5 Contoh Puisi Sastrawan Terkenal Sarat Makna
JAKARTA, celebrities.id - Banyak contoh puisi sastrawan terkenal yang mengandung makna mendalam. Sebut saja Taufik Ismail, Sapardi Djoko Damono dan Chairil Anwar.
Mereka adalah sastrawan Indonesia yang memiliki banyak karya puisi terkenal. Puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif. Ungkapan tersebut menggunakan kekuatan bahasa yang meliputi simbol (lambang), konotasi dan majas.
Struktur fisik puisi yang meliputi jumlah baris tiap bait, rima pemenggalan (enjambemen), bentuk (tipologi) dan irama. Lalu struktur batin yang meliputi tema, pesan suasana dan imajinasi.
Dilansir dari berbagai sumber pada Kamis (27/4/2023), celebrities.id telah merangkum contoh puisi sastrawan terkenal sebagai berikut.
Contoh Puisi Sastrawan Terkenal
1. Sebuah Jaket Berlumuran Darah
Karya: Taufik Ismail
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan Selamat tinggal perjuangan
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.
Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan
2. Pada Suatu Hari Nanti
Karya: Sapardi Djoko Damono
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.
3. Aku Berada Kembali
Karya: Chairil Anwar
Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;
rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matahari lain.
Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.
Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh
1949
4. Hujan Bulan Juni
Karya: Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
5. Sajadah Panjang
Karya: Taufiq Ismail
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya










