Musim Hujan, Waspadai Ular Berkembang Biak

Musim Hujan, Waspadai Ular Berkembang Biak

Gaya Hidup | BuddyKu | Selasa, 15 November 2022 - 11:20
share

RADAR JOGJA Musim penghujan disebut menjadi masa berkembang biak dan penetasa telur ular. Terlebih saat terjadi hujan deras, hewan reptil itu akan keluar dari sarang. Masuk ke permukiman warga, untuk mencari daerah yang kering.

Selama Oktober, sudah ada 18 ular yang dievakuasi di Bantul. Sedangkan jika dihitung dari Januari, total ada 166 ekor ular yang berhasil diamankan. Jenisnya pun beragam. Namun mayotiras, adalah ular jenis kobra Jawa, koros, dan sanca. Kami imbau kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan. Supaya tidak menjadi sarang ular, pesan Irawan Kurnianto, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) BPBD Bantul kemarin (14/11).

Bahkan, seekor ular piton jenis sanca kembang baru dievakuasi oleh petugas damkarmat di permukiman warga kemarin. Hewan reptil dengan nama latin Malayopython reticulatus itu diamankan dari kandang ayam milik Sarnyata, warga Padukuhan Tangkil, Srihardono, Pundong. Pemilik kandang mengaku menyaksikan ular tersebut sekitar pukul 03.00 dini hari usai mendengar ayam peliharaannya berkokok keras.

Kejadian tersebut pun dilaporkan oleh Sarnyata kepada petugas Damkarmat BPBD Bantul sekitar pukul 06.00. Yang kemudian, ditindaklanjuti dengan kedatangan petugas untuk mengevakuasi ular tersebut. Irawan mengaku, ular sanca kembang itu belum sempat memakan ayam milik warga dan dalam upaya evakuasinya cukup mudah lantaran hewan tersebut tidak agresif. Ukuran ular kemungkinan lebih dari tiga meter, beber Irawan.

Sementara itu, Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi DIJ Etik Setyaningrum menyatakan, beberapa waktu terakhir ini memang intensitas hujan mulai meningkat. Kondisi itu cukup berpengaruh terhadap kondisi gelombang laut khususnya di wilayah selatan Pulau Jawa.

Seiring meningkatnya intensitas hujan, Etik mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap berbagai potensi bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, baliho roboh, hingga gelombang tinggi di wilayah pesisir. Potensi cuaca ekstrem masih bisa terjadi. Baik di periode peralihan maupun di puncak musim penghujan pada Januari-Februari 2023 nanti, ungkap Etik. (inu/eno)

Topik Menarik