Di Era Gus Yahya Imin Susah Jualan NU

Di Era Gus Yahya Imin Susah Jualan NU

Gaya Hidup | BuddyKu | Minggu, 7 Agustus 2022 - 06:57
share

Sejak resmi menahkodai PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya berkali-kali peringatkan parpol tidak menarik organisasinya buat jualan politik. Larangan Gus Yahya ini, tentunya bikin repot PKB dan juga Muhaimin Iskandar. Imin yang sekarang lagi berjuang jadi cawapresnya Prabowo, tentu makin susah buat jualan NU lagi.

Hubungan antara PKB dengan PBNU selaku induknya belakangan ini memang lagi kurang baik. Beberapa kali, antara Gus Yahya dan Imin saling melempar kritik. Pemicunya tak lain dari sikap Gus Yahya yang keras melarang PKB dan Imin buat menjadikan NU sebagai dagangan politik.

Saat berpidato di acara 10 Tahun Forum Pemred di Kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (5/8), Gus Yahya kembali mengungkit masalah tersebut. Dia mengingatkan, para kontestan Pemilu 2024 termasuk PKB untuk tidak menggunakan lagi identitas NU sebagai senjata meraih kemenangan.

Sebuntu apapun para kontestan ini di dalam menonjolkan atau di dalam menghadapi kompetisi yang ada, kita mohon betul supaya jangan menggunakan identitas sebagai senjata. Apakah itu identitas etnik, agama, termasuk NU, ujar Gus Yahya.

Menariknya, di acara tersebut juga dihadiri para tokoh parpol, termasuk Cak Imin. Menurut Gus Yahya hal ini perlu ditekankan sebab NU sering dikejar-kejar oleh kontestan Pemilu.

Berbeda dengan Muhammadiyah yang menurutnya bisa mengambil jarak. Muhammadiyah ini bisa bebas mengambil jarak dari kompetisi semacam ini. NU ini mau lari pun dikejar-kejar. Jadi, kita perlu punya perhatian yang lebih terkait dengan hal ini, tandasnya.

Meskipun tidak menyebut spesifik parpol, PKB menganggap pernyataan Gus Yahya itu diarahkan padanya. Namun, Ketua DPP PKB, Daniel Johan menilai, peringatan Gus Yahya itu sulit untuk dilakukan.

Kenapa? Selama ini, kata dia, PKB dan NU tidak bisa dipisahkan. Bahkan, partainya sendiri lahir dari rahim NU. Pun, program maupun perjuangan partai, selaras dengan program kebangsaan dan persatuan NU. Logo PKB saja identik dengan lambang NU, dan itu warisan dari para pendiri PKB yang juga Kyai sepuh NU, ujar Daniel kepada Rakyat Merdeka , kemarin.

Daniel, justru menepis adanya kerenggangan hubungan antara NU dengan PKB. Sejauh ini, katanya, partainya dan ormas terbesar di Indonesia itu memiliki kerja sama yang baik. Terindikasi, dari hampir seluruh kader PKB berangkat dari ormas NU.

Karena waktu pertama kali PKB didirikan, yang mendirikan cabang-cabang PKB se-Indonesia juga para pengurus NU, slogan yang didengungkan para pendiri adalah PKB itu dari NU untuk bangsa, dasar pendiriannya pun resmi surat kop NU, ujarnya.

Artinya, kata Daniel, PKB tidak bisa dipisahkan dari identitas NU. Meski begitu, politisi PKB di Senayan ini mengamini, pihaknya tidak pernah membawa bendera NU saat berkampanye. Hal ini, sebagai wujud menghargai organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Untuk diketahui, hubungan PKB dengan PBNU di bawah komando Gus Yahya terkesan tidak harmonis. Di awali ketika Gus Yahya memanggil seluruh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) yang menggunakan kantornya untuk deklarasi pencapresan Cak Imin.

Kubu Cak Imin tidak tinggal diam. Salah satu perlawanannya adalah dengan memunculkan kaos bertuliskan Warga NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural Sekarepmu. Singkat cerita, Gus Yahya mewarning dengan tegas melalui pernyataan di Forum Pemred, Jumat lalu.

Gayung bersambut, arahan Gus Yahya langsung diterapkan. PCNU Sidoarjo, menerbitkan surat instruksi larangan penggunaan atribut NU dalam kegiatan partai politik, tepat sebelum pelaksanaan Gus Muhaimin Festival The Next 2024, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (6/8).

Pokoknya seluruh kegiatan politik apapun kami imbau untuk tidak menggunakan atribut NU, ujar Ketua PCNU Sidoarjo, Zainal Abidin.

Menurut Zainal, atribut NU yang dilarang digunakan dalam acara politik dari mulai bendera, kaus, seragam, jaket atau benda apapun yang berlambangkan NU. Termasuk kaus NU, seragam Ansor, dan jaket Banser.

Ini sudah sesuai dengan instruksi Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Jangan sampai NU dijadikan tunggangan partai politik untuk kepentingan sesaat. Karena politik NU, politik kebangsaan, katanya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menganalisa, masa depan hubungan PKB dengan PBNU semakin rumit. Kondisinya, saat ini sudah terjadi perang terbuka antara Cak Imin dengan Gus Yahya. Situasi ini, menyulitkan PKB dan Cak Imin di Pemilu 2024.

Pernyataan Gus Yahya itu siapa lagi kalau bukan ke PKB. Itu sudah terang benderang. Perang terbuka antara Gus Yahya dengan Cak Imin. Bukan hanya PKB susah jualan NU, bahkan haram hukumnya PKB pakai nama NU, ujar Adi, kepada Rakyat Merdeka , kemarin.

Pengamat politik asal UIN Jakarta ini memastikan, pertarungan ini menyulitkan PKB di pesta demokrasi mendatang. Apalagi, partai ini ingin mengorbitkan Cak Imin sebagai calon kandidat di Pilpres 2024.

Artinya, akan tumbuh asumsi publik bahwa PKB dengan NU itu tidak solid. Padahal, basis PKB itu sendiri berasal dari Ormas NU. Jika perselisihan ini diteruskan, maka tidak menutup kemungkinan suara PKB akan merosot tajam.

Adi juga menyatakan sangat sulit menyatukan Gus Yahya dengan Cak Imin. Termasuk, jika menggunakan jalur kekeluargaan. Pasalnya, perseteruan antara keduanya sudah masuk kategori perang terbuka.

Suasananya, saat ini PKB tidak ada urusan dengan PBNU. Begitupun sebaliknya. Jadi ini agak rumit kalau mau disatukan, pungkasnya. [BSH]

Topik Menarik