Review Film Mencuri Raden Saleh, Sajian Heist nan Asyik
GwiGwi.com Dikisahkan Piko (Iqbal Ramadhan), seorang mahasiswa yang keahliannya adalah melukis. Namun, karena ia BU alias butuh uang, ia memanfaatkan keahliannya untuk membuat lukisan palsu.
Kemudian, Ucup (Angga Yunanda) adalah teman yang membantunya keahliannya adalah mengambil data-data mengenai lukisan yang ia curi dari situs-situs penting serta jualan barang-barang black market, dan ia adalah seorang Hacker.

Mereka berdua yang sedang bingung bagaimana cara mendapatkan uang untuk membebaskan ayahnya Piko yang mendekam di Jeruji besi, tiba-tiba saja diberi tawaran untuk mencuri lukisan Raden Saleh di Istana Presiden dengan cara menukarnya dengan yang palsu. Tak main-main, mereka diberikan tawaran sejumlah milyaran rupiah.
Mereka yang sempat bingung akhirnya mengiyakan tawaran tersebut. Mereka akhirnya membentuk tim yang terdiri dari Ucup, Piko, Sarah (Aghniny Haque), Gofar (Umay Shahab), Tuktuk (Ari Irham), dan Fella (Rachel Amanda). Masing-masing dari mereka memiliki keahlian yang berbeda dalam membantu pencurian terbesar abad ini.
Akankah mereka berhasil?
Kronologi Lengkap Dugaan Perselingkuhan Inara Rusli dan Insanul Fahmi, Suami Wardatina Mawa
Langsung aja ke filmnya, Plot dalam film ini terbilang asyik untuk diikuti. Tak butuh teori berat tentang politik ala-ala pencurian di film-film Hollywood, film ini mampu menawarkan sesuatu yang tidak umum, yakni dengan menjadikan anak muda sebagai karakter utama dan mereka berhasil tampil dengan apik.
Dengan menjadikan anak muda sebagai karakter utama, nampaknya sang sutradara Angga Dwimas Sasongko memahami betul bahwa pencurian dalam film ini tak boleh langsung berhasil dengan cara-cara keren seperti film pencurian pada umumnya.
Dengan latar belakang dari masing-masing karakter yang diberikan dari menit awal film ini dimulai, penonton diajak untuk mampu memahami apa yang menjadi landasan motivasi para komplotan ini untuk mencuri.

Film ini dengan perlahan membangun pace nya dengan menunjukkan bahwa para remaja ini hanyalah pencuri amatiran yang terpaksa mencuri.
Alasan mereka juga realistis, mulai dari hutang orangtua, biaya kuliah, dan berbagai permasalahan yang juga dialami oleh orang-orang di kehidupan nyata.
Masing-masing karakter mengisi perannya dengan sangat baik. Tak ada karakter yang terlalu menonjol di film ini. Semua sesuai porsi, dengan skill keahlian masing-masing yang membantu jalannya pencurian lukisan ini.
Baik Piko, Ucup, Sarah, Gofar, Tuktuk, dan Fella mereka berhasil mengisi porsi masing2 karakter dan berhasil diperankan oleh jajaran cast yang mentereng.
Dan selain dari akting para pemain utamanya tadi, pemeran pendukungnya seperti ayahnya Piko, hingga Permadi, mampu hadir dengan baik dan mampu membuat kisah Ini lebih hidup dan tersaji dengan solid.

Musik skoring ala film heist yang ditampilkan di film ini sukses menghidupkan nuansa heist yang ada di dalam filmnya. Sekilas, mungkin akan mirip dengan Oceans Eleven. Tapi jelas, film ini berbeda.
Sinematografi yang dihadirkan oleh Angga Dwimas Sasongko dihadirkan dengan ciamik. Kita akan melihat suasana yang berbeda dari tempat dekat stasiun Jakarta Kota, yang dihias jadi arena balapan liar para pemuda.
Shoot kamera ketika adegan pencurian di area SCBD dan aksi juga membuat penontonnya seakan-akan ikut terhanyut dalam ceritanya, dan merasakan ketegangan yang ada.
Penempatan produk iklan pada film ini memang tidak terlalu mengganggu. Namun tetap saja, di beberapa adegan terasa terlalu sering disorot, namun untungnya tak membuat cerita di film ini menjadi buyar karena iklan.
Karena paham betul untuk product placement harus sesuai dengan esensi filmnya dan masuknya harus pas tanpa terkesan memaksa ataupun ada desakan dari pihak sponsor.
Percayakan saja kepada sineasnya, then the filmmaker knows best .
Secara keseluruhan, film Mencuri Raden Saleh adalah paket lengkap bagi kamu pencinta film heist. Mulai dari planning, perekrutan, dan eksekusi, ditampilkan secara perlahan sehingga menghasilkan klimaks yang mengagumkan.










