Ada Narasi China "Gemeteran" Kalau Anies Baswedan Jadi Presiden, Musni Umar Bantah Tegas: Anies Hanya Ingin…

Ada Narasi China "Gemeteran" Kalau Anies Baswedan Jadi Presiden, Musni Umar Bantah Tegas: Anies Hanya Ingin…

Gaya Hidup | BuddyKu | Rabu, 3 Agustus 2022 - 00:31
share

Sebagai sosok kandidat calon presiden (Capres) yang bahkan saat ini sering dikatakan terkuat di luar lingkar kekuasaan Jokowi , Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak pernah absen mendapat perhatian publik.

Elektabilitas yang selalu tinggi di beberapa lembaga survei juga menguatkan posisi Anies sebagai capres potensial di 2024.

Kini kehebatan Anies mulai disebarkan oleh beberapa pihak, bahkan ada narasi yang menyebut bahwa jika Anies Baswedan jadi presiden, maka Cina akan takut.

Hanya saja, bagi Sosiolog Musni Umar , hal itu tidaklah tepat. Menurut sosok yang kerap membela Anies Baswedan itu, narasi China takut dengan Anies adalah berlebihan. Menurutnya Anies adalah sahabat perjuangan.

Ada yang sebut China cemas dengan fenomena Anies jelang pemilu 2024. Saya tegaskan Anies bukan musuh, tapi sahabat seperjuangan, cuit Musni lewat akun twitter pribadinya, dikutip Selasa (2/8/22).

Atas dasar itu, Rektor Universitas Ibnu Chaldun tersebut mengungkapkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika Anies jadi presiden.

Hal ini karena menurut Musni, Anies ingin adanya kemajuan bersama termasuk dalam hal investasi.

Tidak perlu cemas apalagi takut karena Anies hanya ingin kita maju bersama. Mereka yang investasi di Indo. untung, bgs Indo juga untung. Win-win, tambah Musni.

Ada yg sebut China cemas dgn fenomena Anies jelang pemilu 2024. Saya tegaskan Anies bukan musuh, tapi shbt seperjuangan. Tdk perlu cemas apalagi takut krn Anies hanya ingin kita maju bersm. Mrk yg investasi di Indo. untung, bgs Indo juga untung.
Win-win. https://t.co/1570UZzPuM

Musni Umar (@musniumar) August 1, 2022

Sebelumnya Dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) Memet Hakim menyebut bahwa Anies ditakuti oleh China.

Anies ditakuti beberapa partai dan bahkan para naga dan petinggi China. Namanya telah membuat gentar kalangan politik yang berseberangan dengannya, kata Memet dikutip dari suaranasional.com (2/8/22).

Topik Menarik