Kebiasaan Gus Dur Tidur Saat Rapat Tapi Tetap Paham Pembahasan, Ini Kesaksian Sahabat, Ajudan dan Mantan Menteri
FAJAR.CO.ID, JAKARTA Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal memiliki banyak kebiasaan nyeleneh yang tak dimiliki tokoh bangsa lainnya.
Selain dikenal sebagai bapak bangsa, Gus Dur juga dikenal sebagai bapak pluralisme yang sangat menghargai keberagaman bangsa.
Hal itu ditandai dengan menempatkan etnis Tionghoa dengan segala budaya dan adat istiadatnya kembali bisa beraktivitas dengan aman dan nyaman.
Akan tetapi, Gus Dur juga dikenal sebagai presiden yang memiliki sederet kebiasan nyeleneh.
Salah satunya, ia dikenal kerap tidur saat rapat atau dalam forum-forum kenegaraan selama menjabat sebagai presiden.
Saat itu, banyak pula yang mengkiritik dan menyorotinya karena kebiasaan yang dianggap tidak sopan tersebut.
Namun uniknya, ketika Gus Dur bangung, ia tetap paham dan nyambung ketika bangun. Semua yang dibahas dalam rapat itu bisa diketahuinya.
Aneh bukan?
Sebagian menganggap, itu adalah salah satu karomah yang dimiliki Gus Dur mengingat ia adalah cucu dari ulama besar bangsa sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Ashari.
Lalu, apa penjelasannya?
Penjelasan Asisten Pribadi
Kiai Ngatawi Al-Zastrow, asisten pribadi Gus Dur pernah membagikan cerita soal kebiasaan tidur Gus Dur saat haul ke-13 di Ponpes Tebuireng, Jombang.
Kiai Ngatawi sendiri sudah menjadi pendamping Gus Dur sejak 1998 sampai 2009.
Ia mengungkap bahwa salah satu kebiasaan Gus Dur ketika mengikuti rapat atau agenda kenegaraan, sering kali tertidur.
Tapi ketika terbangun, Gus Dur ternyata paham dan tetap nyambung dengan materi dan pembahasan dalam forum tersebut.
Menurutnya, kebiasaan Gus Dur itu dilihat secara spiritual jarang orang biasa menirunya. Karena setiap saat Gus Dur selalu berdoa dan berdzikir.
Gus Dur itu penganut spiritualis. Dan paradikma keilmuan Gus Dur itu mentautkan antara rasionalitas dan spiritualitas. Kalau sudah seperti itu jangankan tidur. Kadang orangnya disini bisa menterjemahkan sesuatu ditempat lain, terang Kiai Zastrow.
Lalu, kenapa Gus Dur selalu paham dengan materi dan pembahasan dalam rapat tersebut padahal saat itu tertidur?
Kiai Ngatawi mengungkap, sepanjang hidupnya Gus Dur adalah sosok yang hobi membaca dan menulis dan memiliki literasi yang sangat tinggi.
Gus Dur mempunyai tingkat literasi yang tinggi. Semua buku dibaca oleh Gus Dur, jadi kecerdasan Gus Dur di atas rata-rata orang pada umumnya, jelasnya.
Kebiasaan Gus Dur itulah yang membuatnya tetap bisa nyambung dengan materi pembahasan rapat atau agenda kenegaraan meski tertidur.
Cerita Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud MD pun punya cerita soal kebiasaan tidur Gus Dur dalam rapat dan forum penting kenegaraan.
Mahfud MD sendiri adalah Menteri Pertahanan di masa kepemimpinan Gus Dur sebagai Presiden RI.
Ia mengungkap, saat memimpin rapat kenegaraan, biasanya Gus Dur menyerahkan kepada Megawati Soekarnoputri untuk memimpin rapat setelah rapat dibuka oleh Gus Dur.
Selanjutnya, Gus Dur lalu tidur.
Saat sidang kabinet, biasanya Gus Dur membuka sidang dengan pengantar singkat, kemudian menyerahkan kepada Mbak Megawati (wapres) untuk memimpin sidang. Gus Dur kemudian tertidur, cerita Mahfud MD.
Lagi Viral Gen ZTaiwan Jalan Menunduk seperti Budaya Indonesia, Netizen: Beneran Apa Ngejek?
Akan tetapi, Mahfud MD juga menjadi salah satu saksi bahwa sejatinya Gus Dur tidak benar-benar tidur.
Selama saya duduk di kabinet, menjadi menteri Presiden Gus Dur, hal itu (tidur, tapi menyerap materi) juga saya saksikan, ungkap Mahfud MD.
Sama seperti yang lainnya, Mahfud juga mengungkap bahwa ketika Gus Dur bangun, ia paham dengan seluruh materi pembicaraan, hasil rapat dan sidang kabinet tersebut.
Bahkan, resume serta ulasan yang dibuat Gus Dur pun sama persis dengan yang dibicarakan dalam forum tersebut.
Padahal Gus Dur tertidur selama para menterinya berdiskusi dan berbicara tentang segala hal.
Penjelasan Gus Mus
Lain lagi cerita yang disampaikan KH Mustofa Bisri atau yang biasa disapa Gus Mus dalam bukunya berjudul GusDur dalam Obrolan Gus Mus.
Gus Mus adalah salah satu sahabat Gus Dur. Keduanya adalah teman mondok sekamar saat menempuh pendidikan di Universitas AL Azhar, Kairo, Mesir.
Karena itu, Gus Mus pun sudah cukup paham dan mengenal sosok Gus Dur.
Dalam buku tersebut Gus Mus menceritakan, kebiasaan tidur Gus Dur itu sempat membuat kesal dan jengkel banyak orang. Salah satunya adalah Jalaludin Rahmat, salah seorang cendikiawan muslim.
Bahkan saking jengkelnya dengan kebiasan tidur Gus Dur, ia sampai dianggap sebagai sosok yang anti Gus Dur karena terlalu sering mengugkit soal kebiasaan tidur Gus Dur.
Gus Dur dianggap tidak sopan. Bagaimana tidak? Wong salah seorang pemimpin Negara Islam Iran mau bicara dan dialog, Gus Dur justru tidur, ngorok lagi. Begitu Kang Jalal mengeluh. Kejengkelan Kang Jalal tentu mudah dipahami. Pemimpin tertinggi Iran itu idolanya, kata Gus Mus dalam buku tersebut.
Kebiasaan tidur Presiden Indonesia ke-4 ini bahkan sudah diketahui masyarakat Indonesia. Salah satunya yang cukup terkenal adalah saat menghadiri sidang pleno di DPR.
Sama halnya ketika ia tertidur di tengah pidato pemimpin Iran. Gus Dur terbangun saat pidato usai, namun jadi orang pertama yang mengangkat tangan untuk merespon.
Ternyata, Gus Dur selalu mencari tahu tentang pembicaranya manakala menghadiri sebuah acara. Ia kemudian mempelajari pikiran, perspektif, serta gagasan pembicara tersebut.
Dari bahan-bahan yang ia pelajari, pria kelahiran Jombang itu kemudian menangkap apa yang akan disampaikan si pembicara kelak.
Paling-paling tak jauh dari itu juga, kata Gus Mus meniru pernyataan Gus Dur.
Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah Gus Dur benar-benar tidur saat rapat atau tidak? (Pojoksatu)










