22 Tahun Kepergian Dono Warkop, Makamnya Hijau dan Terawat
JAKARTA, celebrities.id - DrsHWahjoe Sardono atau yang lebih dikenal dengan nama Dono, semasa hidupnya merupakan seorang aktor, pelawak sekaligus sempat menjadi dosen di Universitas Indonesia.
Setelah menamatkan kuliah, Dono mulai membangun popularitas bersama kelompok Warkop, yang kemudian melambungkan namanya bersama dengan dua nama pelawak lainnya yaitu Kasino dan Indro.
Sayang, setelah 26 tahun berkarier dan berjuang melawan kanker paru-paru yang dideritanya, Dono akhirnya berpulang ke pangkuan Sang Pencipta pada 30 Desember 2001.
Jenazahnya kemudian dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Setelah 22 tahun meninggalkan dunia hiburan, makam Dono hingga kini masih banyak didatangi oleh para peziarah.
Sebulan menjelang bulan Ramadan, celebrities.id berkesempatan menyambangi dan melihat bagaimana keadaan makam dari komedian legendaris ini.
Memasuki area TPU Tanah Kusir, suasana pemakaman sudah mulai banyak didatangi para peziarah. Pedagang-pedagang bunga sibuk merangkai bunga, dan menawarkannya kepada para peziarah. Berjalan tak jauh dari tempat parkir, makam Dono Warkop berada di Blok Blade 37.
Letak makam Dono sangat sejuk, terutama Ketika peziarah datang sekitar pukul 16.00 WIB. Bayangan dari pepohonan besar di sekitar makam, menutup sinar matahari yang terik saat cuaca cerah. Hembusan angin membuat suasana semakin tenang dan sejuk.
Meskipun semasa hidup dikenal sebagai seorang selebriti legendaris, makam Dono cukup sederhana. Batu nisan berwarna hitam dengan ukiran tulisan berwarna emas, terlihat jelas terdapat tulisan arab di bagian paling atas, sedangkan di bagian bawah ditulis gelar, nama, tempat dan tahun kelahiran, serta tahun kematiannya.
Innalillahi wa inna ilaihi raji\'un, Drs.H. Wahjoe Sardono bin Tjitro Soedijono. Lahir, Solo 30 September 1951. Wafat, Jakarta 30 Desember 2001.
Rumput hijau yang terpangkas rapi, memenuhi makam lengkap dengan sebuah kendi kecil di tengah-tengah makamnya.
Diketahui setelah meninggalnya Dono, makam tersebut dirawat oleh seorang pedagang kaki lima yang juga berjualan tak jauh dari makam. Bernama Royani (46) atau yang akrab dipanggil dengan nama bu Eman, wanita paruh baya ini merawat dengan sabar makam Dono bersama anak sulungnya, Sopiyan.
Sebelumnya, makam Dono dirawat oleh suami Bu Eman. Namun, lantaran sang suami meninggal pekerjaan tersebut kemudian diambil alih olehnya.
Semenjak bapaknya gak ada aja, kan ini pertama bapaknya yang ngurusin. Terus sekarang saya sama anak saya yang ngurusin, ujar bu Eman saat dijumpai di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Sabtu (18/2/2023).
Bu Eman juga menuturkan jika para peziarah kebanyakan merupakan penggemar atau fans dari Dono. Tak hanya dari Jakarta, bahkan ada yang datang dari luar kota seperti dari Jawa Timur yang rela datang jauh-jauh bersama keluarga kecilnya. Peziarah ini biasanya berdatangan mulai dari pagi hingga sore hari.
Ke sini kemarin sengaja sama suami dan anaknya, katanya saya dimimpiin gitu, kata bu Eman.
Peziarah yang datang ke makam Dono menjelang bulan Ramadan, dalam sehari biasanya minimal ada empat sampai lima orang.
Sedangkan dari pihak keluarga Dono, Bu Eman mengatakan anak-anak dari komedian kelahiran Solo ini sudah jarang berziarah. Diketahui bahwa ketiga anak laki-laki dari Dono kini tinggal di luar kota Jakarta karena pekerjaan mereka. Kakak Dono lah yang sering datang berkunjung ke makamnya menjelang bulan Ramadan.
Iya ntar kakaknya tuh, kalau mau munggahan baru datang, ujar bu Eman.
Sebelumnya Indro Warkop juga kerap mengunjungi makam, rekannya. Namun, sepengetahuan bu Eman sejauh ini ia belum datang lagi.
Saat celebrities.id berada di sana, ada hal unik dan menarik yang bu Eman sampaikan, tentang keberadaan kendi kecil di tengah-tengah makam Dono. Dia mengatakan setelah kendi diisinya dengan air, lama kelamaan airnya akan kering. Padahal kendi tak bocor sama sekali.
Sedangkan untuk perawatan makamnya, bu Eman dan sang anak biasanya memangkas dan merapikan rumput sebanyak 3 kali dalam satu bulan. Dia juga menyapu dedaunan kering yang ada di pinggiran makam. Selain itu, dia juga berganti-gantian dengan sang anak, untuk menyiram makam tersebut untuk menjaga rumputnya tetap hijau dan tidak kering.
Di sekeliling makam Dono juga terdapat dua buah makam keramat, dan juga makam seorang pejuang semasa zaman kolonial.










