Apa Perbedaan Ambon dan Maluku? Simak Penjelasannya
AMBON merupakan pulau yang terletak di Kepulauan Maluku, tepatnya di selatan Pulau Seram. Saat ini, kota Ambon merupakan Ibu Kota Maluku.
Maluku adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku. Berbatasan dengan laut Seram di Utara, Samudra Hindia dan Laut Arafura di Selatan, Papua di Timur, dan Sulawesi di Barat, ibu kota dan kota terbesar dari Maluku adalah kota Ambon.
Mengutip dari Wikipedia , nama Maluku berasal dari konsep \'\'Maluku Kie Raha\'\'. Raha yang berarti empat, sedangkan kie berarti gunung yang mengacu pada empat pulau bergunung, yaitu Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo (Halmahera), dan Luku yang berarti tempat atau dunia. Jadi, jika digabungkan \'\'Maluku Kie Raha\'\' memiliki arti \'Dunia berdirinya empat gunung\'.
Perbedaan Ambon dan Maluku.
Sejarah
Pulau Ambon terbentuk pada zaman VOC, saat itu Ambon sangat dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu pusat penghasil rempah-rempah di Nusantara. Tepatnya sebelum Portugal menjajah Timor leste dan sebelum Batavia menjadi pusat VOC, 2 kekuatan besar yakni, Portugal dan VOC yang sama-sama memiliki pusat di kota Ambon.
Sementara sejarah Maluku sendiri mulai terbentuk 150 hingga satu juta tahun yang lalu, antara Zaman Kehidupan Tengah dan Zaman Es. Kepulauan Maluku tergabung dalam rangkaian Dangkalan Sahul yang terhubung dengan Australia.
Kepulauan Maluku pertama kali diduduki sekitar 30.000 tahun yang lalu oleh bangsa Austronesia-Melanesia yang terdiri dari Negrito dan Wedda, kemudian dilanjutkan oleh kedatangan bangsa Melayu Tua, Melayu Muda, kemudian Mongoloid, mengingat letak Maluku sebagai daerah lintas perpindahan penduduk Asia Tenggara ke Melanesia dan Mikronesia.
Meskipun demikian, Austronesia-Melanesia dan kebudayaannya tetap menjadi yang terbesar di Maluku. Pulau Seram sebagai nusa ina (pulau ibu) memegang kunci sebagai pusat penyebaran penduduk ke seluruh penjuru Kepulauan Maluku.
Suku Bangsa
Saat ini, penduduk Ambon banyak beragama Islam dan Kristen Protestan. Selain penduduk asli ada juga suku-suku lain di Indonesia yang puluhan tahun menetap di Ambon seperti suku Buton dari Sulawesi Tenggara, suku Minang dan Melayu dari Sumatra dan suku Bugis dan Toraja dari Sulawesi Selatan.
Namun, suku bangsa Alifuru adalah penduduk asli Ambon dan Maluku. Alifuru adalah suku kuno di Maluku yang menjadi induk dari banyaknya suku-suku yang ada sekarang. Kehidupan mereka banyak yang bercocok tanam di pegunungan dan menjadi pedagang di wilayah pesisir.
Sebagian besar penduduk yang beragama Islam mendiami Pulau Ambon bagian Utara (Leihitu) dan sebagian besar penduduk yang beragama Kristen terutama Protestan mendiami pulau Ambon bagian selatan (Lei Timur).
Kota Maluku juga memiliki suku bangsa tersendiri, Sebagian besar penduduk Maluku merupakan penduduk asli Maluku yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti suku-suku Alifuru, suku Ambon, Buru, dan Suku-suku pendatang.
Sebagian besar mendiami Ambon dan Maluku Tengah, di antaranya Bugis, Makassar, dan Buton serta suku-suku dari Jawa yang datang beriringan dengan Majapahit. Meskipun demikian, penduduk asli Maluku tercatat sejak dahulu kala telah melakukan berbagai perkawinan campuran dengan suku-suku pendatang serta Minahasa dan suku-suku dari Sumatera.
Selain itu, mengingat peran Maluku dalam sejarah perdagangan dunia, penduduk asli Maluku telah bercampur dengan bangsa Arab, India, dan Eropa (umumnya Belanda dan Portugis), dapat dilihat dari marga-marga asing yang masih digunakan orang Maluku hingga kini. Hal ini pun menjadi salah satu penyebab mengapa Maluku menjadi satu-satunya kawasan mestizo di Indonesia.






