Benarkah Nabi Musa Bertemu Nabi Syuaib di Madyan?

Benarkah Nabi Musa Bertemu Nabi Syuaib di Madyan?

Gaya Hidup | BuddyKu | Kamis, 4 Agustus 2022 - 21:12
share

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Nabi Musa Alaihi Salam meninggalkan Mesir setelah mengetahui bahwa Fir\'aun berencana menangkap dan membunuhnya. Ia kemudian berjalan hingga sampai ke negeri Madyan.

Nabi Musa sampai di sebuah sumber air yang biasa menjadi tempat bagi masyarakat Madyan meminumkan ternaknya. Di tempat itu, nabi Musa menjumpai penduduk Madyan sedang memberi minum ternak-ternaknya. Ia juga melihat dua gadis belia sedang menanti giliran untuk memberi minum ternak-ternak yang mereka bawa.

Kedua gadis itu menunggu agak jauh di belakang para lelaki dari penggembala-penggembala kaum Madyan yang sedang memberi minum ternak-ternak mereka di sumber air tersebut. Keduanya menahan ternak-ternak yang dibawanya agar tidak menuju ke sumber air sebelum para penggembala Madyan yang sedang berada di sumber air selesai memberi minum ternak-ternaknya.

Nabi Musa pun bertanya kepada kedua gadis itu tentang apa maksud yang dilakukan keduanya. Kedua gadis tersebut menjelaskan pada nabi Musa bahwa mereka tidak mungkin bisa memberi minum ternak-ternaknya hingga penggembala Madyan lainnya selesai memberi minum ternak-ternaknya.

Kedua gadis itu juga memberitahu nabi Musa bahwa ayah mereka sudah berusia lanjut sehingga tidak memungkinkan mengambil air untuk ternak-ternaknya.

Nabi Musa pun tergerak hatinya untuk membantu kedua gadis itu. Nabi Musa kemudian membantu memberikan minum untuk ternak-ternak yang dibawa dua gadis itu. Setelah membantu kedua gadis itu, nabi Musa berteduh di bawah pohon.

Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran ustaz Syahrullah Iskandar menjelaskan bahwa dalam sejumlah riwayat dijelaskan bahwa Nabi Musa melakukan perjalanan dari Mesir ke Madyan selama enam hari. Riwayat lain menyebutkan selama tujuh hari. Nabi Musa tidak membawa perbekalan sama sekali. Ia pun merasakan lapar, sehingga berdoa kepada Allah :

Ya Tuhanku sesungguhnya terhadap apa yang telah engaku turunkan kepadaku, saya sangat membutuhkannya.

Ustadz Syahrullah menjelaskan kata khair dalam doa tersebut bermakna makanan. Karena nabi Musa mengalami lapar setelah melakukan perjalanan jauh.

"Poin yang bisa kita petik adalah bahwa dunia itu tidak ada apa-apanya dibanding mencari ridha Allah SWT. Nabi Musa tak berharap harta, dia tinggal di Istananya Firaun bergelimang harta, tapi karena dia tidak senang dengan situasi sikap dan kaumnya, sikapnya firaun yang seperti itu, maka dia pun meninggalkan istana. Bahkan dia jadi buron oleh firaun dan bala tentaranya. Seandainya dia berpikir harta ngapain lari dari situ cukup tunduk patuh akan maunya firaun, harta akan mengelilingi dia. Tapi ternyata nabi Musa menghindari yang seperti itu," kara ustaz Syahrullah saat mengisi kajian tafsir Alquran surat Al Qasash ayat 23-25 dalam kitab Min Wahyil Quran karya Syekh Yasin Muhammad Yahya di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran beberapa hari lalu.

Topik Menarik