Elon Musk Sebut Karyawan Twitter yang Kena PHK Dapat Pesangon 3 Bulan

Elon Musk Sebut Karyawan Twitter yang Kena PHK Dapat Pesangon 3 Bulan

Berita Utama | BuddyKu | Minggu, 6 November 2022 - 20:15
share

Elon Musk mengatakan, jika aksinya yang memecat sebagian besar karyawan Twitter adalah karena perusahaan tersebut merugi lebih dari USD4 juta (Rp62 miliar) setiap hari. Alhasil, untuk menyelamatkan perusahaan barunya itu, Musk harus merumahkan sejumlah karyawannya.

Meski begitu, Musk mengaku telah menawarkan pesangon 3 bulan kepada setiap karyawan Twitter yang terkena PHK. Jumlah tersebut lebih banyak 50% dari yang diwajibkan oleh badan hukum.

Pernyataannya itu ia suarakan lewat akun Twitter miliknya, sehari setelah mengirimkan surat pemecatan kepada para karyawannya.

Regarding Twitters reduction in force, unfortunately there is no choice when the company is losing over $4M/day.

Everyone exited was offered 3 months of severance, which is 50% more than legally required.

Elon Musk (@elonmusk) November 4, 2022

"Mengenai pengurangan di Twitter, sayangnya tidak ada pilihan lain ketika perusahaan merugi lebih dari $4 juta/hari. Setiap orang yang keluar ditawari 3 bulan pesangon, 50% lebih banyak dari yang diwajibkan secara hukum," ujar Musk.

Salah satu karyawan Twitter yang dipecat oleh Musk adalah Rachel Bonn, wanita yang saat ini tengah hamil delapan bulan itu menceritakan detik-detik saat akses laptop kerjanya tiba-tiba terkunci, sesaat sebelum pemecatan massal dilakukan.

"Kamis lalu di kantor SF, benar-benar hari terakhir Twitter adalah Twitter. Hamil 8 bulan dan punya anak 9 bulan. Baru saja terputus dari akses laptop #LoveWhereYouWorked," tulisnya.

Elon Musk Twitter
Rachel Bonn, salah satu karyawan Twitter yang terkena pemecatan dari Elon Musk. (Twitter/@RachBonn)

Dilansir dari NDTV , Rachel Bonn dipekerjakan oleh Twitter sebagai manajer pemasaran konten di kantor San Francisco sejak Juli 2019. Namun, perjalanan kariernya di Twitter kini harus terhenti usai Elon Musk memecatnya.

Diketahui, pemecatan tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi global yang diperintahkan oleh pemilik baru platform media sosial tersebut, yakni Elon Musk. Dengan Musk menjadi petinggi Twitter, maka platform tersebut dipercaya akan mengalami perombakan besar-besaran dari semua sektor.

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik