Kontrol Senjata Nuklir, Biden Tawarkan Pembicaraan dengan Rusia

Kontrol Senjata Nuklir, Biden Tawarkan Pembicaraan dengan Rusia

Gaya Hidup | BuddyKu | Selasa, 2 Agustus 2022 - 15:35
share

WASHINGTON - Washington telah menyatakan kesiapannya untuk menegosiasikan kerangka kontrol senjata baru dengan Rusia untuk berpotensi menggantikan New START, atau Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membuat pernyataan pada Senin (1/8/2022) dalam sebuah pernyataan menjelang konferensi tinjauan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) kesepuluh.

Hari ini, pemerintahan saya siap untuk segera menegosiasikan kerangka kontrol senjata baru untuk menggantikan START Baru ketika itu berakhir pada 2026. Tetapi negosiasi membutuhkan mitra yang bersedia beroperasi dengan itikad baik, terangnya.

Pada saat yang sama, Biden mengklaim bahwa Moskow telah menghancurkan perdamaian di Eropa dengan operasi militernya yang brutal dan tidak beralasan di Ukraina, yang menjadi serangan terhadap prinsip-prinsip dasar tatanan internasional.

Dalam konteks ini, Rusia harus menunjukkan bahwa mereka siap untuk melanjutkan pekerjaan pengendalian senjata nuklir dengan Amerika Serikat, katanya, dikutip RT.

Biden juga meminta Beijing untuk mengambil bagian dalam pembicaraan tentang perlucutan senjata nuklir.

China juga memiliki tanggung jawab sebagai negara senjata nuklir NPT dan anggota P5 untuk terlibat dalam pembicaraan yang akan mengurangi risiko salah perhitungan dan mengatasi dinamika militer yang tidak stabil. Tidak ada manfaat bagi negara kita, atau bagi dunia, untuk menolak keterlibatan substantif dalam pengendalian senjata dan non-proliferasi nuklir, lanjutnya.

Sementara Moskow telah berulang kali meminta AS untuk memperpanjang kesepakatan tanpa syarat selama lima tahun lagi, Washington melayangkan berbagai proposal tentang amandemennya, yaitu meminta China untuk berpartisipasi.

Penanda New START secara efektif merupakan perjanjian kontrol senjata besar terakhir yang tersisa antara Rusia dan AS. Perjanjian itu diselamatkan setelah pelantikan Biden pada Januari 2021, tak lama sebelum kesepakatan itu akan berakhir.

Beijing secara konsisten menolak upaya mantan pemerintah AS untuk menyeretnya ke dalam kerangka kerja dan menolak untuk bergabung dalam pembicaraan tentang perluasan perjanjian AS-Rusia. China berpendapat bahwa persenjataan nuklirnya terlalu kecil dibandingkan dengan persediaan yang dipelihara oleh AS dan Rusia.

Topik Menarik