4 Macam Gaya Bahasa dalam Sastra yang Sering Digunakan

4 Macam Gaya Bahasa dalam Sastra yang Sering Digunakan

Gaya Hidup | BuddyKu | Selasa, 7 Maret 2023 - 10:01
share

JAKARTA, celebrities.id - Macam gaya bahasa dalam sastra dapat menambah wawasan Celeb Hitz terkait jenis bahasa yang kerap digunakan dalam karya tulis.

Gaya bahasa bertujuan untuk memaksimalkan ekspresi dan memperoleh kesan atau rasa tertentu dalam sebuah tulisan.

Gaya bahasa dalam karya sastra juga mempunyai peran yang sangat penting dalam penciptaan citra karya sastra tersebut. Hal ini karena keindahan karya sastra dapat didukung dengan adanya gaya bahasa kiasan yang digunakannya.

Dilansir dari berbagai sumber pada Selasa (7/3/2023), celebrities.id telah merangkum macam gaya bahasa dalam sastra sebagai berikut.

Macam Gaya Bahasa dalam Sastra

1. Gaya Bahasa Perbandingan

Gaya bahasa perbandingan adalah bahasa yang menyamakan satu hal dengan yang lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding, seperti; bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana dan kata-kata pembanding yang lain.

a. Simile

Simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit atau menyatakan sesuatu sama dengan hal lain

b. Metafora

Metafora adalah majas yang memperbandingkan suatu benda lain.

c. Alegori, Parabel dan Fabel

Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam satuan yang utuh

d. Personifikasi

Personifikasi adalah semacam gaya bahsa kiasan yang mengambarkan bendabenda mati atau barang-barang yang tidk bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan

e. Depersonifikasi

Gaya bahasa depersonifikasi atau pembendaan adalah kebalikan dari gaya bahasa personifikasi.

f. Antitesis

Antitesis adalah jenis gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan.

g. Pleonasme

Pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu (seperti menurut sepanjang adat; saling tolong-menolong).

h. Perifrasis

Perifrasis adalah sejenis gaya bahasa yang mirip dengan pleonasme. Keduanya menggunakan kata-kata lebih banyak yang dibutuhkan. Pada gaya bahasa perifrasis, kata-kata yang berlebihan itu pada prinsipnya dapat diganti dengan sebuah kata saja.

i. Antisipasi

Antisipasi merupakan gaya bahasa yang selalu mendahulukan keterangan atau penjelasan tentang kejadian yang sebenarnya belum terjadi.

j. Koreksi

Koreksio atau epanortosis adalah gaya bahasa yang berwujud mula-mula ingin menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memeriksa dan memperbaiki mana-mana yang salah, namun karena suatu hal diperbaiki lagi pada waktu itu juga.

2. Gaya Bahasa Pertentangan

Gaya bahasa pertentangan ialah kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca dan pendengar.

a. Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis dengan gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat kata frase, atau kalimat.

b. Litotes

Litotes berasal dari kata yunani litos yang berarti "sederhana, lawan dari hiperbola, merupakan sejenis gaya bahasa yang membuat pernyataan mengenai sesuatu dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya.

c. Ironi

Ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.

d. Oksimoron

Kata oksimoron berasal dari bahasa Latin okys tajam + moros goblok, gila. Oksimoron adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung penegasan atau pendirian suatu hubungan sintaksis- - baik koordinasi maupun determinasi antara dua antonim.

e. Paronomasia

Paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi bermakna lain; kata-kata yang sama bunyinya tetapi artinya berbeda.

f. Paralipsis

Paralipsis adalah gaya bahasa yang merupakan suatu formula yang digunakan sebagai untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.

g. Zeugma

Zeugma dan silepsis adalah gaya bahasa di mana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan pertama.

h. Satire

Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.

i. Innuendo

Semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.

j. Antifrasis

Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya.

k. Paradoks

Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandungpertentangan yang nyata dengan fakta-fakta.

l. Klimaks

Kata klimaks berasal dari bahasa Yunani klimax yang berarti tangga. Klimaks adalah sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang semakin lama semakin mengandung penekanan; kebalikannya adalah antiklimaks.

m. Anti klimaks

Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur. Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan-gagasan yang kurang penting.

n. Apostrof

Secara kalamiah apostrof berarti penghilangan. Apostrof adalah sejenis gaya bahasa yang berupa penghilangan amanat dari yang hadir kepadayang tidak hadir.

o. Anastrof atau inversi

Anastrof atau inversi adalah semacam gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang lain biasa dalam kalimat. Inversi adalah gaya bahasa yang merupakan permutasi atau perubahan urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis.

p. Apofasis Preterisio

Apofasis adalah gaya bahasa yang berupa penegasan sesuatu tetapi justru tampaknya menyangkalnya.

q. Histeron proteron

Dalam tulisan ataupun percakapan, dalam menulis maupun berbicara, ada kalanya kita membalikkan sesuatu yang logis, membalikkan sesuatu yang wajar, misalnya menempatkan pada awal peristiwa sesuatu yang sebenarnya terjadi kemudian. Gaya bahasa seperti ini disebut histeron proteron.

r. Hipalase

Hipalase adalah gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata yang tertentu untuk menerangkan sebuah kata yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata yang lain.

s. Sinisme

Sinisme merupakan ironi lebih kasar sifatnya namun kadang-kadang sukar ditarik batas yang tegas antara keduanya.

t. Sarkasme

Sarkasme mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Sarkasme dapat saja bersifat ironi, dapat juga tidak, tetapi yang jelas adalah bahwa gaya ini selalu akan menyakiti hati dan kurang enak didengar.

3. Gaya Bahasa Pertautan

Gaya bahasa pertautan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan yang berhubungan atau berkaitan terhadap sesuatu hal yang ingin disampaikan.

a. Metonimia

Metonomia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.

b. Sinekdok

Sinekdok adalah gaya bahasa figuratif yang mempergunakan sebagaian dari suatu hal untuk menyatakan keseluruhan atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian.

c. Alusi

Alusi adalah acuan yang berusaha mensugestikan kesamaan antar orang, tempat atau peristiwa.

d. Eufemisme

Kata eufemisme berasal dari bahasa Yunani euphemia zein yang berarti berbicara dengan kata-kata yang jelas dan wajar dan diturunkan dari eu baik + pandai berbicara.

e. Eponim

Eponim adalah gaya bahasa di mana seseorang yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyampaikan sifat.

f. Epitet

Epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau dari suatu hal.

g. Antonomasia

Merupakan sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri, atau gelar resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri.

h. Erotesis

Erotesis adalah sejenis gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang digunakan dalam tulisan dalam tulisan atau pidato yang untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menuntut suatu jawaban.

i. Paralelism

Paralelism adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam bentuk pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama.

j. Elipsis

Elipsis adalah gaya bahasa yang di dalamnya dilaksanakan penanggalan atau penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa.

k. Gradasi

Gradasi adalah gaya bahasa yang mengandung suatu rangkaian atau urutan paling sedikit tiga kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang antaranya paling sedikit suatu ciri diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.

l. Asindeton

Asindeton adalah semacam gaya bahasa yang berpa acuan padat dan mampat dimana beberapa kata, frase atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.

m. Polisindeton

Polisindeton adalah suatu gayabahasa yang merupakan kebaikan dari asindeton.

4. Gaya Bahasa Perulangan

Perulangan atau repetisi adalah gaya bahasa yang mengandung perulangan bunyi, suku kata, kata atau frase, ataupun bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.

a. Aliterasi

Aliterasi adalah sejenis gaya bahasa yang memanfaatkan purwanti atau pemakaian kata-kata permulaan yang sama bunyinya.

b. Asonansi

Asonansi adalah sejenis gaya bahasa seperti yang berwujud perulangan vokal yang sama.

c. Antanaklasis

Antanaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.

d. Kiamus

Kiamus adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus pula merupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu kalimat.

e. Epizeukis

Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.

f. Tautotes

Tautotes adalah gaya bahasa perulangan atau repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.

g. Anafora

Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat.

h. Epistrofa

Epistrofa adalah semacam gaya bahasa seperti yang berupa perulangan kata atau frase pada akhir baris atau kalimat berurutan.

i. Simploke

Simploke adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.

j. Mesodilopsis

Mesodilopsis adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa di tengah-tengah baris atau beberapa kalimat berurutan.

k. Epanalepsis

Epanalepsis adalah semacam gaya bahasa repetisi berupa perulangan kata pertama dari baris, klausa atau kalimat menjadi terakhir.

l. Anadiplosis

Anadiplosis adalah sejenis gaya bahasa repetisi di mana kata atau frase terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frase pertama dari klausa atau kalimat berikutnya.

Topik Menarik