Kasus Viral Bayi Obesitas di Bekasi, Dokter Gizi Soroti Pehamaman Pola Makan Keluarga

Kasus Viral Bayi Obesitas di Bekasi, Dokter Gizi Soroti Pehamaman Pola Makan Keluarga

Gaya Hidup | BuddyKu | Kamis, 2 Maret 2023 - 09:13
share

KASUS bayi obesitas bernama Kenzie di Bekasi yang viral, masih terus jadi sorotan banyak orang. Bayi berumur 16 bulan tersebut, diketahui memiliki bobot tubuh mencapai 27 kilogram.

Pada awal bergulir, sempat ramai disebut Kenzie kerap mengonsumsi kental manis, yang pada akhirnya menjadi salah satu pemicu dirinya mengalami kelebihan berat badan. Namun, menurut dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, Dokter Spesialis Gizi Klinik, kondisi yang dialami Kenzie bukan hanya karena penyebab tunggal yakni asupan makanan.

Ia menilai, kasus anak seperti ini sebetulnya bisa dipicu banyak faktor. Salah satunya, tingkat pemahaman (edukasi) dari orang tua, keluarga dan lingkungan yang dinilai masih rendah.

"Edukasi lah yang memberikan informasi harus jelas, untuk pola makan orang tua sudah (pasti) membawa banyak faktor, jelas dr. Marya kala ditemui di gelaran Media Workshop Stop Rantai Obesitas Sedini Mungkin bersama Nutrifood di Jakarta, baru-baru ini.

Bisa entah dari ekonomi, pendidikan orang tua juga bisa, atau pengaruh dari lingkungan," sambungnya.

Lebih lanjut, diungkap dr. Marya bahkan peranan anggota keluarga lain di samping ayah dan ibu sebagai orang tua, yakni kerabat seperti kakek, nenek, om dan tante juga bisa ikut memengaruhi pola hidup orang tua dan anak di rumah.

"Kalau orang Indonesia itu kan banyak faktor. Contoh dari kakek, om, dan tante memang berpotensi besar sekali (mempengaruhi)," kata dr. Marya lagi.

Maka dari itu, menurut dr. Marya, tingkat pemahaman terkait asupan gizi dan obesitas di masyarakat itu memang perlu ditingkatkan untuk masyarakat. Jika informasi salah disampaikan, maka berujung pada pemahaman nutrisi yang bermasalah juga pada akhirnya.

Jika informasi salah disampaikan dan salah dipahami, asupan nutrisinya bisa bermasalah. Misalnya, kebanyakan energinya jadi dari karbohidrat, atau minyak. Tapi kita juga harus lihat faktor lain, selain daya pehamannya atau juga karena ada faktor ekonomi, dan lingkungan," tutup dr. Marya

Topik Menarik