KTT G20 Di Bali Sudah Berakhir Manfaat Infrastrukturnya Terasa Sampai Sekarang

KTT G20 Di Bali Sudah Berakhir Manfaat Infrastrukturnya Terasa Sampai Sekarang

Gaya Hidup | BuddyKu | Senin, 21 November 2022 - 07:55
share

Gegap gempita Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia sudah berakhir. Kendati begitu, manfaatnya masih berlanjut. Salah satunya, dari sisi infrastruktur.

Pemerintah telah mempersolek wajah Bali menjadi makin indah dipandang, rapi, serta bertambah nyaman. Perpaduan alam, budaya dan modern menyatu di Pulau Dewata.

Pembenahan infrastruktur yang dilakukan Pemerintah tidak hanya area pusat penyelenggaraan G20, yakni di Nusa Dua dan sekitarnya. Namun, sampai pelosok permukiman warga.

Dengan kendaraan roda dua, Rakyat Merdeka menerabas hujan deras, menyusuri beberapa lokasi infrastruktur yang sudah disiapkan untuk mendukung G20. Saat itu, momennya tepat di hari akhir penyelenggaraan KTT G20, Rabu (16/11).

Yang pertama dikunjungi, Embung Sanur. Jaraknya 23 kilometer dari Nusa Dua. Tepatnya di jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar Selatan.

Embung Sanur adalah area yang dibangun untuk meminimalisir potensi banjir di desa Simawang dan sekitar Denpasar. Selain fungs i utama, ada juga fungsi estetis dari area ini, yang menambah eksotisnya Bali.

Tidak seperti penampungan air biasa, Embung Sanur lebih mirip taman besar. Ada area joging, tanaman hias, pohon tinggi berbaris yang dibariskan dengan rapi, serta yang ikonik, patung air mancur.

Nah, di tengah-tengah air mancur itulah, terletak penampungan air besar. Alih-alih mirip tempat penampungan, Embung Sanur ini lebih mirip tempat wisata.

Luasnya area, kurang lebih 2,3 hektar. Sementara kolam penampungannya seluas 0,96 hektar. Kapasitas tampungan kolom mungkin bisa di atas 30 ribu meter kubik lebih.

Salah satu warga asli setempat, I Nyoman Budiarso yang ketika itu sedang berteduh dari derasnya hujan, mengakui manfaat dari pembangunan Embung Sanur, luar biasa.

Nyoman mengaku baru mendapat kesempatan bekerja sebagai penjaga sekaligus tukang kebun di wilayah itu. Jadi, selain mencegah banjir, Embung Sanur juga bisa memberi penghasilan baginya.

Saya baru kerja sebulan di sini. Kalau siang di sini panasnya luar biasa, tapi kalau hujan besar, di sini bisa menjadi penampungan air yang bagus, bebernya.

Menurutnya, ketika hujan lebat, air yang datang dari wilayah permukiman warga akan mengalir ke penampungan Embung Sanur. Selanjutnya, dengan mesin canggih yang terpasang di sana, air akan langsung terlepas ke Pantai Semawang.

Kalau sore suka ada orang ke sini bermain dan foto-foto, ucap Nyoman.

Sekitar 3 kilometer dari Embung Sanur, ada area persawahan yang juga sudah dirapikan jelang penyelenggaraan G20. Namanya, Prapat Beris Jogging Track Sanur. Lokasinya di Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan.

Area jogging ini lebih mirip trotoar yang dibangun di tengah hamparan sawah. Unik! Di tengah lintasan, ada susunan bambu dan kayu kecil yang membentang, menyerupai tenda. Spot bagus untuk berfoto.

Gilang, salah satu warga desa Sanur Kauh, bersyukur lantaran area itu kini jadi nyaman dilalui. Sebelum dibangun jogging track , jalanannya sangat tidak nyaman untuk dilalui.

Sekarang bagus, bisa buat main. Dulu, karena masih tanah kalau hujan ya becek campur tanah di sini, ucap Gilang, yang tengah berteduh saat sedang menggowes sepeda.

Sayangnya, jogging track ini belum banyak diketahui masyarakat lantaran lokasinya di tengah sawah. Untuk menuju lokasi, harus melalui pemukiman penduduk.

Sementara di area pusat penyelenggaraan KTT G20, persiapan infrastrukturnya jauh lebih wah.

Tak ada jalanan yang bopeng. Dari bandara sampai seluruh lokasi penyelenggaraan KTTG20, super mulus! Trotoarnya juga mulus. Bersih, tak ada sampah.

Pengemudi taksi online dari Aplikasi Gojek, I Nyoman Susanta berharap, jalan raya yang sudah dirapikan ini tetap terjaga.

Masyarakat maunya jalan yang sudah rapi ini bertahan lama, harapnya.

Sementara, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, sudah jauh hari jelang G20 terlihat istimewa.

Area VVIP yang menjadi tempat kedatangan para pemimpin negara sudah dibuat mewah. Di bawah PT Angkasa Pura I, bandara di Bali memberi kesan yang baik kepada orang-orang penting di dunia.

Rakyat Merdeka sempat mencicipi area VVIP bandara I Gusti Ngurah Rai jelang kedatangan Presiden dari 17 negara, pada Minggu (13/11).

Sebetulnya area tersebut tidak boleh dilalui siapapun, termasuk awak media. Namun reporter dan fotografer Rakyat Merdeka berhasil lolos sampai di pelataran gerbang masuk VVIP untuk meliput situasi, jelang kedatangan pemimpin dunia pada Minggu (13/11).

Rupanya, area tersebut sudah diawasi ketat oleh aparat gabungan bersenjata lengkap. Mereka yang bisa melintas harus punya ID khusus. Tidak cukup ID media G20.

Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) berbadan tinggi tegap, dengan kostum batik, datang menghampiri. Mereka bilang, area sudah diawasi secara ketat oleh CCTV. Dan tentu saja, ada penembak jitu alias sniper.

Mas jangan ambil gambar di sini. Ini Bahaya mas. Banyak CCTV, ada yang mantau kalau ada salah paham kasian masnya, ujar Paspampres yang tidak menyebutkan namanya.

Pantauan Rakyat Merdeka , Penataan lansekap dan realokasi EMPU (Ekspedisi Muatan Pesawat Udara) kargo dan bangunan lainnya sangat proporsional.

Aura budaya terpancar kuat lewat ukiran khas Bali yang terpampang di sana, membuat wajah Terminal VVIP Bandara Ngurah Rai kian rupawan.

General Manager Angkasa Pura I Bandara IGusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan menuturkan, pihaknya beserta seluruh stakeholder Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah melakukan koordinasi. Pelayanan tamu istimewa di G20 sudah dipersiapkan dengan matang.

Kami mempersiapkan segala sesuatunya untuk penyelenggaraan KTT Presidensi G20 seperti pembangunan gedung VVIP, perbaikan gedung VIP 1, perbaikan terminal internasional maupun domestik, dan perbaikan General Aviation Terminal. Semuanya itu digunakan sebagai alur khusus delegasi KTT Presidensi G20, beber Handy kepada Rakyat Merdeka , di sela-sela kesibukannya mengatur apron.

Terpisah, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, penyelenggaraan KTT G20 di Bali dibantu Pemerintah Pusat, dengan total pembangunan infrastruktur mencapai lebih dari Rp 800 miliar.

Ini semua mulai dari VVIP bandara, penataan jalan, kemudian penyemaian mangrove, benahi sana-sini segala macam. Rp 800 lebih miliar untuk membangun ini, ungkap Koster, beberapa waktu lalu.

Terpisah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, peningkatan aksesibilitas serta konektivitas jaringan infrastruktur jalan dan jembatan tidak hanya untuk G20.

Tapi untuk memberikan kelancaran, keselamatan, keamanan, juga kenyamanan para pengguna jalan.

Akses jalan yang semakin baik juga akan menunjang perekonomian masyarakat di kawasan sekitar dengan bangkitnya sektor pariwisata, ujar Pak Bas, yang menjadi man of the match saat memotret Presiden Jokowi dan Kepala Negara G20 di hutan mangrove.

Topik Menarik