Orangnya Sri Mulyani Murka Gegara Dikatain Iblis sama Bupati Meranti M Adil, Anak Buah AHY Pasang Badan: Kenapa Marah?
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari marah besar kepada Bupati Kepulaun Meranti, M Adil yang menyebut orang-orang Kemenkeu adalah setan dan iblis.
Rahayu bilang pernyataan tersebut jelas sangat elok dan melukai seluruh pegawai di Kementerian yang dipimpin Sri Mulyani itu. Menurutnya, berpendapat memang hak semua orang. Namun, tetap ada etika yang harus dijaga dalam menyampaikan pernyataan.
"Melabeli orang Kemenkeu sebagai \'setan atau iblis\' sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang Bupati di forum resmi kedinasan," kata Rahayu dikutip dari akun Twitternya @rahayupuspa7 Senin (12/12/2022).
Menanggapi kemarahan staf Kemenkeu tersebut, Kader Partai Demokrat Cipta Panca Laksana langsung pasang badan membela M. Adil. Dia mengatakan, apabila pegawai Kemenkeu merasa diri bukan setan atau iblis, maka sebaiknya tak perlu marah, pernyataan itu semestinya ditanggapi santai, kecuali orang-orang Kemenkeu memang karakter Iblis.
"Kalau gak benar kenapa marah? Tinggal jelasin aja kalau kami bukan setan dan iblis. Kecuali kalau memang setan dan iblis baru marah. Iya nga sih? ujar Panca dikutip dari unggahan twitternya, @panca66.
Untuk diketahui, Bupati Meranti M Adil menyebut pegawai Kemenkeu berisi iblis dan setan. Dia mengucapkan itu dalam acara koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah di Pekanbaru, Kamis (09/12/2022).
Adil kesal karena merasa tidak mendapat kejelasan terkait DBH yang mestinya diterima. Ia menilai Meranti layak mendapat DBH dengan hitungan US$ 100 per barel.
Baca Juga: Kuat Maruf Tahu Semuanya Sampai Berat Badan Putri Candrawathi Masih Dihafal: Saya Sudah Sempat Pegang Itunya, Rada Gede Nggak Kuat Aku!
Baca Juga: Mengerikan! Fatwa UAS Soal Bom Bunuh Dijadikan Motivasi Oleh Kelompok Teroris Jamaah Ansharut Daulah
Namun, menurutnya, pada 2022 ini DBH yang diterima hanya Rp114 miliar dengan hitungan US$60/barel. Ia mendesak Kemenkeu agar DBH yang diterima menggunakan hitungan US$100 per barel pada 2023 mendatang.










