Waduh! Joe Biden Disebut Ingin Lengserkan Vladimir Putin lewat Konflik Ukraina

Waduh! Joe Biden Disebut Ingin Lengserkan Vladimir Putin lewat Konflik Ukraina

Gaya Hidup | BuddyKu | Minggu, 14 Agustus 2022 - 08:15
share

WASHINGTON, iNews.id - Mantan anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Tulsi Gabbard menyebut Joe Biden memanfaatkan krisis Ukraina untuk merekayasa perubahan rezim Rusia. Bukan hanya itu, dia menyebut krisis Ukraina menjadi makanan bagi industri militer AS.

Dalam wawancara dengan Fox News yang disiarkan Jumat lalu, perempuan yang pernah mengikuti konvensi pilpres AS 2020 Partai Demokrat itu juga mengkritik sanksi keras yang diterapkan negaranya kepada Rusia. Sanksi tersebut hanya merugikan AS dan Eropa, sementara Rusia tetap mendapat keuntungan dari penjualan produk energinya, termasuk ke negara lain.

Eropa berada dalam krisis energi besar-besaran sekarang, katanya, seperti dilaporkan kembali RT. Dia menjabarkan beberapa ancaman itu seperti rekor lonjakan harga listrik di Prancis, berkurangnya penerangan umum, ancaman kekurangan pemanas saat musim dingin di Jerman, serta pembatasan penggunaan energi rumah dan bisnis di Inggris dan Spanyol.

Mengapa semua ini terjadi? Karena sanksi Joe Biden... Ini adalah masalah pasokan yang dibuat Joe Biden, yang (jutru) menguntungkan Rusia, ujarnya. AS dan Uni Eropa menerapkan beberapa putaran sanksi ekonomi terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina pada Februari lalu. Selain itu, AS menyetop impor minyak dan gas Rusia. Uni Eropa secara bertahap juga mengurangi pasokan energi Rusia.

Beberapa negara Eropa bahkan sudah tak mendapat pasokan sama sekali lantaran menolak membayar energi Rusia menggunakan mata uang rubel, seperti diminta Moskow. Bukan hanya itu, sanksi yang diterapkan juga berdampak pada pemeliharaan jaringan pipa gas ke Eropa, padahal sekitar 40 persen kebutuhan Uni Eropa masih bergantung pada Rusia.

Di sisi lain, Rusia diperkirakan akan mendapat keuntungan penjualan gas berlipat ganda tahun ini. Lebih lanjut Gabbard juga mengkritik pemerintahan Joe Biden yang terus mengirim senjata ke Ukraina. Langkah itu bertolak belakang dengan moralitas. Dia juga curiga Biden menghendaki perubahan rezim di Rusia alias ingin menggulingkan Vladimir Putin dari konflik ini.

Ini bukan tentang rakyat Ukraina atau melindungi demokrasi. Ini tentang perubahan rezim di Rusia dan memanfaatkan perang ini untuk memperkuat NATO serta memberi makan industri militer, tuturnya. Sebelumnya Biden pernah mengatakan Vladimir Putin tidak bisa terus berkuasa, meski pernyataan itu buru-buru diklarifikasi Gedung Putih.

Selain itu, pada Maret, Biden juga mengatakan akan ada tatanan dunia baru dan AS akan memimpinnya. Lagi-lagi, penasihat presiden, Brian Deese, meluruskan pernyataan itu bahwa tingginya harga energi sebagai harga untuk menempa tatanan dunia liberal. Gabbard merupakan sosok politikus yang sejak lama menentang keterlibatan AS dalam mendanai konflik asing.

Selama masa jabatannya di Kongres, dari 2013 hingga 2021, dia menyerukan dialog dengan Rusia serta menentang kebijakan garis keras terhadap terorisme yang dikaitkan dengan Islam. Dia mengikuti konvensi pilpres dari Partai Demokrat pada 2020, namun gagal. Gabbard juga dituduh sebagai boneka Rusia oleh sesama politisi Demokrat. Sejak tak lagi menjadi anggota Kongres pada 2021, Gabbard tetap menjadi anggota cadangan Angkatan Darat AS.


Topik Menarik