Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Serangga dan Arachnida
Serangga dan arakhnida dapat dijumpai dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Kedua hewan mungil ini sering disamakan karena sekilas mereka memiliki kemiripan dari segi wujud fisiknya.
Serangga dan arachnida merupakan hewan invertebrata, yang artinya mereka tidak memiliki tulang punggung. Serangga maupun arachnida punya kerangka luar yang menjadi penutup sekaligus pelindung tubuh kaku mereka.
Meski terkesan mirip, sebenarnya kedua hewan ini punya perbedaan. Dilansir dari National Park Service, serangga secara fisik memiliki enam kaki dan dua antena kecil. Tubuh mereka terdiri dari tiga segmen utama, yaitu kepala, dada, dan perut.
Kerangka luar pada serangga berisi organ indra yang dapat berfungsi untuk merasakan cahaya, suara, suhu, tekanan angin dan bau.
Secara umum, siklus hidupnya dimulai dari telur, larva atau nimfa, pupa, dan dewasa. Mereka mengalami metamorfosis dari tahap larva ke tahap dewasa.
Serangga merupakan hewan berdarah dingin yang bernapas bukan dengan paru-paru. Mereka punya kemampuan terbang dan sebagian besar memiliki mata yang majemuk.
Serangga merupakan makhluk yang sangat mudah beradaptasi dan dapat ditemui di segala tempat. Maka tak heran jika 90% dari spesies hewan di Bumi adalah serangga.
Berbeda dengan serangga, arachnida justru memiliki delapan kaki, namun tidak punya antena. Beberapa jenis arachnida adalah laba-laba, kalajengking, tungau, kutu, kalajengking cambuk, dan kalajengking semu.
Siklus hidup mereka sedikit berbeda dengan serangga, arachnida berkembang dengan mempertahankan bentuk dewasanya. Dia akan berganti kulit ketika tumbuh lebih besar.
Pada tubuh arachnida, terdapat dua segmen utama yaitu cephalothorax dan perut. Beberapa dari spesies menyimpan racun dalam tubuhnya, seperti laba-laba black widow atau kalajengking kulit kayu.
(DRA)




