Mahasiswa Baru Unhas Dikeluarkan Karena Ngaku Non-Biner, Apa Itu?
Sebuah video di media sosial memperlihatkan seorang mahasiswa baru dikeluarkan oleh seorang dosen Universitas Hasanuddin ( Unhas ).
Mahasiswa tersebut dikeluarkan karena mengaku non-biner atau netral gender saat mengikuti Orientasi Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Hukum Unhas.
Menurut sebuah video yang diupload oleh @roaring_rora, kejadian tersebut bermula dari seorang siswa yang menggunakan kipas tangan di dalam kelas.
Dia kemudian dipanggil ke depan oleh dosen dan ditanya mengapa dia menggunakan kipas angin. Ketika ditanya apa jenis kelaminnya, siswa itu menjawab "netral" atau "non-biner."
"Kamu mau sekali jadi perempuan atau laki-laki?" tanya Wakil Dekan III Fakultas Hukum Unhas dikutip, Senin (22/8/2022).
"Tidak keduanya, ditengah-tengah. Makanya netral pak," jawab mahasiswa tersebut.
Hingga hari ini, video tersebut telah ditonton 3,3 juta kali. 4,947 retweets, 9,928 Quote Tweets, 27.2K Likes, 2,862 comments
Netizen pun mengomentari video viral tersebut.
Kalo pun dia di tolak ga ke gitu caranya, bukan krn dia berbeda lantaran jd bahaya di lingkungan,seolah mnentang perbedaan. Si bapak itu kerja di lingkup berpendidikan tp dirinya kayak ga berpendidikan," ujar @puung***
"Pasti bukan orang bugis/makassar dua orang itu. hanya orang kita yang mengakui ada lima gender dalam kehidupan sehari-hari di sulawesi selatan. atau bisa jadi tempat pengajiannya salah itu dua orang."sambung @arminh***
"Yg ditanya itu secara fisik, bukan orientasi. secara fisik dia laki2, entah itu nanti mau dia gay, bisex, atau apalah, itu emng terserah dia. administrasi di Indonesia hanya mengenal laki-laki atau perempuan. jangan sok2 open-minded, hargai juga aturan negara sendiri, @riyansya***
"Jujur aneh banget sih ngurusin orientasi seksual mahasiswa, mending urus birokrasi anda agar lebih baik. Kurang kerjaan bgt,"@ineffableth***
Lalu apa itu non-biner?
Umumnya, identitas gender seseorang sesuai dengan jenis kelamin biologis atau anatomi seksualnya saat lahir.
Sebab, dari sudut pandang ini, seseorang bisa dikatakan berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ini jelas berbeda dengan istilah non-biner, atau juga dikenal sebagai genderqueer.
Gender queer atau non-biner adalah istilah identitas gender yang tidak mengacu pada gender tertentu seperti perempuan atau laki-laki.
Nonbiner dapat berada di antara ataupun di luar dua gender tersebut. Dalam konteks ini, identitas gender merujuk pada persepsi internal seseorang.
Identitas gender tergantung dari bagaimana seseorang memandang dirinya, bukan berdasarkan kondisi biologis yang ditentukan dari jenis kelamin.
Sebenarnya, di dalam lingkungan atau secara medis, kelompok genderqueer tetap dianggap sebagai pria ataupun wanita.
Hanya, mereka sendiri tidak mengasosiasikan dirinya ke dalam gender pria atau wanita.
Dengan kata lain, kelompok non binary atau genderqueer tidak mengakui jenis kelaminnya secara spesifik, terlepas dari apa pun penampilan fisiknya.
Kelompok non-biner melihat diri mereka memiliki kedua jenis kelamin, bahkan jika mereka sebenarnya memiliki satu jenis kelamin atau bahkan keduanya (orang interseks).
Inilah sebabnya mengapa kata ganti orang ketiga atau jamak untuk kelompok dengan identitas gender nonbiner adalah "mereka" daripada "dia".
Ini karena "dia" adalah kata ganti yang hanya mengacu pada satu jenis kelamin tertentu sebagai laki-laki atau perempuan.







