Mengenal Apa Itu Introvert yang Sering Disalahpahami
MOJOK.CO - Introvert sering disalahpahami sebagai seorang yang pemalu, pendiam, dan nggak suka bersosialisasi. Padahal nggak demikian lho.
Dilansir dari Healthline, introvert adalah cara seseorang dalam mengisi kembali energi mereka. Bukannya pemalu, seorang introvert mendapatkan kembali energinya dengan cara menyendiri. Bagi seorang introvert, bersosialisasi dengan banyak orang menghabiskan energi yang besar.
Psikolog Carl Jung adalah orang yang pertama kali mencetuskan spektrum ekstrovert dan introvert pada 1920. FYI, seorang ekstrovert mengisi energinya dengan bersosialisasi dengan orang lain, berkebalikan dengan introvert. Seiring berjalannya waktu beberapa orang diidentifikasi sebagai ambivert yaitu mereka yang berada di tengah-tengah antara ekstrovert dan introvert.
Lagi Viral Gen ZTaiwan Jalan Menunduk seperti Budaya Indonesia, Netizen: Beneran Apa Ngejek?
Seseorang bisa menjadi introvert karena kombinasi banyak hal seperti keturunan dan lingkungan, pola asuh, lalu juga tipe edukasi yang diterima. Berbagai pengalaman seperti dengan teman sebaya, pengalaman ketika anak-anak juga bisa mempengaruhi. Sejumlah studi menunjukkan, aksi kimiawi yang berada di otak juga bisa mempengaruhi kepribadian.
Lantas, ciri-ciri apa saja yang bisa jadi pertanda seorang introvert? Berikut ini rangkumannya.
Memerlukan waktu sendiri
Waktu sendiri adalah sebuah kebutuhan. Mereka cenderung menyukai malam yang tenang di rumah daripada bersama-sama ke sebuah pesta atau pertemuan sosial. Mereka juga lebih senang menghabiskan waktu libur dengan sendirian melakukan hal-hal yang digemari. Ketika sendiri kalian merasakan perasaan damai dan lega, bukan kecewa atau malah stres.
Terlalu banyak bersosialisasi menyerap energi
Bukannya tidak suka bersosialisasi dan menghindarinya sama sekali, seorang introvert sebenarnya senang kok bertemu orang lain. Apalagi dilakukan dalam kelompok kecil.
Akan tetapi, introvert akan membutuhkan energi yang sangat besar ketika bersosialisasi dalam kelompok besar. Biasanya kemudian membutuhkan waktu sendiri setelah pertemuan itu.
Kesulitan mengatasi konflik
Beberapa bukti menunjukkan bahwa introvert cenderung memiliki kepekaan yang lebih besar terhadap evaluasi dan kritik negatif. Mereka sulit untuk mengungkapkan pikiran apalagi ketika ada kemungkinan orang lain tidak sependapat. Mereka cenderung menghindari konflik apabila memungkinkan.
Cenderung suka bekerja sendiri
Seorang introvert cenderung suka bekerja sendiri karena ritme dan pola kerjanya memungkinkan waktu untuk merenungkan apa yang dikerjakannya. Mereka bisa memikirkan pendekatan yang sesua dan memfokuskan energi pada pekerjaan. Tidak perlu memikirkan dinamika kelompok atau mengabaikan obrolan.
Ini bukan berarti sulit bergaul. Mereka lebih fokus apabila bekerja sendirian. Hal ini biasanya juga mempengaruhi pilihan hobi misalnya saja membaca, membuat kerajinan, bermain game, atau berkebun.
Tidak tertarik pada spotlight
Introvert cenderung memilih bekerja di balik layar. Misalnya, kalian lebih senang melakukan penelitian dan menulis laporan daripada mempresentasikannya. Mereka lebih nyaman berada di pinggir dan luput dari pusat perhatian.
Menyukai pertemanan yang dekat dan sedikit
Lingkaran pertemanan seorang introvert tidak banyak, biasanya hanya itu-itu saja. Bukan karena tidak menyukai orang atau tidak bisa berteman, penelitian menunjukkan bahwa hubungan berkualitas memainkan peran penting dalam kebahagian. Oleh karenanya, introvert merasa lebih nyaman menjaga pertemanan dalam lingkup kecil dan berkualitas.
Mengenal orang secara mendalam
Sifatnya yang tidak suka menjadi perhatian atau spotlight menjadikan introvert lebih sering berada di pinggir dan menjadi pengamat. Kebiasaan ini membuat kalian cenderung kaya akan sudut pandang terhadap suatu hal, termasuk terhadap seseorang.
Ditambah lagi, introvert biasanya tidak mahir mengekspresikan diri sendiri, sehingga lebih banyak menjadi pendengar yang baik. Bahkan bukan tidak mungkin mereka terbiasa membaca bahasa tubuh, tindak-tanduk seseorang, nada bicara seseorang yang biasanya tersirat dan tidak diperhatikan banyak orang. kebiasaan-kebiasaan ini bisa meningkatkan kemampuan berempati dan dukungan emosional.
Tenggelam dalam pikiran-pikirannya sendiri
Mereka terbiasa memikirkan atau membayangkan berbagai kemungkinan kejadian yang bisa terjadi sebelum menyusun sebuah rencana. Oleh karenanya, perlu waktu untuk memproses informasi dan pilihan-pilihan sebelum memutuskan pilihan. Memikirkan segala rencana dari segala kemungkinan yang mungkin terjadi.
Kecenderungan untuk tenggelam dalam pikiran Anda ini dapat membuat orang lain mendapat kesan bahwa Anda pemalu, terganggu, atau tidak tertarik.
Lebih memilih menulis daripada berbicara
Beberapa introvert memikirkan secara hati-hati sebelum berbicara. Oleh karenanya kalian cenderung kesulitan memberikan opini secara spontan terhadap apapun. Sementara itu, menulis memberikanmu waktu untuk memikirkan posisi serta memilih kata-kata yang tepat untuk mengekspresikannya.
Merasakan emosi mendalam
Beberapa bukti menunjukkan bahwa seorang introvert mengalami emosi lebih intens dan cenderung kesulitan mengelolanya. Sensitivitas yang lebih besar ini dapat membantu menjelaskan mengapa banyak introvert mengalami depresi.
Berkepribadian introvert bukanlah hal yang buruk dan perlu ditutup atau diubah. Yang terpenting, seseorang perlu merasa aman dengan diri sendiri dan menerima diri apa adanya. Dengan begitu, seorang introvert bisa memaksimalkan potensi-potensi dari kepribadian alaminya.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi










