Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk, Masalah Gizi yang Nyaris Sama Namun Berbeda

Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk, Masalah Gizi yang Nyaris Sama Namun Berbeda

Gaya Hidup | BuddyKu | Rabu, 25 Januari 2023 - 20:31
share

Stunting adalah masalah global yang menarik perhatian banyak pihak. Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), terdapat ratusan juta anak di seluruh dunia yang diperkirakan mengalami pertumbuhan terhambat karena stunting. Di Indonesia sendiri, stunting juga menjadi topik yang hangat dibicarakan. Namun, pemahaman masyarakat tentang stunting masih sangat minim. Hal ini dapat dilihat dari cara orang-orang di Indonesia mengartikan stunting, yang sering dianggap sebagai gizi buruk , padahal terdapat perbedaan stunting dan gizi buruk yang membuat dua hal tersebut cukup berbeda.

Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk

Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu sejak dalam kandungan hingga 1000 hari pertama kelahiran bayi. Penyebab utama stunting adalah asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Pada umumnya, permasalahan stunting baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.

Sedangkan, gizi buruk adalah keadaan dimana anak kekurangan konsumsi zat gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari-hari. Gizi buruk ditandai dengan berat dan tinggi badan anak yang tidak sesuai umur (dibawah rata-rata). Perbedaan antara stunting dan gizi buruk adalah gizi buruk bisa terjadi ketika anak kekurangan gizi dalam waktu yang relatif singkat.

Ciri Ciri Stunting

Stunting adalah kondisi di mana pertambahan tinggi badan seseorang tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan standar berdasarkan umur dan jenis kelamin. Ciri-ciri utama dari stunting adalah tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak lain seusianya pada populasi yang sama atau laju pertambahan tinggi badan yang lebih lambat dari anak lain seusianya pada populasi yang sama.

Untuk mengetahui apakah seorang anak menderita stunting, tumbuh kembang anak harus dipantau dan diukur tinggi badannya setiap bulan hingga berusia dua tahun. Pemantauan kemudian dilanjutkan secara berkala selama 612 bulan setelah berusia dua tahun. Ini merupakan cara yang efektif untuk mengetahui apakah seorang anak menderita stunting dan memulai tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

Mengenal Kondisi Gizi Buruk

Gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai dalam masyarakat. Terdapat dua jenis gizi buruk yaitu kurang gizi dan gizi berlebih.

Kurang gizi adalah kondisi di mana seseorang tidak mencukupi asupan protein, kalori, vitamin, atau mineral yang dibutuhkannya. Efek dari kekurangan asupan ini adalah gizi kurus atau wasting, stunting, dan berat badan kurang.

Sedangkan gizi berlebih adalah kondisi di mana seseorang mendapatkan nutrisi tertentu yang berlebihan. Konsumsi protein, lemak atau kalori yang berlebihan juga dapat menyebabkan malnutrisi. Pada kondisi ini, yang terjadi adalah berat badan berlebih atau obesitas.

Gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak dengan gizi buruk akan mudah mengalami infeksi karena kekebalan tubuhnya yang rendah. Selain itu, anak dengan gizi buruk juga memiliki tingkat kecerdasan yang rendah yang akan mempengaruhi performa mereka di sekolah.

Pada jangka panjang, gizi buruk dapat mengakibatkan pertumbuhan anak berhenti sebelum waktunya. Lebih jauh lagi, gizi buruk dalam jangka panjang akan menyebabkan anak wasting (kurus) dan stunting dan berdampak pada gangguan metabolisme, rendahnya kekebalan tubuh, dan ukuran fisik tubuh yang tidak optimal. Meski memiliki ciri yang nyaris serupa namun perbedaan stunting dan gizi buruk tetap dapat diketahui asalkan yang bersangkutan paham betul perbedaannya.

Topik Menarik