Kenalan Yuk Sama Trashbag Community, Komunitas Peduli Sampah Gunung

Kenalan Yuk Sama Trashbag Community, Komunitas Peduli Sampah Gunung

Gaya Hidup | netralnews.com | Senin, 8 Agustus 2022 - 21:16
share


JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Berangkat dari keprihatinan akan bahaya membuang sampah di gunung, sekelompok pegiat alam bebas tergerak untuk membentuk sebuah komunitas yang dinamai \'Trashbag Community\'.


Fokus dari komunitas yang terbentuk pada 11 November 2011 ini adalah bagaimana mengatasi masalah sampah dihutandan gunung di Indonesia.


"Trashbag Community ini salah satu komunitas pegiat alam bebas yang berfokus untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di gunung," kata Anggota Dewan Pengurus Pusat (DPP) bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) I Putu Dharmaning Jayaruchi kepada Netralnews, Minggu (7/8/2022).


Dengan menerapkan konservasi alam,Trashbag Community aktif menggerakan kampanye untuk menjadikan hutan dan gunung di Indonesia bebas dari sampah.


"Jadi misi kita itu untuk bagaimana caranya agar setiap pendaki sadar akan bahaya sampah itu ada di atas gunung, sehingga mereka tidak meninggalkan sampahnya di gunung," ujar Jayaruchi.


Dalam giat mengatasi masalah sampah di hutan dan gunung, Trashbag Community menerapkan tiga metodologi, yakni aksi, edukasi, dan pengawasan.


Untuk metodologi aksi, para anggota Trashbag Community terjun langsung melakukan pendakian dan membawa turun sampah di gunung mana pun yang ditemui.


"Jadi kami naik ke atas gunung melakukan operasi bersih, dan anggota yang naik ke atas selalu turun dengan melakukan pembersihan jalur," tutur Jayaruchi.


Selain aksi nyata, komunitas yang didirikan oleh Ragil Budi Wibowo (Rage) ini juga mengedukasi masyarakat khusunya para pendaki tentang bahasa sampah yang ditinggalkan di hutan dan gunung.


Edukasi dilakukan Trashbag Community melalui berbagai kegiatan seperti diskusi bersama organisasi atau para komunitas pecinta alam dan masyarakat umum termasuk generasi muda yang hobi berpetualang, kemudian mengedukasi lewat keikutsertaan di berbagai event, pun melalui jejaring media sosial Trashbag Community seperti Facebook dan Instagram.


"Ketiga soal pengawasan, kami berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk masyarakat untuk saling menjaga dan mengingatkan agar sampah tidak ditinggalkan di atas. Kolaborasi juga dilakukan dengan pemerintah daerah, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan elemen lainnya," jelas

Jayaruchi.


Berdiri selama hampir 11 tahun, komunitas dengan slogan \'Gunung Bukan Tempat Sampah\' ini telah memiliki sekitar 1.300 anggota dan simpatisan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Trashbag Community juga membentuk pengurus di wilayah regional yang disebut Dewan Pengurus Daerah (DPD).


"Sudah ada beberapa regional mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, sampai wilayah Indonesia Timur. Jumlah total anggota dan simpatisan sekitar 1.300 orang yang tersebar di berbagai daerah," ungkap Jayaruchi.


Lebih lanjut, Jayaruchi mengatakan bahwa pihaknya berencana menggelar aksi bersih gunung secara serentak di beberapa gunung di Indonesia pada November- Desember 2022. Kegiatan tahunan ini dinamai \'Sapu Jagad\'.


"Kemungkinan di akhir tahun ini akan diselenggarakan kegiatan Sapu Jagad, yaitu pembersihan gunung serentak se-Indonesia. Itu kalau tidak ada halangan akan dilakukan pada November sampai Desember," jelasnya.


Sebagai informasi, Trashbag Community

turut berpartisipasi dalam Indonesia Internasional Outdoor Festival (IIOutfest) 2022. Pada festival yang dihadiri ratusan komunitas outdoor adventure ini, Trashbag Community getol mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan hutan dan gunung kepada para pengunjung IIOutfest.


Kehadiran IIOutfest sangat bermanfaat, karena disini kami bisa kampanye dengan cakupan masyarakat yang lebih luas, terutama masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang bagaimana bahaya sampah di gunung," terang Jayaruchi.


"Kita sadari fokus sampah terjadi di wilayah rumah tangga dan pesisir, sedangkan gunung dan hutan jarang perhatikan secara khusus. Melalui event ini kita bisa lebih sosialisasi bahwa sampah di hutan dan gunung juga tidak kalah berbahayanya," pungkasnya.



Topik Menarik