Suka Flexing di Medsos? Mungkin Anda Kekurangan 4 Hormon Ini

Suka Flexing di Medsos? Mungkin Anda Kekurangan 4 Hormon Ini

Gaya Hidup | BuddyKu | Jum'at, 3 Maret 2023 - 16:41
share

KEBIASAAN flexing di media sosial memang sudah cukup lazim. Kehidupan di media sosial memang kerap berbeda dengan aslinya, banyak orang kerap memposting banyak hal bahagia, meskipun terkadang berlawanan.

Psikolog dan Dosen dari Universitas Gajah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, menuturkan mereka yang kerap flexing atau memamerkan kehidupan mewah biasanya memiliki perasaan jiwa yang sedang tidak baik dalam kesehariannya.

Untuk membenahi hal tersebut, terdapat empat hormon yang harus dihidupkan agar mendapatkan jiwa yang bahagia dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dopamine yang bertujuan meneruskan langkah positif untuk meraih pencapaian yang diimpikan dalam kehidupan.

Selanjutnya, hormon yang dapat membuat orang lebih bahagia adalah oksitosin yang berguna untuk menghadirkan rasa cinta, kasih sayang, empatik dan juga rasa penerimaan yang tulus.

Lalu, terdapat pula hormon serotonin yang akan menghidupkan rasa bermakna dan bermanfaat bagi orang lain seperti kegiatan sosial, voluntary dan lain sebagainya. Untuk melengkapinya, seseorang juga butuh dengan hormon endorphin atau sebuah kegembiraan yang lepas.

"Nah jika ada yang kurang dari yang di atas, maka tidak tercipta kebahagiaan. Maka ia akan sakit jiwanya dan mereka harus mengejar kesenangan dengan hedonism, yang sering orang awam sebut kebahagiaan semu," ucap dia seperti dilansir dari Antara.

Tidak hanya masyarakat biasa, hormon-hormon tersebut juga perlu dihidupkan bagi seorang pejabat yang kini sedang menjadi sorotan dengan berbagai kehidupan mewah yang sering mereka tampilkan ke hadapan publik melalui platform media sosial pribadi mereka.

Hal itu sangat disayangkan oleh Novi, ketika ada pejabat yang dengan sengaja menampilkan kehidupan mewah karena pelayan publik justru harus mencerminkan kondisi masyarakat yang saat ini tengah berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

"Saya kira pejabat harus jadi pemimpin. Pemimpin berarti hidup dengan gagasannya dan tindakannya yang menginspirasi. Otomatis kalau value hidupnya ini, Maka mereka akan tidak bersandar pada kehidupan materialistis," jelas dia.

Novi pun menambahkan bahwa kehadiran para pejabat untuk terjun dan berkomunikasi ke kalangan masyarakat justru akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi pada instansi yang mereka pimpin.

Topik Menarik