Mitos atau Fakta? Bulan Safar Konon Katanya Penuh Kesialan dan Wabah Penyakit, Kamu Merasakan Juga?

Mitos atau Fakta? Bulan Safar Konon Katanya Penuh Kesialan dan Wabah Penyakit, Kamu Merasakan Juga?

Gaya Hidup | herstory | Senin, 5 September 2022 - 07:55
share

Ternyata, beberapa orang meyakini bahwa bulan Safar dalam kalender Islam adalah bulan yang penuh dengan kesialan lho Beauty.

Menurut masyarakat Arab Saudi, dahulu banyak dipercaya akan banyak kesialan dan wabah penyakit yang datang di bulan ini.

Namun, apakah hal tersebut benar? Bagaimana pandangan menurut Islam atas keyakinan bulan Safar sebagai bulan yang penuh kesialan?

Menurut tanggalan Islam, Safar adalah bulan kedua setelah Muharam.

Dilansir dari MUI, dahulu masyarakat Arab jahiliyyah lah yang mencetus bahwa Safar adalah bulan yang penuh dengan kesialan dan kemalangan. Tepatnya, ini adalah waktu dimana banyak hal buruk akan terjadi dalam hidup.

Sedangkan, kalau diambil dari bahasa, Safar memiliki arti kosong. Hal ini karena dahulu orang Arab akan berpergian dan mengosongkan tempat pada bulan Safar.

Bahkan, beberapa orang Arab juga ada yang yakin bahwa bulan Safar ini akan banyak penyakit yang muncul dari perut dan digambarkan sebagai ulat yang besar dan bisa mematikan. Maka dari itu, Safar dipercaya memiliki banyak kesialan.

Namun, keyakinan ini nyatanya dibantah oleh Rasulullah SAW dalam hadits berikut.

"Tidak ada kesialan karena \'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi) dan tidak pula Safar (menganggap bulan Safar sebagai bulan haram atau keramat)." (HR Bukhari)

Dilansir dari NU Online, Adwa yang disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits tersebut adalah wabah penyakit yang menular dengan sendirinya, tanpa sebuah proses dan tanpa seizin Allah.

Dalam Islam, kesialan dan keberuntungan tak mengenal hari atau bulan. Semua itu akan terjadi dengan sendirinya oleh waktu yang sudah ditentukan Allah SWT, sang pencipta.

Maka dari itu, waktu bukanlah alasan atas semua kesialan yang terjadi melainkan nasib dan cara manusia tersebut menjalani kehidupannyalah yang memegang kendali.

Topik Menarik