Hukuman Mati di Iran, Mengapa Negara Ini Mengeksekusi Perempuan Lebih Banyak dari Negara Lain?

Hukuman Mati di Iran, Mengapa Negara Ini Mengeksekusi Perempuan Lebih Banyak dari Negara Lain?

Gaya Hidup | BuddyKu | Senin, 8 Agustus 2022 - 05:12
share

HUKUMAN mati di Iran kepada wanita terus menjadi pertentangan banyak negara. Iran melakukan eksekusi mati besar-besaran pada bulan juli lalu.

Sekitar 32 orang tewas dalam eksekusi tersebut termasuk tiga orang wanita yang mendapat tuduhan pembunuhan terhadap suaminya.

Direktur Eksekutif Organisasi HAM Iran yang berbasis di Amerika Serikat, Roya Boroumand mengatakan, di Iran tidak ada hukuman penjara dan pengampunan bagi seseorang yang melakukan tindak pembunuhan.

Hukuman mati memang lebih banyak dialamatkan untuk narapidana laki-laki. Namun dengan dieksekusinya 9 orang wanita beberapa waktu terakhir menjadi tambahan dari total keseluruhan.

Boroumand menyatakan kepada BBC bahwa 233 perempuan telah dieksekusi mati antara tahun 2000 hingga 2022.

Infografis Negara Penghasil Wanita Cantik di ASEAN

Catatan eksekusi antara lain 106 perempuan karena terlibat pembunuhan dan 96 perempuan lainnya terjerat kasus narkoba dan sisanya karena terlibat hubungan seksual di luar nikah alias perzinahan.

Meningkatnya jumlah eksekusi mati kepada perempuan tidak lepas karena kakunya hukum yang berlaku di Iran. Penegak hukum Iran baru bisa meringankan atau menghapuskan hukuman eksekusi mati jika keluarga korban memaafkan.

Selain itu, eksekusi mati untuk perempuan lebih banyak karena tidak adanya bantuan penangguhan hukum, hukum terlalu melemahkan perempuan dan seksisme yang merajalela.

Seorang aktivis Iran, Athena Daemi dalam wawancaranya kepada BBC menjelaskan bahwa sulitnya meminta penangguhan hukum pada aparat penjara. Saat itu, Daemi berusaha menegosiasi hukuman perempuan Afghanistan, Jalali karena telah membunuh suaminya.

Daemi meminta otoritas penjara untuk memberikan nomor telepon keluarga suami Jalali untuk meminta pengampunan. Tetapi otoritas penjara tidak memberikan dan justru menyulitkan proses negosiasi.

Hukum terlalu lemahkan perempuan

Daemi juga mengungkapkan bahwa penjara bagi perempuan sangatlah tidak layak dan rentan terjadi kasus kekerasan di dalam penjara. Proses sidang yang dijalani seorang perempuan Iran juga cenderung berat sebelah dan merugikan.

Sebagian besar pengacara Iran, hakim dan jaksa adalah laki-laki. Mereka juga tidak memberikan dukungan untuk terdakwa khususnya terdakwa perempuan. Dalam kasus pembunuhan pernyataan dari keluarga terbunuh jauh lebih penting dari penjelasan terdakwa.

Ilustrasi Eksekusi Mati

Seksisme merajalela

Tak hanya Daemi, Asieh Amini seorang jurnalis Iran juga memberikan keterangan tentang kasus yang menjerat perempuan Iran yang mendapat eksekusi mati.

Kebanyakan dari mereka dipaksa menikah oleh keluarganya. Namun ketika anak perempuan mereka menghadapi masalah, orangtua perempuan Iran tidak akan membantu sedikitpun.

Perempuan Iran juga tidak mudah untuk mengajukan putusan perceraian ke pengadilan. Perempuan yang dijatuhi hukuman mati tidak mendapat dukungan sama sekali dari orangtua mereka.

Beberapa dari perempuan ini mengaku bahwa mereka melakukan pembunuhan sendiri atau dibantu oleh seseorang. Tetapi hampir semuanya menekankan bahwa seandainya ada cara untuk mendukung mereka melawan kekerasan yang mereka alami, mereka tidak akan melakukan pembunuhan, terang Amini.

Topik Menarik