminar Hari tanpa Tembakau Sedunia di Prima SR Hotel dan Covention Sleman kemarin (31/5).

Jika mengacu rata-rata nasional, perokok usia di atas 15 tahun sebesar 32,2 persen. Sedangkan data nasional anak-anak usia 10-15 tahun, pernah mencoba merokok mencapai 23 persen.

Fakta yang lebih memprihatinkan, lanjutnya, tidak sedikit perokok usia anak menggunkan rokok elektrik atau vape yang dinilai lebih aman. Dari 16,1 persen anak mencoba rokok, 6,6 di antaranya merokok dengan vape. Padahal baik vape maupun rokok konvensional, ini sama bahayanya, tegas Kustini.

Dia mendorong anak muda menghindari rokok. Sebab, konsumsi dan paparan asap rokok berbahaya. Dapat mempengaruhi stunting, berbahaya dan memperparah gangguan pernapasan. Mari kita gencarkan Gasbro, gerakan keluarga sehat bebas asap rokok, ajaknya.

Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama menyebut, Pemkab Sleman telah mengangkat duta-duta Gasbro yang merupakan terobosan untuk menggiatkan masyarakat Sleman menjauhi rokok. Menurutnya, ini sudah dilakukan implementasi di beberapa kalurahan, salah satunya di Banyuraden.

Ini sudah mendeklarasikan dengan peraturan kalurahan (Perkal) tentang kawasan tanpa rokok (KTR). Mudah-mudahan bisa direplikasi di tempat lain, karena ini nanti daya ungkitnya sangat tinggi menekan perokok pemula, ucap Cahya.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman Esti Kurniasih menambahkan, perilaku merokok keluarga yang memiliki bayi stunting sangat tinggi. Salah saktu faktornya karena perilaku merokok sembarangan yang paparan asapnya mengenai bayi.

Pencegahannya dengan penyuluhan, KIE, konsultasi edukasi, konseling kemudian juga mengatur iklan rokok dan kawasan merokok diatur tempatnya, jadi tidak sembarang tempat, tandasnya. (mel/eno)

Topik Menarik