Bangka Botanical Garden,  Oase di Lahan Bekas Tambang

Bangka Botanical Garden, Oase di Lahan Bekas Tambang

Gaya Hidup | koran-jakarta.com | Sabtu, 3 September 2022 - 00:00
share

Destinasi wisata Bangka Botanical Garden (BBG) bisa menjadi contoh merehabilitasi lahan kritis. Bukan hanya berubah menjadi lahan subur dengan ekosistem yang berkembang, namun juga menjadi destinasi favorit warga setempat.

Dari tadinya berupa lahan kritis dan terbengkalai, Bangka Botanical Garden (BBG) telah menjelma menjadi salah satu ikon agrowisata favorit di Pulau Bangka. Di Kota Pangkalpinang khususnya, BBG telah menjadi salah satu ikon wisata andalan dan selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Lahannya telah kembali subur dengan banyak pepohonan dan tanaman. Ekosistem lingkungan hidupnya telah berkembang ditandai dengan hadirnya kehidupan liar yang semakin kompleks. Setidaknya, ada 200 jenis satwa dan 2.000 jenis tumbuhan ada di tempat tersebut.
Pengelola mengembangkan tanaman hortikultura, peternakan sapi dan kolam ikan, serta penyediaan tanaman, dan memproduksi pakan ternak. Atas kemampuannya ini BBG menjadi lahan percontohan bagi pihak swasta dalam mengelola dan menciptakan ekosistem baru.
"Tempat ini menjadi tempat pendidikan karena banyak anak sekolah. Tempat penelitian boleh juga, dan tempat olahraga boleh juga karena tanahnya yang luas, lalu terakhir untuk tempat wisata," kata penanggung jawab BBG, Marthin Girsang, di kanal YouTube.
Di agrowisata ini, wisatawan dapat menikmati situasi damai nan sejuk. Dengan fasilitas tersebut mereka sekaligus dapat belajar tentang usaha pertanian, peternakan, serta perikanan terpadu yang dikelola secara organik dengan konsep zero waste.
Beralamat di Jalan Raya Pasir Padi, Kelurahan Temberan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, BBG memiliki luas 300 hektare. Pengunjung akan disambut dengan pintu gerbang berupa pohon cemara yang berjajar rapi dengan tinggi menjulang. Dari jalan berhias pohon cemara itu pengunjung diarahkan ke rumah panggung sebagai titik awal penjelajahan.
Pengunjung akan diajak melihat tanaman hortikultura yang dikembangkan berupa sayur-mayur seperti tomat, cabai, caisim, dan lainnya. Ada juga kebun buah naga dengan luas 2 hektare, dan pohon kurma yang berjumlah 600 buah.
Sayur-mayur dan tanaman buah-buahan yang ada di pupuk dari kotoran sapi yang diternakan, sekaligus untuk melengkapi konsep zero waste. Konsep ini berupa proses meminimalkan hilangnya limbah dan sisa produksi.
Pada konsep tersebut apabila terdapat sampah atau limbah, sisa tersebut dapat digunakan kembali sebagai bahan yang berguna untuk produksi lainnya. Hal ini akan menjaga keseimbangan lingkungan hidup, sehingga pemanfaatan limbah dapat dimaksimalkan.
Contoh konkret dari penerapan zero waste adalah digunakannya pupuk dari kotoran sapi. BBG kini memiliki sekitar 250 ekor sapi yang terdiri dari sapi pedaging, sapi perah, dan sapi Bali. Sebelum jumlah sapi mencapai 1.000, BBG tidak akan memotong seekorpun untuk konsumsi. Nantinya setelah lahannya siap, sapi-sapi ini akan dilepas di lapangan hijau berpagar area wisata.
Saat ini sapi-sapi di ternak dalam kandang pada area seluas 5 hektare. Dengan konsep zero waste, kotoran diolah kembali menjadi pupuk untuk penyubur tanaman dan rumput yang menjadi makanannya.
Kotoran sapi dari kandang dikumpulkan, lalu difermentasi selama 21 hari. Tujuannya untuk menghidupkan sejumlah mikroba yang mendukung kesuburan tanah. Untuk lahan 1 hektare dibutuhkan 150 ton kotoran sapi yang telah dicampur dengan serat tanaman dan serbuk bekas gergaji.
Susu murni hasil perahan, beserta hasil ikan dan sayur dijual sebagai menu di kafe yang ada di dalam kawasan BBG. Bangunan kafe yang menonjolkan unsur kayu dan batu ini menjadi tempat yang asyik untuk melepas lelah setelah menjelajahi seluruh sudut perkebunan.
Kotoran sapi bukan hanya menjadi pupuk bagi tanaman saja namun untuk pemupukan ikan. Ikan-ikan di ini tersebut tumbuh subur berkat pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran sapi dan air seninya. Ada 14 kolam ikan berbagai jenis mulai ikan mas, nila, kakap putih, dan patin.
BBG menyediakan kolam untuk memancing bagi wisatawan yang memiliki hobi ini atau sekedar meramaikan liburan bersama keluarga. Di tepi kolam tersedia pondok yang bisa disewa tempat bagi wisatawan untuk menikmati ikan hasil pancingannya.

Penghargaan Kalpataru
Tidak mudah menyulap lahan kritis berupa rawa berpasir yang telah ditinggalkan begitu saja setelah timahnya habis ditambang. Untuk mengubahnya menjadi lahan subur tempat tumbuh aneka pepohonan dan tanaman hidup bagi bermacam binatang, Johan Riduan Hassan harus berjuang keras.
Ia yang menjadi pemilik PT Dona Kembara Jaya Menggunakan dana dari program corporate social responsibility (CSR) untuk merestorasi. Pada 2006 hasilnya sudah mulai kelihatan, tempat ini sudah banyak ditumbuhi tanaman.
Sebelumnya mengubah lahan tersebut ia bertemu seorang direktur tambang timah di Phuket, Thailand. Provinsi itu sudah tidak lagi menambang logam itu sejak 1986, namun demikian perekonomian tetap hidup berkat wisata. Dari sektor pariwisata bisa menghasilkan 3 kali lipatnya dari apa yang dihasilkan dari timah.
Ia mengungkapkan mengungkapkan ada empat tujuan pengembangan kawasan BBG sebagai paru-paru Kota Pangkalpinang ini. Yaitu sebagai tempat penelitian lingkungan, sarana edukasi perbaikan lingkungan, wahana olahraga dan hobi (pemancingan, jogging track, sepeda, dan fotografi), serta lahan pendapatan bagi perusahaan dan masyarakat sekitar.
Aktivitas pertanian, peternakan dan perikanan di kawasan untuk memberikan keuntungan secara finansial bagi seluruh pelaku. Produksi buah naga sekitar 5 ton dalam 3 bulan terakhir mampu membiayai sebagian operasional kawasan ini.
Produksi susu sapi dari 250 ekor sapi perah yang dimiliki mencapai 400 liter per hari. Hasil penjualan ini ditambah dengan penjualan hasil sayuran juga menerapkan sistem bagi hasil dengan petani setempat merupakan pemasukan penting bagi BBG.
Oleh karenanya dalam sebuah media pada 2012, ia mengungkapkan ingin menjadikan sebuah area lahan kritis bekas tambang untuk direhabilitasi. "Saya ingin orang Bangka ini bagaimana melihat perbaikan lingkungan bukan cost center (pengeluaran) tetapi menjadi profit center (penghasilan)," kata dia.
Keberhasilannya ini membuat ini dianugerahi penghargaan Kalpataru pada 2010. Penghargaan oleh pemerintah RI ini diberikan sebagai bentuk apresiasi tertinggi kepada para pejuang lingkungan hidup dan kehutanan. hay/I-1

Bertetangga dengan Pantai Pasir Putih

Yang menguntungkan saat berwisata ke Bangka Botanical Garden (BBG) yaitu lokasinya yang berbatasan langsung dengan Pantai Pasir Padi yang berada di sisi timurnya. Pantai ini berada di Kelurahan Temberan, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
Pantai yang langsung menghadap ke Laut Natuna, memiliki panjang garis pantai sekitar 2 kilometer dengan ombak yang tenang. Pasir pantainya lembut, dengan warna putih cerah.
Ketika basah teksturnya menjadi sangat padat. Pantainya cukup landai sehingga wisatawan bisa bermain air hingga jarak 300 meter ke tengah laut.
Sepanjang pantainya ditanami pohon cemara sebagi peneduh. Tidak jauh dari bibir pantai terdapat sebuah daratan kecil yang bernama Pulau Punai. Wisatawan dapat berjalan ke pulau ini ketika air laut sedang surut.
Kelandaian pantai inti mendukung wisatawan untuk melakukan bermacam aktivitas. Berenang, bermain layang-layang, voli pantai, sepakbola, motor cross atau sekedar berjalan-jalan di atas air. Bibir pantainya pengunjung bisa rebahan atau duduk santai sambil menikmati kesegaran es kelapa muda yang dijajakan penjual.
Pantai Pasir Padi merupakan objek wisata yang paling banyak dikunjungi masyarakat, terutama masyarakat Kota Pangkalpinang dan sekitarnya. Pada hari libur jumlah kunjungan wisatawan menurut data dinas pariwisata setempat mencapai 6.000 orang per hari.
Saat ini kawasan wisata Pantai Pasir Padi tersedia fasilitas pendukung seperti hotel atau resort, restoran, tempat souvenir, arena bermain anak, outbound dan ketangkasan serta permainan olahraga air. Bukan hanya itu di sepanjang pantai terdapat rumah makan yang menyediakan makanan laut seperti ikan, kepiting, cumi, kerang-kerangan dan lain-lain dengan harga yang relatif murah.
Saat ini Pantai Pasir Padi telah dikelola dengan baik. Di masa depan pantai tersebut direncanakan akan dibangun mega proyek Pasir Padi Waterfront City atau kota baru di atas air terbesar se-Asia Tenggara.
Asal usul nama Pantai Pasir Padi menurut masyarakat sekitar karena pasirnya layaknya buliran padi. Uniknya pasir yang lembut dan padat membuat area ini sering dijadikan arena balap sepeda.
Untuk bisa menikmati keindahan dari Pantai Pasir Padi, kamu hanya perlu membayar tiket masuk seharga 10 ribu rupiah saja. hay/I-1

Topik Menarik